Risiko Menggunakan KTA sebagai Modal Usaha
Kredit tanpa Agunan (KTA) biasanya diajukan oleh para pemilik usaha yang membutuhkan dana cepat sebagai modal atau menjaga arus kas usahanya. Bagi pemilik usaha kecil, jenis pinjaman bisnis tanpa perlindungan (unsecured business loans) ini memang bagaikan sebilah pedang bermata ganda.
Tentu jenis pinjaman seperti ini tidak membutuhkan agunan, yang berarti Anda tidak harus mengambil risiko kehilangan aset pribadi dan bisnis untuk mendapatkan pinjaman tersebut. Namun hal ini juga memiliki kekurangan, yaitu berupa tingginya bunga dan besarnya total pembayaran yang harus ditanggung.
Anda harus memerhatikan secara cermat sisi negatif kredit tanpa agunan ini. Berikut kami paparkan risiko kredit tanpa agunan serta sedikit anjuran untuk berhasil mendapatkannya.
1. Bunga Tinggi
Pinjaman seperti ini diberikan berdasarkan nilai kredit Anda dan kekuatan bisnis Anda, bukan nilai agunan. Karena akan lebih sulit bagi pemberi hutang untuk menutup kerugiannya bila Anda melalaikan pinjaman tersebut, mereka akan menagih Anda dengan persentase suku bunga tahunan yang lebih tinggi, biaya pinjaman tahunan yang sebenarnya, termasuk dengan semua biaya dan bunga.
Pinjaman tipe ini biasanya memiliki APR (Annual Percentage Rate, persentase suku bunga tahunan) dengan dua digit angka, bahkan ada yang bisa mencapai 100%. Suku bunga ini akan bergantung pada pendapatan tahunan Anda, nilai kredit, dan kekuatan usaha Anda.
2. Total Pembayaran Lebih Besar
Karena KTA memiliki ARP yang lebih tinggi dan tenor yang lebih pendek ketimbang kredit yang menggunakan jaminan, maka jumlah yang harus Anda bayarkan di akhir akan lebih tinggi.
Contohnya, bila Anda meminjam Rp50.000.000 yang akan dibayarkan per bulan selama setahun dengan suku bunga 10.5%, maka Anda harus membayar sebesar Rp4.604.167 setiap bulannya. Pinjaman yang sama dibayarkan dalam jangka waktu tiga tahun akan menghasilkan angka Rp1.826.389 untuk dibayarkan per bulannya. Anda malah akan membayar total bunga sebesar Rp15.750.000 untuk tenor tiga tahun karena Anda butuh waktu lebih lama untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
Bila Anda mengambil pinjaman tenor pendek, usaha kecil Anda harus memiliki arus kas yang cukup setiap bulannya untuk membayarkan pinjaman Anda plus bunganya. Bila Anda gagal membayar pinjaman tersebut, imbasnya akan terasa pada nilai kredit Anda dan mungkin akan mencemari hubungan Anda dengan pemberi hutang. Hal ini akan membuat Anda kesulitan mendapatkan pinjaman serupa di masa depan.
3. Jumlah Pinjaman Lebih Kecil
Anda akan mendapatkan jumlah pinjaman yang lebih besar bila menggunakan jaminan, karena besarnya akan bergantung pada persentase nilai agunan Anda. Contohnya, pemberi hutang online menawarkan KTA sebesar maksimal Rp250.000.000, tapi kredit dengan jaminan bisa lebih besar lagi dari angka tersebut, tergantung pada besarnya usaha Anda, nilai kredit dan jaminan.
Hal ini membuat kredit dengan agunan merupakan pilihan yang lebih baik bila Anda ingin membeli real estate atau refinancing hutang dengan suku bunga tinggi. KTA lebih cocok untuk pengeluaran usaha yang lebih kecil dan jangka pendek, seperti merekruit karyawan atau membeli inventori perusahaan.
4. Mendapatkannya Mungkin Tidaklah Mudah
Meski Anda tidak membutuhkan agunan, pemberi hutang tetap ingin melihat arus kas yang konsisten untuk menjaga pembayaran pinjaman. Jenis usaha startup yang belum memiliki riyawat bisnis panjang dan pendapatan tahunan yang kurang kuat mungkin akan kesulitan mendapatkan KTA, terutama bila pemiliknya memiliki riwayat kredit yang buruk atau pernah mengalami kebangkrutan.
Tips untuk Mendapatkan KTA
Bila Anda masih tertarik untuk mendapatkan KTA, berikut beberapa langkah yang bisa Anda ambil:
1. Tingkatkan Penilaian Kredit Anda
Karena pemberi hutang akan berfokus pada penilaian kredit Anda, Anda dapat meningkatkannya dengan cara: bayar tagihan Anda tepat waktu dan jangan menggunakan kartu kredit lebih dari batasannya.
2. Bandingkan Penyedia KTA yang Ada
Bandingkan antara pemberi hutang satu dan yang lainnya sampai Anda mendapatkan penawaran terbaik. Di samping biaya yang harus Anda bayarkan, pertimbangkan juga:
-
Prepayment fee atau uang yang harus dibayarkan terlebih dahulu pada pemberi hutang
-
Suku bunga tetap atau berubah
-
Kemudahan pengajuan KTA dan pencairan dana
3. Buat Rencana Usaha
Merancang dan mengembangkan usaha bisnis yang detil tentang bagaimana Anda akan menggunakan dana pinjaman tersebut serta proyeksi penggunaan profitnya untuk membayarkan pinjaman Anda. Pemberi hutang akan menghargai usaha Anda yang telah memerkirakan bagaimana cara membayar pinjaman tersebut secara penuh dan tepat waktu.
4. Hindari Penyedia Jasa yang Mahal
Pikirkan dua kali sebelum menggunakan jasa penyedia uang tunai selain bank, terutama yang dapat Anda temukan secara online. Penyedia KTA jenis ini memiliki kemungkinan diterimanya KTA dan pencairan dana dengan cepat, namun tentunya dengan suku bunga, biaya provisi, dan lain-lain yang cukup tinggi sehingga jumlah akhir yang harus Anda bayarkan bisa sangat tinggi.
Anda memang bisa mengajukan KTA dan menggunakannya untuk keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan personal, seperti untuk belanja, liburan, biaya berobat, pernikahan, pendidikan, dan lain-lain.
Dan KTA memang dapat menjadi sumber uang tunai kilat, namun hal tersebut tidaklah bijak karena dengan besarnya bunga dan biaya akhir yang harus dibayarkan, KTA lebih cocok digunakan untuk membiaya bisnis atau usaha karena pengembalian pinjaman dan bunganya dapat ditutup dengan perputaran kas usaha Anda yang sedang berjalan.
Artikel Terkait
- Dana Cepat KTA
- KTA Bank BRI
- Executive Lounge Bandara dengan Kartu Kredit
- Proses Pengiriman Kartu Kredit
Demikianlah artikel tentang KTA yang dipergunakan untuk usaha, semoga bermanfaat bagi semua.