Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

7 Kesalahan Entrepreneur Generasi Milineal

Generasi kelahiran antara tahun 1980 sampai tahun 2000 biasa dijuluki generasi Y atau generasi milenial. Generasi penuh gaya dan serba instant. Namun ada beberapa hal yang mereka lupakan dalam menjalani kehidupan, baik itu karir maupun urusan pribadi. Pada bidang usaha atau yang akrab disebut entrepreneur para generasi millennial merupakan beberapa hal. Misalnya saja sebagai berikut ini:

1. Tidak Tahu Cara Mengatur Projek

Banyak generasi millennial membuka kegiatan bisnis dengan sangat sederhana. Hari ini buka usaha A, besok sudah ganti usaha B. Selain pindah-pindah usaha itu tidak baik, para generasi millennial juga tak tahu bagaimana cara mengelola sebuat projek. Ada projek masuk, tetapi tidak mengerti bagaimana mengambil projek tersebut, tidak tahu bagaimana mengoptimalkan projek dan seterusnya. Akhirnya setiap projek hanya berahkir dengan ganti jenis usaha.

2. Malas Belajar

Aneh memang generasi millennial itu, ketika bicara soal entrepreneur semangatnya menggebu seolah mereka adalah entrepreneur sejati. Tetapi kalah sudah menyangkut bagaimana cara belajar jadi entrepreneur yang baik, mereka malas. Coba saja hitung berapa banyak entrepreneur muda yang mengembangkan usahanya berdasarkan pengetahuan yang bersumber dari buka, majalah, sumber informasi dan lainya? Pasti lebih banyak yang asal jalan.

3. Mengabaikan kesehatan

Ketika sedang semangat-semangatnya berkarir, jarang para eksekutif muda ini meluangkan waktu untuk memperhatikan kesehatannya. Mereka sangat tahu bagaimana cara merawat kesehatan, baik itu tampilan luar dengan perawatan kulit dan wajah ataupun perawatan organ dalam dengan berolahraga dan asupan diet sehat.

Mereka sangat paham akan pentingnya aktifitas gerak tubuh, namun untuk sekedar meluangkan waktu di tengah kesibukan itu sangat susah untuk dilakukan. Coba kita bayangkan seorang karyawan normal yang bekerja sebanyak 40 jam per minggu saja masih kocar-kacir mengalokasikan waktu untuk sekedar jalan kaki.

Apalagi mereka para generasi milenial yang terkadang dituntut untuk selalu berinovasi mengeluarkan ide-ide yang fresh dan unik untuk dapat memajukan bisnis dan karirnya. Banyak dari pengakuan mereka bahwa mereka bekerja secara professional 50 jam per minggu. Dan yang lebih parahnya lagi entrepreneur dan CEO muda menghabiskan waktu kerja selama 60 jam per minggunya.

Tidak ada daya lagi buat mereka untuk berolahraga, sepertinya untuk bernapaspun cukup kesulitan tampaknya. Belum lagi waktu untuk keluarga tercinta dan hang out bersama teman-teman. Habislah sudah waktunya dalam sehari. Memang susah jika kita tidak mendisiplinkan diri sendiri untuk menginvestasikan waktu untuk kesehatan kita. Hanya kita yang akan merasakan  dampak dari pengabaian pola hidup sehat ini.

Namun yang perlu diingat adalah, kita hanya memiliki satu kesempatan hidup dan kita hanya memiliki satu tubuh, percayalah dengan merawatnya sejak sekarang, manfaatnya akan kita rasakan di kala usia menjelang senja.

4. Tidak sabar dan mudah menyerah

Entrepreneur generasi milenial banyak yang berkarir di bidang start up. Dimana kreatifitas dan imajinasi memegang peranan penting. Ketika para pemuda ini berpendapat telah mengeluarkan segala jurus jitunya dan ternyata dihadapkan pada penolakan, hal ini terkadang tidak bisa diterima dengan lapang dada dan membuat keputusan untuk “quit”.

Seorang Jack Ma pernah menceritakan kisah masa lalunya yang kerap mendapat penolakan mulai dari pihak Harvard sampai perusahaan makanan seperti KFC pun tidak segan-segan memberi respon “No” terhadap idenya. Namun bila Jack Ma berhenti sampai disana, tidak akan kita semua sekarang mengenal Jack Ma seorang pebisnis online paling sukses di benua Asia ini. Seorang founder dari Alibaba Group yang telah berhasil mengakuisisi Lazada Group.

