Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Untung & Rugi Mengurangi Jam Kerja

Memiliki atau bekerja untuk bisnis bisa membuka peluang bagi untuk mengurangi jam kerja Anda. Jika menjalankan bisnis sendiri, Anda bisa mengurangi waktu kerja dengan memberikan tugas pada lebih banyak karyawan. Jika Anda sebagai seorang karyawan, maka Anda bisa berdiskusi dengan manajer soal pembatasan jam kerja.

Mengurangi jumlah jam kerja Anda setiap minggu memang punya sisi kelebihan, namun juga dapat menimbulkan masalah. Lantas apa kelebihan dan kekurangan dari pengurangan jam kerja? Simak ulasan berikut selengkapnya.

Keuntungan Pengurangan Jam Kerja

  1. Stres Berkurang

Keuntungan yang pertama dari pengurangan jam kerja ialah berkurangnya tingkat stres. Bekerja selama satu minggu dengan 8 jam kerja setiap hari memang mampu memicu tingkat stres yang tinggi. Selain jam kerja, lingkungan kerja juga turut menyumbang tingkat stres para pekerja. Sehingga dengan berkurangnya jam kerja, setidaknya bisa membuat tingkat stres menurun. Sebab, tekanan pekerjaan saat di kantor atau tempat kerja menjadi lebih sedikit.

  1. Lebih Banyak Waktu Luang

Semua orang memiliki waktu yang terbatas dan haruskah Anda menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja? Waktu kerja yang penuh membuat siapapun hampir tak bisa memiliki waktu luang bak untuk diri sendiri maupun keluarga. Sehingga kadang menimbulkan berbagai permasalahan yang pelik. Dengan berkurangnya jam kerja memungkinkan seorang pekerja atau karyawan untuk tinggal di rumah dan memiliki waktu berkualitas untuk dirinya sendiri maupun bersama keluarga.

  1. Memotivasi untuk Bekerja Lebih Keras

Mendapatkan tiga hari waktu luang di akhir pekan bisa jadi hal yang memotivasi semua karyawan. Meskipun karyawan harus bekerja keras 10-11 jam dalam seminggu, namun akhir pekan yang panjang akan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras selama 4 hari tersisa.

Menghabiskan 40 jam lebih dalam seminggu bukanlah tugas yang mudah dan benar-benar menguras tenaga. Tetapi, masih saja karyawan secara pribadi mendapatkan kepuasan bekerja keras dan ini juga dapat membantu meningkatkan karier mereka secara keseluruhan. Karena beberapa perusahaan lebih suka dengan karyawan yang melakukan kerja lembur.

  1. Memberikan Waktu Istirahat Lebih Banyak

Sebagian besar kota metropolitan, bepergian ke tempat kerja setiap hari membutuhkan banyak kesabaran karena padatnya lalu lintas. Hal tersebut membuat karyawan menghabiskan banyak waktu dan juga energi sia-sia.

Strategi pengurangan waktu kerja akan membantu karyawan menyesuaikan jam-jam sibuk. Dan sebagai gantinya, bisa mendapatkan waktu libur tiga hari dalam satu minggu. Ini membantu para karyawan tetap terhindar dari jam-jam puncak kesibukan lalu lintas serta memberikan waktu bersantai sepanjang hari.

  1. Hari Kerja yang Fleksibel

Dalam strategi empat hari kerja seminggu, karyawan tak harus memilih pola kerja pasti dari hari Senin hingga Kamis. Setiap karyawan bisa memilih sendiri empat hari kerjanya dalam seminggu. Misalnya, ada beberapa orang lebih suka bekerja di akhir pekan dan istirahat di hari kerja.

Atau mulai kerja di hari Selasa hingga Jumat karena merasa bosan harus datang ke kantor di hari Senin. Jadi, pola kerja empat hari dalam seminggu ini sangat fleksibel dan juga menguntungkan organisasi secara seimbang.

  1. Bisa Mendukung Hobi Pribadi

Gaya hidup karyawan cukup bervariasi setiap individunya. Bekerja untuk sebuah organisasi tidak berarti para karyawan tersebut tidak memiliki hobi atau pekerjaan lainnya. Beberapa karyawan mungkin adalah pengusaha kecil, aktivis atau mungkin seseorang yang hobi berkebun, kerajinan tangan ataupun kegiatan sosial di akhir pekan.

Untuk tipe karyawan seperti itu, dengan strategi 4 hari kerja dalam satu minggu akan sangat membantu untuk mendukung kegiatan sampingan atau hobi yang lainnya.

  1. Menghemat Biaya Transportasi

Saat ini, karena terjadinya peningkatan lalu lintas dan polusi kendaraan di seluruh wilayah, membuat lingkungan menjadi sangat tercemar dan berdebu. Karena itu, sebagian besar karyawan cenderung membawa kendaraan pribadinya untuk alat transportasi ke kantor atau tempat kerja.hal tersebut memicu terjadinya polusi udara, polusi suara hingga pemborosan bahan bakar.

