Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Jenis-Jenis Negoisasi

Negoisasi merupakan hal paling lumrah yang kita lakukan sehari-hari. Tiap orang biasanya bernegoisasi untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Namun terkadang, keinginan tersebut terbentur oleh keinginan orang lain yang bertentangan. Oleh sebab itu, negoisasi perlu dilakukan demi mendapatkan hasil yang bisa diterima oleh kedua belah pihak.

Apa itu negoisasi?

Negoisasi adalah suatu proses saat para pihak terkait ingin menyelesaikan permasalahan, melakukan suatu persetujuan untuk suatu perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan suatu keuntungan tertentu. Bisa diartikan juga berusaha menyelesaikan permasalahan demi keuntungan bersama.

Negoisasi jadi salah satu cara bagi dua atau lebih pihak yang berbeda kepentingan dalam mencari kesepahaman. Caranya dengan mempertemukan penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai suatu kesepakatan atau kesepahaman kepentingan. Baik itu berupa pendirian, pendapat, maksud, ataupun tujuan.

Dikatakan juga bahwa negoisasi merupakan perundingan antara dua pihak yang di dalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan juga tawar menawar. Selain itu, negoisasi juga merupakan suatu klimaks dari proses interaksi yang dilakukan dua pihak untuk saling memberi dan menerima dengan kesepakatan bersama.

Negoisasi ini bisa muncul karena adanya perebutan sumber daya, yaitu salah satu pihak menginginkan sesuatu yang dikuasai oleh pihak lain atau sebaliknya. Bisa juga karena adanya perbedaan persepsi. Misalnya, salah satu pihak ingin menyelaraskan pandangan yang tadinya berbeda terhadap suatu hal yang bisa saja berpotensi menimbulkan konflik atau menghalangi pencapaian tujuan.

Jenis negoisasi berdasarkan pendekatan hasil

Hasil dari adanya suatu negoisasi pun bervariasi, tergantung dari bagaimana para negoisator mengutarakan pendapatnya. Berikut ini beberapa jenis negoisasi berdasarkan pendekatan hasil yang dimaksud.

  1. Win – win negoitations

Pada jenis negoisasi satu ini, kedua belah pihak akan mendapat keuntungan yang sama baiknya. Nah, negoisasi dengan jenis seperti ini biasa disebut juga dengan expand the pie.

Jika dianalogikan dengan membelah kue pai, ketimbang satu pihak harus mendapatkan potongan pai lebih kecil dari pihak lainnya, akan lebih baik untuk memperbesar pai yang ada.

Bagaimana caranya?

Dalam bernegoisasi, cobalah untuk berpikir outside the box. Maksudnya, jangan hanya memikirkan keuntungan di depan mata saja tapi juga cari keuntungan lain. Bisa jadi, keuntungan tersebut memengaruhi keputusan yang akan diambil nantinya.

Misalnya, dalam suatu proses negoisasi, Anda meminta kenaikan gaji. Sudah pasti atasan Anda tidak menginginkannya karena akan menambah beban perusahaan.

Namun, jika Anda mampu memberikan gambaran baik ke depannya, sudah pasti atasan Anda akan menganggap bahwa pengeluaran yang dilakukan tidak akan sia-sia. Misalnya seperti meningkatkan komitmen dan beban pekerjaan. Sebab, pekerjaan tersebut akan cepat selesai dan tak perlu repot mencari pegawai baru.

  1. Win – lose negoitations

Negoisasi jenis ini memungkinkan adanya pihak yang mendapat keuntungan lebih banyak dibanding pihak lain. Biasanya sering terjadi pada suatu kegiatan jual beli, dimana bila pihak penjual bisa menjual barangnya dengan harga cukup tinggi. Dengan demikian, penjual tersebut menjadi pemenang dalam negoisasi dan pembeli harus menjadi pihak yang kalah.

Cara memenangkan negoisasi yang berakhir dengan hasil win – lose adalah mendengarkan dan memahami apa yang lawan negoisasi Anda utarakan. Biarkan saja mereka menuturkan semua argumennya sampai benar-benar tuntas.

Nah, manfaatkan kesempatan ini untuk mencari poin-poin yang bisa Anda manfaatkan untuk melawan balik. Ketika sudah mendapatkannya, gunakana poin tersebut sebagai argumen dan buat kalimat yang pas untuk memperkuatnya.

Contoh sederhananya, jika Anda ingin membeli buah di pasar. Misal, si penjual ingin menjual mahal karena sedang membutuhkan uang, maka Anda bisa memanfaatkannya dengan cara memberikan penawaran lebih rendah. Caranya, beri mereka gambaran bahwa belum tentu target tersebut terpenuhi jika tidak ada sama sekali yang membeli karena harganya terlalu mahal.

