Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Persiapan Menghadapi Krisis Keuangan Pribadi

Sudah berusaha mengatur keuangan dengan sangat baik, namun resiko krisis ekonomi tidak dapat dihindari. Kemungkinan terburuk semacam kehilangan pekerjaan, sakit, kecelakaan, atau lainnya bisa saja terjadi tanpa diduga. Namun, masalah tersebut dapat diatasi apabila ada persiapan sejak awal.

Mengontrol pengeluaran saja masih kurang cukup untuk menghadapi kendala ini. Banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dipertimbangkan dengan matang. Oleh karena itu, terapkan cara menghadapi krisis keuangan pribadi yang akan dijelaskan secara rinci berikut ini.

Cara Mengatasi Krisis Keuangan Pribadi

Seperti yang diketahui bahwa pengelolaan uang merupakan hal yang krusial. Pendapatan pribadi harus dikelola dengan disiplin dan terencana. Cara ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang memiliki pendapatan tinggi. Berapa pun pendapatan yang diterima, terapkan tips berikut ini agar keuangan tidak kacau.

1. Memaksimalkan Tabungan yang Likuid

Tabungan likuid atau disebut dengan tabungan jangka pendek merupakan aset yang dapat dicairkan dalam waktu yang relatif cepat. Tentu dengan nilai yang masih wajar. Akan tetapi, tidak semua tabungan likuid dapat dijual dengan mudah.

Aset yang termasuk dalam tabungan likuid antara lain uang kontan, tabungan bank, cek, deposit, reksadana, dan jenis obligasi lainnya. Tabungan likuid yang umum adalah uang kontan, cek, dan tabungan di bank. Ketiga jenis tabungan ini memiliki resiko terhadap pengurangan daya beli.

Resiko daya beli dalam kasus ini adalah jumlah uang yang dapat berkurang. Pengurangan uang tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan inflasi atau harga barang. Misalnya, bunga yang didapat dari bank sebesar 1%. Kenaikan harga kebutuhan pokok mencapai 6% setiap tahun. Jika seluruh tabungan di bank akan diuangkan, maka setiap tahunnya menerima penurunan sebesar 5%.

Sebenarnya, menyimpan seluruh kekayaan dalam bentuk tabungan likuid adalah perilaku yang kurang bijak secara finansial. Hal ini dikarenakan terlalu banyak resiko penurunan daya jual.

2. Menyusun Anggaran dengan Baik

Anggaran tidak hanya diperuntukkan perusahaan besar dalam mengelola keuangannya. Setiap orang juga dapat menyusun anggaran supaya pengelolaan uang pribadi atau rumah tangga tertata dengan baik. Buat anggaran sederhana, tidak perlu terlalu kompleks seperti anggaran yang dibuat oleh perusahaan.

Krisis ekonomi cenderung membuat seseorang nekat meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kurang. Oleh sebab itu, ikuti langkah berikut ini agar tidak terbelenggu dalam hutang.

  • Membuat lembaran atau tabel untuk melacak pengeluaran.
  • Bedakan pengeluaran tetap dan tidak tetap.
  • Menyeimbangkan pengeluaran dengan pendapatan.
  • Mengaplikasikan tabel anggaran yang telah di buat.
  • Catat semua pengeluaran dan ikuti setiap perkembangannya.
  • Mengevaluasi pengeluaran setiap bulan.

Anggaran keuangan sebaiknya diterapkan dengan kedisiplinan agar pengelolaan uang lebih stabil. Manfaat merealisasikan anggaran keuangan antara lain meminimalkan adanya pengeluaran yang tidak perlu, melacak pengeluaran yang bertujuan untuk menyusun strategi penghematan kedepannya, dan mengetahui kebutuhan yang paling banyak memakan biaya.

3. Mengontrol Pengeluaran Bulanan

Pengeluaran berlebihan sering kali tidak disadari, pengeluaran membengkak baru terasa apabila kebutuhan utama belum terpenuhi. Hal seperti ini harus segera dikendalikan, kalau tidak tujuan utama keuangan sangat sulit dicapai. Uang yang seharusnya di tabung atau diinvestasikan akan habis untuk membeli barang yang sebenarnya tidak berguna.

Membuat anggaran merupakan langkah awal untuk mengontrol pengeluaran setiap bulan. Dari tabel anggaran keuangan yang dibuat dapat dilihat kebutuhan primer dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer harus menjadi prioritas, dibandingkan dengan kebutuhan tersier.

Selain itu, lakukan pengendalian pengeluaran harian dengan menerapkan cara seperti mengambil uang seperlunya, memiliki alasan kuat dan masuk akal untuk berbelanja, buat daftar saat berbelanja, tetap fokus pada kebutuhan utama, dan jangan lupa beri batasan anggaran uang untuk bersenang-senang.