Setiap tahun ada banyak anggaran yang dihabiskan untuk biaya bahan bakar untuk pergi ke tempat kerja. Bahkan biaya ini bisa menghabiskan hingga seperempat dari ttal pendapatan per bulan. Jadi dengan pengurangan waktu kerja bisa sangat membantu langkah penghematan sekaligus mengurangi polusi yang terjasi.

  1. Keterlibatan Karyawan yang Lebih Baik

Waktu kerja yang lebih singkat dalam seminggu bisa menghasilkan karyawan yang lebih bahagia dan lebih berkomitmen. Tingkat stres pada karyawan akan menurun atau bahkan mengambil tak berniat untuk cuti sakit karena mereka mendapatkan banyak waktu untuk beristirahat dan pemulihan. Akibatnya, mereka siap kembali bekerja untuk menghadapi tantangan baru.

Dari tahun 2015 hingga 2017, Swedia telah melakukan studi percobaan dengan waktu kerja seminggu yang lebih pendek. Perawat di rumah perawatan hanya bekerja 6 jam selama lima hari seminggu. Hasil menunjukan bahwa sebagian besar hasil positif dengan perawat mencatat berkurangnya jam sakit. Selain itu, dilaporkan juga tingkat kesehatan dan kesejahteraan mental menjadi lebih baik. Sekaligus keterlibatan menjadi lebih besar dibanding sebelumnya.

  1. Jejak Karbon yang Lebih Kecil

Negara-negara dengan jam kerja yang lebih pendek biasanya memiliki jejak karbon yang jauh lebih kecil sehingga mengurangi waktu kerja dari semula 5 hingga 4 hari dalam satu minggu. Hal ini juga dapat memberikan manfaat pada lingkungan juga. Mempesingkat waktu kerja menandakan jika karyawan tidak perlu bolak-balik karena gedung kantor besar hanya digunakan empat hari seminggu.

Kerugian dari adanya Pengurangan Jam Kerja

  1. Penghasilan Menurun

Secara umum, jika waktu bekerja jadi lebih sedikit, maka penghasilan pun juga cenderung lebih sedikit. Hal tersebut didasari adanya penurunan produktifitas sehingga membuat penghasilan pun jadi lebih rendah ketika waktu kerja berkurang dalam satu minggu.

 Terutama jika Anda bekerja yang dibayar dengan hitungan jam kerja. Hal ini juga bisa mengurangi penghasilan Anda jika Anda memiliki bisnis di mana penghasilan sangat bergantung pada keterlibatan langsung Anda, seperti bisnis freelancing atau jasa.

berkurangnya pendapatan bisa membuat keuangan menjadi tegang dan menyulitkan Anda untuk memenuhi berbagai kewajiban Anda. Hal ini juga dapat mengganggu kemampuan Anda untuk menabung untuk biaya pendidikan, liburan, hingga dana pensiun.

  1. Kurang Sosialisasi

Lingkungan kerja memberi kita banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan rekan kerja yang lain. Pengurangan jam kerja juga bisa mempengaruhi kehidupan sosial, pasalnya waktu bertemu sapa dengan rekan kerja yang lain menjadi terbatas. Sehingga ini akan membuat sosialisasi menjadi berkurang dan bahkan hilang.

  1. Marginalisasi

Mengurangi jam kerja mengurangi kehadiran fisik Anda dalam bisnis atau peran pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda ketinggalan pertemuan dan sesi pelatihan yang dapat membantu Anda tetap mengetahui perkembangan bisnis atau perusahaan. Hal ini juga dapat mengganggu pengembangan hubungan yang kuat dengan rekan kerja yang lain atau sesama anggota tim, yang dapat membuat Anda merasa bahwa peran Anda terpinggirkan dalam perusahaan.

  1. Sulit Mendapatkan Promosi

Jika Anda ingin mendapatkan promosi atau kenaikan gaji yang besar, maka opsi yang terbaik adalah tetap bekerja dengan pekerjaan penuh waktu. Bos Anda akan lebih suka mempromosikan karyawannya yang bekerja penuh, setiap saat ada dan sigap membantu.

Akan sulit juga untuk mendapatkan tugas dengan profil tinggi yang bagus jika Anda mengajukan pengurangan waktu kerja. Secara keseluruhan, memilih waktu kerja yang singkat bukan langkah yang tepat jika Anda menginginkan karir yang berkembang dan tetap berada di industri yang sama.

  1. Produktivitas Berkurang

Seorang karyawan cenderung mudah lelah karena adanya pengurangan waktu kerja menjadi 4 hari kerja saja dalam satu minggu. Secara alami dibutuhkan lebih banyak waktu untuk terbiasa duduk setelah delapan jam bekerja.