  1. Lose – lose negoitations

Negoisasi jenis ini adalah negoisasi yang paling dihindari siapapun. Pasalnya, kedua belah pihak akan mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginannya. Bisa dikatakan juga, negoisasi tersebut mengalami kegagalan.

Hal ini terjadi ketika negoisasi yang dilakukan tidak menemukan titik terang, tapi tetap harus muncul suatu keputusan. Meski keputusan tersebut tidak menguntungkan sama sekali. Hasil negoisasi seperti ini sudah pasti bukan yang diinginkan semua orang. Namun seringkali, keputusan ini harus diambil untuk menghindari kerugian yang jauh lebih besar.

Misalnya, dalam suatu proses jual beli, Anda ingin membeli buah. Namun yang tersisa hanyalah buah dengan kualitas rendah. Mau tidak mau, penjual harus menurunkan harganya agar buah tersebut terjual meski dengan keuntungan yang tidak diharapkan.

Ketahuilah, hasil dari suatu negoisasi yang dilakukan sangat bergantung pada negoisatornya sendiri. Setiap jenis negoisasi sudah pasti memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Bagi Anda yang ingin meningkatkan kemampuan negoisasi, maka ada baiknya untuk mengetahui lebih dulu perihal hasil yang ingin dicapai beserta cara mendapatkannya.

Tahapan proses negoisasi

Menurut para ahli, tahapan proses negoisasi meliputi beberapa hal di antaranya:

1. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini ada tiga tugas utama, yaitu:

  • Negoitation objective

Merencanakan sasaran atau target yang diinginkan agar negoisasi menghasilkan suatu keputusan yang diinginkan. Ada dua jenis sasaran dalam negoisasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar.

  • Negoitation strategy

Memutuskan strategi yang tepat sebagai cara untuk mencapai tujuan bernegoisasi. Strategi negoisasi ini ada tiga jenis, yaitu:

    • Strategi kooperatif adalah kedua belah pihak yang bernegoisasi akan saling menguntungkan atau win – win solution.
    • Strategi kompetitif adalah terjadinya kompetisi antara kedua belah pihak karena sama-sama ingin memenangkan negoisasi.
    • Strategi analitis adalah negoisasi sebagai pemecah suatu masalah yang tengah dihadapi.
  • Memperjelas proses negoisasi yang terjadi

Suatu proses tawar menawar yang bisa membuat kesepakatan antara kedua belah pihak dan pastinya saling menguntungkan.

2. Tahap implementasi

Pada tahapan ini sudah bukan suatu rencana lagi tapi sudah berupa perilaku yang diperlukan saat negoisasi. Adapun beberapa komponen penting pada tahapan ini di antaranya:

  • Taktik dengan cara

Negoisator harus tahu bagaimana cara agar tujuan yang diinginkan bisa terapai dan bisa mengendalikan proses negoisasi secara utuh.

  • Taktik bekerja sama

Mendengarkan keinginan dari pihak lain demi terjalinnya suatu kerja sama.

  • Taktik tidak bertindak

Tidak mudah mengubah keinginan yang dicapai agar tetap fokus pada tujuan awal.

  • Taktik melangkah ke tujuan lain

Tindakan ini memungkinkan agar pihak lain tidak membahas persoalan yang sudah dibahas sehingga negoisator mendapat peluang untuk mendapatkan hal yang diinginkan.

3. Tahap peninjauan negoisasi

Dalam tahap ini, negoisator meninjau kembali apa yang akan dilakukan selama negoisasi tersebut berlangsung. Ada beberapa alasan yang mendukung terjadinya tahap peninjauan negoisasi ini, yaitu:

  • Untuk mengetahui apakah sudah berhasil mencapai tujuan.
  • Mempelajari pengalaman jika terjadi kegagalan.
  • Mempertahankan cara negoisasi yang baik jika berhasil menang.

Cara bernegoisasi yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang aktif secara sosial pasti pernah mengalami suatu proses negoisasi dalam hidupnya. Kegiatan negoisasi tak sekadar terjadi dalam urusan bisnis maupun suatu kesepakatan kerja.

Hal ini disebabkan karena negoisasi merupakan suatu proses mempertemukan kesepakatan dari beberapa pihak dengan keinginan dan pernyataan yang berbeda. Jadi, negoisasi memang sangat dibutukan agar bisa tetap menguntungkan kedua pihak yang dimaksud tersebut.

Negoisasi tidak sama dengan debat. Perdebatan terjadi karena kedua pihak saling mempertahankan pendapatnya masing-masing demi memenangkan kepentingan sendiri. Namun, negoisasi dilakukan untuk mendapatkan titik tengah dari perbedaan tersebut sehingga hasilnya akan tetap menguntungkan kedua pihak dan tidak berat sebelah.

Perbedaan antara negoisasi dan debat ini kerap tidak disadari oleh orang-orang awam pada umumnya. Tak heran jika kemudian kesalahan pemahaman ini berujung pada suatu permasalahan atau perselisihan baru. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda mengetahui beberapa teknik negoisasi yang tepat agar lebih mudah menemukan titik temu dari dua keinginan yang berbeda.