4. Teliti Mengelola Tagihan

Semua bentuk tagihan rumah masuk dalam kebutuhan primer. Tidak ada alasan untuk menunda pembayaran. Akan tetapi, banyak rumah tangga yang melakukannya. Padahal telat membayar tagihan akan dikenai denda, otomatis akan ada pengeluaran lebih banyak kedepannya.

Baik mengelola tagihan untuk pribadi maupun rumah tangga, harus sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Misalnya, memiliki tanggungan mengangsur kendaraan pribadi. Pertimbangkan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Kendaraan bisa diminta paksa oleh pihak dealer. Sedangkan kendaraan tersebut merupakan modal utama untuk bekerja.

Lakukan pemeriksaan tagihan-tagihan setiap pertengahan bulan. Hal ini dilakukan agar tidak terlewat dari tanggal jatuh tempo. Bila perlu, jadwalkan secara rutin pembayaran tagihan setiap bulan. Misalnya, menetapkan dua hari sebelum jatuh tempo pembayaran tagihan harus dilakukan.

Jika memang akan terjadi keterlambatan pembayaran, kemungkinan besar masih akan tepat waktu. Simpan bukti pembayaran tagihan untuk melihat riwayat pengeluaran setiap bulannya.

5. Mengeluarkan Aset Non Tunai dan Memaksimalkannya

Aset merupakan simpanan kekayaan yang memiliki nilai guna. Tabungan likuid dan investasi jangka panjang termasuk dalam aset non tunai. Memiliki aset non tunai yang seimbang, baik dari segi guna, manfaat, dan nilai dapat membantu sesorang dalam mencapai keuangan yang sehat.

Apabila sudah memiliki aset yang seimbang, selanjutnya adalah mencari cara untuk memaksimalkannya. Aset yang meningkat diharapkan dapat mensejahterakan kehidupan. Tidak perlu khawatir lagi jika krisisi ekonomi melanda sewaktu-waktu.

Sebagian besar orang memilih investasi jangka panjang seperti properti. Alasan tidak lain karena harga jual tanah dan bangunan selalu mengalami penungkatan setiap tahunnya. Sudah jelas terlihat, menanam uang dengan cara ini jauh lebih menguntungkan.

Selain itu, properti lebih mudah dimaksimalkan untuk menambah penghasilan. Misal, properti dalam bentuk rumah, ruko, gudang, dan lainnya dapat disewakan. Selain menerima gaji utama, masih ada penghasilan tambahan dari uang sewa setiap bulannya.

Selain bangunan, aset non tunai yang dapat dimanfaatkan adalah kendaraan pribadi. Apabila memiliki lebih dari satu mobil, bisa menyewakan salah satunya. Meskipun kondisi keuangan sedang dalam depresiasi, masalah ini dapat diatasi dengan memaksimalkan aset non tunai yang ada.

6. Melunasi Hutang Kartu Kredit

Hutang kartu kredit menumpuk, sedangkan kondisi keuangan sedang krisis-krisisnya. Muncul kekhawatiran tidak mungkin dapat melunasi tanggungan tersebut. Jangan panik dan gegabah dalam menghadapi masalah yang satu ini, pasti ada jalan keluar untuk menyelesaikannya.

Sama seperti jenis hutang lainnya, tagihan akan terus membengkak apabila tidak segera dibayar. Oleh sebab itu, coba hentikan penggunaan kartu kredit untuk sementara waktu. Memang menghentikan penggunaan tidak berarti tagihan bunga berhenti. Namun, setidaknya jumlah tagihan hutang lebih kecil dibandingkan dengan terus menggunakannya.

Selanjutnya, buat skala prioritas yang akan dilunasi terlebih dahulu. Langkah ini hanya berlaku jika memiliki dua kartu dan dua-duanya menunggak hutang. Lalu, mana yang harus dilunasi lebih dahulu?

Apabila benar-benar tidak memiliki uang untuk melunasi kedua tagihan. Pilihan pertama adalah melunasi hutang kartu kredit yang bunganya kecil. Fokuskan membayar tagihan dengan bunga kecil, setelah lunas mulai mencari cara untuk melunasi hutang kartu kredit lainnya.

Pilihan kedua adalah melunasi hutang dengan bunga yang lebih besar terlebih dahulu. Cara ini berlaku apabila memang memiliki dana simpanan untuk melunasi hutang dengan segera. Dana simpanan yang dimaksud seperti menjual salah satu aset, atau penghasilan tambahan dari bekerja sampingan.

7. Bijak dalam Menggunakan Kartu Kredit Selanjutnya

Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang lazim digunakan untuk berbagai transaksi. Meskipun dalam keadaan krisis ekonomi, kartu kredit masih di butuhkan. Setelah menulasi tagihan kartu kredit, putuskan untuk menggunakan salah satu kredit saja.

Pemilihan kartu kredit pada kondisi keuangan seperti ini harus dipertimbangkan dengan matang. Salah satu yang harus diperhatikan dalam memilih jenis kartu kredit adalah biaya iuran tahunan, bunga, biaya administrasi, dan lainnya.