Sebagian besar karyawan lelah dan cenderung hanya membuang waktu untuk mencapai jadwal alih-alih bekerja pada jam-jam kompensasi. Hal ini yang akhirnya akan membuat produktivitas menurun serta membuat mereka merasa bekerja terlalu keras yang bukan seharusnya.

  1. Banyak Gangguan Pribadi

Beberapa karyawan mungkin mengalami gangguan personal. Seperti kesulitan menemukan pusat penitipan anak saat harus bekerja lembur hingga malam hari. Khususnya para orang tua dari anak-anak yang masih balita karena merasa sulit untuk memenuhi setiap kebutuhan anak-anak mereka.

Tidak hanya berpengaruh pada anak-anak, tetapi orang tua yang bekerja juga bisa melewatkan waktu makan malam saat mereka bergegas pulang. Dan setibanya di rumah, tubuh sudah sangat sangat lelah untuk memasak di waktu yang sudah larut malam.

  1. Menguras Tenaga dan Mental

Beradaptasi dengan pola jam kerja baru membutuhkan lebih banyak waktu baik secara fisik maupun mental. Secara umum, tubuh manusia mudah diatur ke pola jam kerja yang tetap. Dan sulit untuk berubah, karena secara internal hal tersebut bisa menyebabkan berbagai macam gangguan.

Seperti mudah lelah, stres, kelelahan mental setelah delapan jam kerja dan lain sebagainya. Oleh karena itu, berganti ke pola kerja empat hari seminggu bisa cukup menantang sekaligus mengganggu siklus setidaknya dalam beberapa waktu.

  1. Stres dapat Memicu Berkurangnya Efisiensi Kerja

Sangat wajar bagi karyawan untuk merasa stres karena ia mungkin didorong untuk menyelesaikan tugas dalam waktu empat hari seminggu. Ketika dalam kondisi stres, karyawan cenderung menyelesaikan tugasnya tidak lengkap atau bahkan mengurangi keakuratan hasil pekerjaannya.

Secara keseluruhan, empat hari kerja dalam minggu bukan opsi yang menyenangkan untuk setiap karyawan yang ada di organisasi.

  1. Karyawan cenderung beristirahat lebih banyak

Karena pola jam kerja yang baru, seorang karyawan akan memiliki mindset tersendiri soal jam kerja yang telah ditentukan sebelumnya.

Hal ini juga dapat menyebabkannya sering mengambil jam istirahat di tempat kerja dibanding biasanya. Istirahat yang sering mungkin akan membuatnya melewatkan aliran pekerjaan. Dan menyebabkan keterlambatan dalam pekerjaan sehingga membuat produktivitas menurun secara signifikan.

Oleh karena itu, pengurangan waktu kerja menjadi empat hari saja juga memungkinkan terjadinya perlambatan seluruh proses organisasi.

  1. Kepuasan Pelanggan Menurun

Sejumlah penelitian di Utah menyebutkan beberapa hasil lingkungan yang cukup fantastis serta tunjangan karyawan dan bos. Semuanya tertutupi karena kepuasan pelanggan yang buruk. Pelanggan mengeluh jika mereka tidak bisa mengakses layanan pemerintah saat kantor tutup di hari Jumat.

  1. Pendekatan yang Keliru

Banyak yang bingung dengan konsep kerja 4 hari dalam satu minggu dengan jam kerja yang lebih sedikit. Karyawan yang diperkirakan masih bekerja 35 jam, namun dalam 4 hari sebenarnya akan membuat banyak hal mengalami penurunan.

Seperti tingkat produktivitas, keterlibatan karyawan, keseimbangan kehidupan kerja, hingga tingkat kebahagiaan di lingkungan kerja secara keseluruhan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, kerja 4 hari dalam satu minggu harus terdiri dari standar 7 jam hari kerja.

Demikian tadi beberapa keuntungan dan kerugian dari adanya pengurangan waktu kerja dalam satu minggu. Berbagai macam keuntungan dan kelebihan memang akan selalu ada dalam setiap hal, terlebih menyangkut masalah jam kerja.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang untung rugi mengurangi jam kerja, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Cara Mengurangi Tagihan Telepon
Untung Rugi Ambil KPR Rumah Indent
Ini Dia Cara Bank Mengambil Untung dari Transaksi Kartu Kredit
Untung Rugi Bisnis Koin Laundry
Apa Untung Rugi Mengambil Kredit?
Untung Rugi Privatisasi
7 Alasan Mengapa UKM Bisa Merugi
Antara Berlangganan Software Vs Beli Putus, Mana yang Lebih Untung?
Untung Rugi Solo Travelling (Sendirian)
15 Franchise Paling Untung di Dunia


Bagikan Ke Teman Anda