Berikut ini beberapa teknik negoisasi yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Fokus pada alasan, bukan pernyataan yang disampaikan satu sama lain

Setiap orang pasti memiliki alasan dalam menyatakan sesuatu. Namun terkadang, alasan paling dasar dalam suatu pernyataan tidak tersampaikan dengan baik. Misalnya, ada dua orang bernama Ali dan Budi sedang beradu pendapat tentang pintu rumah. Ali ingin pintu tersebut terbuka, sementara Budi ingin pintu tersebut ditutup. Keduanya tidak saling mengatakan alasan masing-msing.

Padahal, Ali ingin pintu tersebut dibuka agar sirkulasi udara bisa lebih baik. Di sisi lain, Budi tidak setuju karena angin yang masuk bisa menerbangkan kertas-kertas pekerjaannya.

Seandainya mereka saling mengetahui alasan dari kedua pernyataan tersebut, mereka bisa mencari alternatif solusi yang sesuai dengan keinginan masing-masing. Ali bisa membuka pintu tersebut dengan memberikan sebuah map untuk menyimpan kertas-kertas milik Budi sehingga tidak beterbangan.

  1. Mempertanyakan berbagai alasan yang mungkin muncul

Mempertanyakan berbagai kemungkinan alasan yang muncul bisa membuat contoh kasus Ali dan Budi jadi lebih mudah diselesaikan. Tidak semua orang bisa menjelaskan alasan atas keinginannya padahal mempertanyakan alasan dari keinginan tersebut bisa menggali kejujuran lebih dalam.

Apabila pihak negoisator lain masih belum bisa menerima solusi yang diberikan, sebaiknya pertanyakan kembali mengapa hal tersebut tidak disetujui. Bertanya merupakan solusi terbaik untuk mengetahui alasan atas pendapat dan keinginan pihak lain.

  1. Memperhatikan faktor kebutuhan dasar manusia

Beberapa faktor kebutuhan manusia, seperti kesehatan, keuangan, keamanan, kenyamanan, dan lain sebagainya sering jadi dasar atas alasan pernyataan yang pihak negosiator lain sampaikan. Anda boleh coba menerka dan mempertanyakan pada mereka tentang faktor kebutuhan apa yang menjadi alasan keinginan orang tersebut.

Misalnya, jika sahabat Anda menolak diajak pergi ke suatu tempat, tanyakan apakah faktor keuangan yang menjadi alasannya untuk menolak ajakan tersebut.

  1. Mencari alternatif solusi lain agar keinginan bisa tetap terwujud

Mencari kemungkinan adanya solusi alternatif dalam suatu masalah perlu dilakukan demi menyesuaikan keinginan kedua pihak dengan mudah. Namun sayangnya, ada empat kebiasaan manusia yang menyempitkan pencarian alternatif solusi tersebut.

Di antaranya, prasangka buruk mengenai alternatif yang ada, asumsi yang sifatnya sepihak, terjebak dalam suatu jawaban, sampai rasa tidak peduli akan masalah pihak lain. Padahal sikap seperti ini justru menimbulkan adanya perselisihan.

  1. Posisikan diri Anda sebagai negoisator

Negoisasi bukan bertujuan untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Sebaiknya, posisikan diri Anda sebagai pihak lain. Posisikan diri Anda pada apa yang dirasakan oleh pihak oposisi jika keinginannya tidak bisa terwujud. Anda bisa bayangkan berapa besar kerugian yang mungkin harus diterima jika pernyataan yang mereka sampaikan tidak bisa terealisasi sesuai harapan. Dengan demikian, kedua pihak bisa saling berpikir dengan lebih realistis.

Nah, berbekal pemahaman dan penggunaan teknik-teknik negoisasi di atas, kita bukan hanya bisa menemukan sebuah solusi yang menguntungkan kedua pihak tapi juga membina hubungan baik dengan mereka. Alhasil, mereka pun bisa lebih mudah memberikan toleransi dan kompromi pada kasus negoisasi yang mungkin terjadi berikutnya.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis negoisasi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Jenis-jenis Laporan Keuangan yang Perlu Anda Ketahui
Pengertian Kedaulatan Dan Jenis-Jenisnya
Jenis-Jenis Restoran yang Menguntungkan
Mengenal 5 Jenis Arisan, Mana yang Jadi Favorit Anda?
Jenis-Jenis Ikan Hias Air Tawar Yang Langka
Rasio Solvabilitas: Definisi, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Memahami tentang Biaya Produksi dan Jenis-jenisnya
Jenis-Jenis Kartel dan Dampak Negatifnya
Pengertian dan Jenis Sinergi
Ketahui Apa Itu Aset Lancar, Jenis dan Manfaatnya


Bagikan Ke Teman Anda