Diskon yang ditawarkan kartu kredit juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Apabila sering berbelanja kebutuhan pokok menggunakan kartu kredit, sebaiknya pilih kartu kredit yang menawarkan banyak diskon. Diskon tersebut merupakan hasil kerja pihak bank dengan beberapa penjual atau merchant.

Sering melakukan perjalanan bisnis ke lar negeri, sangat cocok menggunakan kartu kredit yang memiliki jangkauan luas. Kartu kredit ini dapat digunakan di beberapa negara si seluruh dunia. Hal ini akan membantu kenyamanan dalam melakukan transaksi saat berada di luar negeri.

Terlepas dari fasilitas yang ditawarkan, pemilihan kartu kredit harus tetap melihat latar belakang bank penerbitnya. Pilih kartu kredit yang diterbitkan oleh bank dengan reputasi yang baik. Dengan demikian tidak akan menimbulkan kekhawatiran selama menggunakan kartu kredit tersebut.

8. Mencari Cara untuk Mendapatkan Dana Tunai Tambahan

Menjadi salah satu pegawai yang dirumahkan merupakan kondisi yang sulit bagi sebagian besar orang. Sedangkan, kebutuhan harian dan kebutuhan pokok lainnya harus dipenuhi. Keadaan seperti ini tidak bisa dihadapi dengan berdiam diri saja.

Sambil menunggu waktu kembali bekerja, sebaiknya mulailah melakukan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidu sementara. Banyak sekali jenis pekerjaan sampingan yang penghasilannya menjanjikan. Setidaknya dapat membantu bertahan hidup selama menganggur.

Menjual atau menyewakan aset yang dimikiki bisa menjadi alternatif penghasilan tambahan. Memiliki kendaraan pribadi mobil atau motor dapat dimanfaatkan untuk mendaftarkan diri sebagai driver online. Apabila ditekuni pekerjaan sampingan ini memberikan penghasilan yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan.

Setiap orang pasti memiliki hobi, saat seperti inilah kegemaran tersebut dimanfaatkan. Suka membuat kerajinan tangan, bisa membuat karya yang bermanafaat dan dapat dijual. Gunakan kreatifitas untuk menarik banyak konsumen.

Sangat disarankan untuk memilih pekerjaan sampingan yang sesui dengan minat. Tidak menutup kemungkinan usaha tersebut akan berjalan dalam jangka panjang. Pastikan sampingan tersebut tidak mengganggu pekerjaan utama nantinya.

9. Mengecek Asuransi yang Dimiliki

Pertimbangkan sejak awal dalam memilih jenis asuransi. Lakukan survey dan perbandingan harga dari beberapa asuransi. Pilih asuransi yang memberikan cakupan perlindungan sama dengan harga yang lebih murah. Hal ini dilakukan agar tagihan tidak terasa membengkak saat mengalami krisis keuangan.

Asuransi bisa sangat membantu saat krisis ekonomi apabila dipilih dengan benar. Misalnya, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat ketika jatuh sakit. Mobil juga bisa rusak sewaktu-waktu dan membutuhkan perawatan yang mahal. Dengan adanya asuransi tidak perlu lagi mengurangi persiapan dana yang tersisa.

10. Melakukan Perawatan Rutin untuk Aset yang Ada

Mengantisipasi krisis ekonomi dari jauh hari dapat mencegah pengeluaran perbaikan. Jaga fisik agar selalu tetap sehat, serta lakukan perawatan aset secara rutin. Misalnya, malas olahraga dan sembarangan mengkonsumsi makanan atau minuman. Akibatnya mengalami sakit yang cukup parah, sehingga harus melakukan penyembuhan yang membutuhkan biaya mahal.

Contoh lain, tidak pernah melakukan perawatan mobil dapat menyebabkan mesin sering mengalami kerusakan. Perbaikan kendaraan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pikirkan kembali akibat dari kelalaian dalam melakukan perawatan.

Masa depan memang tidak dapat diprediksi oleh siapapun, tapi resiko yang mungkin akan terjadi dapat dicegah lebih awal. Jadi, persiapkan finansial dengan baik mulai dari sekarang. Hal ini tentu untuk mencegah krisis keuangan yang mungkin bisa menjadi lebih parah.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang persiapan menghadapi krisis keuangan pribadi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Belajar dari Krisis di Venezuela
Ambil Pelajaran dari Krisis di Venezuela
7 Alasan Mengapa Menunda Tidak Baik bagi Keuangan
Persiapan Bila Usaha Mengalami Bencana Alam
13 Cara Membuang-membuang Uang
Fakta Mengejutkan Dalam Mengelola Keuangan
7 Akibat Penundaan pada Kondisi Keuangan Kita
Mengapa Banyak Orang Tidak Punya Tabungan?
Pengetahuan Finansial yang Harus Dipelajari Anak Remaja
6 Rahasia Menyimpan Uang yang Perlu Anda Ketahui


Bagikan Ke Teman Anda