Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Masih Mau Cara-cara Membuang Uang Seperti Ini?

Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa uang punya reputasi buruk dengan mereka yang tidak memilikinya. Sejak awal mula ditemukan, uang telah sering disalahkan untuk semua hal mulai dari peperangan, pengkhianatan, hancurnya persahabatan, dan rusaknya pertalian keluarga. Di benak orang awam, semakin banyak ditemukan cara untuk mengabaikan uang, maka akan ringan bagi mereka dari beban untuk mencari pencaharian (dan kekayaan).

Tapi, akan lebih baik jika kita berhenti mendengar mereka yang bersuara sumbang yang, pada dasarnya, tidak tahu apa-apa. Kenyataannya adalah uang bukanlah hal terpenting dalam hidup. Hanya saja tak bisa dipungkiri bahwa uang membuat kehidupan lebih baik.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah sembari mengumpulkan uang, akan lebih bermartabat jika kita tidak diperbudak oleh uang itu sendiri. Apa gunanya menumpuk uang – tidak membelanjakannya – sementara seiring dengan pertambahan usia makna uang itu sendiri berkurang bagi kita. Ilustrasinya, apa gunanya punya uang banyak hingga usia 65 tahun jika untuk makan sate kambing saja Anda tidak boleh?

Itulah cara terburuk menyia-nyiakan hidup Anda. Ketika uang berhasil Anda kumpulkan tapi di saat yang sama Anda tidak bisa menggunakannya secara maksimal untuk menikmati hidup yang telah Anda peras untuk mengumpulkan uang itu sendiri, maka pada saat itulah Anda melakukan hal terburuk pada hidup dan uang Anda.

Berikut adalah apa yang dipandang orang sebagai cara terburuk menyia-nyiakan uang dan hidup.

1. Tukang belanja

Manusia normal akan berbelanja barang yang ia sukai dan ia inginkan; bukan karena tuntutan iklan ataupun teman. Manusia yang merdeka dan bermartabat akan membeli apa yang ia mau. Lebih kerennya lagi, manusia semacam ini tahu apa yang ia mau. Ketika Anda membeli barang yang sebenarnya tidak Anda suka dan hanya membelinya karena TV dan Internet mengiklankannya atau rekan sekantor banyak yang punya, maka pada saat itulah Anda menjadi tukang belanja.

2. Penonton pasif di bioskop

Siapa yang lagi main di bioskop saat ini? Rekan Anda mengatakan kalau Jude Law dan Hugh Jackman tengah main bersama, dan telinga Anda panas karena belum juga menyempatkan diri nangkring di bangku bioskop kesayangan. Tapi, apakah Anda benar-benar mengerti jalan cerita? Apakah Anda mengerti intisari dan nilai dari pertunjukan yang Anda tonton? Ada banyak perbedaan antara penonton aktif dan penonton pasif.

Mereka yang pasif hanya akan terkesima dengan aksi dan permainan efek visual tanpa punya hasrat lebih tinggi ketimbang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Ketika akal dan imajinasi Anda tidak bekerja lebih keras ketika menikmati pertunjukan seni apapun itu, maka pada saat itulah cipta, rasa, dan karsa Anda telah mati. Dan waktu serta uang Anda telah tersia-siakan.

3. Larut dalam keramaian

Mana yang lebih Anda pilih, berada di tengah mall bersama teman-teman atau berdiam diri di tengah kuburan di kala senja? Manusia yang tercerahkan akan lebih suka mengunjungi makam orang-orang besar karena terinspirasi akan apa yang telah mereka lakukan semasa hidup, mendoakan dan mengilhami setiap kisah hidupnya ketimbang memaksakan diri untuk menikmati situasi dimana rasa dan kesadaran atas kata ‘inspirasi’ hanya dipasrahkan pada sosok yang dipaksakan keberadaannya untuk menjadi inspirasi itu sendiri. Pada saat inilah

Anda telah menyia-nyiakan uang dan waktu Anda serta mendzalimi kesadaran dan ego Anda. Manusia yang merdeka dan bermartabat tidak takut sendirian. Mereka yang takut sendirian dan memerlukan keramaian hanyalah akan menjadi korban kesia-siaan itu sendiri.

4. Terjebak dalam buaian media sosial

Salah satu penjelasan terbaik mengapa media sosial laris dan banyak penggunanya adalah manusia pada dasarnya tidak mengetahui apa yang ia inginkan. Media sosial diciptakan untuk memancing dan merangsang manusia untuk memeras otak akan apa yang sesungguhnya mereka inginkan dalam hidup dengan cara yang paling dangkal, yakni membandingkan diri dengan kondisi orang lain.

5. Korban kartu kredit dan kartu debit

Apakah keberadaan kartu kredit dan kartu debit benar-benar membantu? Iya, dewasa ini kedua kartu tersebut sangatlah dibutuhkan. Tapi, jika Anda benar-benar mengetahui bagaimana perekonomian bekerja, maka sesungguhnya bukan Anda yang membutuhkan keduanya, melainkan pemerintah. Cashless society menuntut penduduk untuk sedikit menggunakan uang kas. Satu-satunya cara terbaik bagi pemerintah untuk meraup uang dari masyarakat adalah dengan cara memasyarakatkan transaksi non-tunai. Coba pertimbangkan lagi berapa bunga kartu kredit dan fee-based income bank dari penggunaan kedua kartu tersebut.

Sebenarnya ada banyak cara dan mekanisme untuk menyia-nyiakan uang dan hidup. Tapi, semuanya tergantung pada persepsi dan jati diri masing-masing individu. Faktor lingkungan sangat berperan dalam membentuk persepsi dan jati diri. Sia-sia atau tidak, kesemuanya kembali ke sudut pandang individu dan tidak untuk diserahkan pada persepsi publik. Jika semua yang kita lakukan pada akhirnya kita kembalikan pada persepsi publik, maka pada saat itulah kita telah menyia-nyiakan hidup kita dan membiarkan publik merampas jati diri kita.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang cara-cara membuang uang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



12 Cara Menghentikan Pengeluaran Uang dalam Jumlah Banyak
18 Cara Menghasilkan Uang Saat Liburan
Inilah Cara-cara Membuang Duit Secara Percuma
Apakah Kita Hidup untuk Uang?
Wire Transfer dan Cara Mengirim Uangnya
Syarat dan Cara Menukar Uang Rusak di Bank Indonesia
Modus Karyawan untuk Mencuri Uang Perusahaan
Apa itu Money Supply?
Cara Terburuk Menyia-nyiakan Uang dan Hidup Anda
10 Modus Pegawai Bank Mengelapkan Uang


Bagikan Ke Teman Anda