5. Kebanyakan NATO alias No Action Talk Only

Sebagai generasi millennial, tidak diragukan lagi ide-ide cemerlang bermunculan secara massif di kalangan muda belia nan produktif ini. Namun sayangnya, mereka terbiasa adu argumentasi namun kalah dalam realisasi. Ide yang begitu brilian mereka muntahkan dan goal-goal yang fantastis adalah targetnya.

Dalam pengeksekusiannya, sering kali mereka bingung. Siapa yang akan menjadi eksekutornya. Apakah mereka ? Banyak yang geleng kepala. Mereka merasa bahwa dengan kejeniusannya sudah cukup, namun biarlah orang lain yang take action-nya.

Sungguh satu kesalahan besar apabila ide yang bagus tersebut malah dikerjakan oleh orang yang tidak memiliki andil dalam mengeluarkan ide tersebut, atau bahkan tidak terlalu mengerti inti dari gagasan yang diajukan.  Pendelegasian ini hanya akan membuang ide menjadi suatu hal yang tidak memiliki plus point.

6. Konsumeristis

Tidak ada salahnya bila para eksekutif  muda ini ingin menghibur diri dengan cara membelanjakan uang yang telah dengan susah payah diraihnya selama sebulan penuh. Akan tetapi bukan berarti setiap terima gajian semua uang harus dihabiskan dalam sekejap. Kebanyakan generasi milenial ini lupa akan hari depannya. Saat menerima gaji seakan menghirup udara segar di pagi hari.

Sebisa mungkin langsung dipergunakan untk keperluan-keperluan yang terkadang kita para orang tua hanya bisa menatap prihatin akan kecerobohan mereka menghabiskan uang. Mereka banyak yang lupa atau bahkan tidak pernah menabung untuk hari esok. Padahal siapapun tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Disaat terdesak, generasi Y ini hanya bisa kebingungan, malah banyak dari mereka yang kembali menadahkan tangan meminta bantuan orang tua.

Ketidakmauannya menyisihkan uang ini seringkali menjadi hambatan bagi mereka yang ingin merintis bisnis. Bisnis memerlukan dana yang tidak sedikit. Jika setiap kali gajian uang habis, tidak ada lagi yang tersisa buat merealisasikan cita-cita.

Maka ide bisnis yang telah dibolak-balik di luar kepala ini hanyalah menjadi sebuah ide tanpa realita. Gaya hidup yang konsumeristis dan ketidakmampuan mengelola uang menjadi satu kesalahan yang dilakukan oleh para entrepreneur generasi milenial ini.

7. Tidak Fokus

Salah satu bagian tersulit dalam membangun bisnis adalah mengidentifikasi di mana dan bagaimana menginvestasikan sumber daya tim (waktu, uang dan bakat). Sering kali tidak fokus karena banyaknya sumber daya yang berbeda. Lebih baik, buat keputusan dan berpegang teguh pada keputusan tersebut.

Tanpa tujuan yang jelas, enterpreneur bisa saja malah menjauh dari visi awal tanpa disadari. Pengusaha pemula sering menjadi terganggu oleh ide-ide yang mencolok, entah itu berasal dari dalam atau luar perusahaan. Mengejar terlalu banyak peluang hanya akan membuat kinerja tim anda melambat.

Akhirnya

Rekan muda millennial, ini bukanlah cara pandang skeptis dalam  melihat pola hidup kalian. Namun ini hanyalah sebuah penelitian yang telah diambil dari beberapa sumber dalam mengamati kehidupan kalangan muda yang menjadi generasi penerus bangsa. Negara kita  Indonesia tercinta membutuhkan kalian, teruslah berkarya dan bekerja. Bijaksanalah dalam bertindak dan berucap. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat bagi kita semua.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang 7 kesalahan entrepreneur generasi milineal, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Skill yang Harus Dimiliki Supaya Jadi Enterpreneur Sukses
10 Kesalahan Paling Sering Dilakukan Mahasiswa Baru
5 Kesalahan yang Dapat “Membunuh” Bisnis
Apa Itu Cash is King?
Cara Membesarkan Anak agar Memiliki Mental Entrepreneur
Cara Terbaik Untuk Memperluas Jaringan Profesional
15 Kesalahan Umum Dalam Mengelola Keuangan dan Bagaimana Cara Mengatasinya
10 Kesalahan Mengatur Keuangan Pribadi yang Harus Dihindari
5 Pengusaha Mancanegara yang Sukses Setelah Umur 40 Tahun
10 Kesalahan saat Liburan ke Luar Negeri


Bagikan Ke Teman Anda