6 Kesalahan Umum yang Umumnya Dilakukan Investor Pasar Saham
Globalisasi membuat berinvestasi di pasar saham lebih menjanjikan belakangan ini. Hal tersebut menjadi kian menarik dengan keberadaan teknologi Internet yang membuat batas antar-negara menjadi lebih tipis. Fasilitas perbankan juga membuat ‘berbelanja’ di pasar saham lebih mudah dibanding satu dekade lalu.
Di luar itu semua, ada hal yang patut diwaspadai oleh seorang calon investor. Berbeda dengan berinvestasi secara konvensional, untuk berinteraksi dan berinvestasi di pasar saham memang memerlukan pengetahuan khusus. Jika tidak, alih-alih berinvestasi dan meraup keuntungan di masa mendatang, seorang investor pasar saham justru merugi dan buntung.
Apa saja kesalahan yang kerap dilakukan oleh seorang investor pasar saham? Simak daftar berikut.
1. Target dan tujuan investasi tidak jelas
Uniknya, bagi sebagian besar orang, kesalahan semacam ini tak pernah ada. Bagi mereka, tujuan investasi di pasar saham sudah jelas: Mendapat income stabil di masa depan. Tapi, persoalan menjadi cukup rumit ketika seseorang berinvestasi di luar alasan masa depan atau masa pensiun. Jika Anda kebetulan tak menjadikan masa depan atau era pensiun sebagai alasan, maka Anda perlu mengetahui dengan pasti alasan dan sebab mengapa Anda menerjunkan diri di pasar saham; seberapa jauh Anda ingin tujuan tersebut tercapai; dan, seberapa besar risiko yang sanggup Anda hadapi.
2. Membeli mahal, menjual murah
Setiap investor yang cerdas mengetahui prinsip paling investasi yang paling mendasar: Beli murah, jual mahal. Akan tetapi, kerapkali investor yang paling jago sekalipun mengabaikan aturan yang satu itu karena terbuai oleh sentimen pasar yang tengah berlangsung. Begitu pasar ramai, sentimen menjadi positif dan orang cenderung berinvestasi karena mereka tak ingin melewatkan keuntungan lebih jauh.
Sebaliknya, ketika pasar lesu, hanya ada sentimen negatif dan orang cenderung mencari jalan keluar agar tidak merugi. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah orang terlampau banyak mencipta berbagai alasan irasional untuk berinvestasi, yang mana kesemuanya didasari oleh rasa takut atau kerakusan. Anda ingin selamat berinvestasi di pasar saham? Berpikir jernih lah.
3. Margin yang terlalu besar
Inti dari margin adalah memanfaatkan uang pinjaman untuk membeli sekuritas. Margin memang dapat membantu Anda memperkaya diri lewat keuntungan. Tapi, sebaliknya, margin juga bisa membuat Anda gigit jari. Hal terburuk yang mungkin Anda lakukan sebagai investor adalah terbuai dengan apa yang tampak sebagai uang gratisan. Kalau Anda menggunakan margin dan investasi Anda ternyata tak bergeming, maka yang Anda peroleh hanyalah debt obligation yang besar. Maka dari itu, sebagai seorang investor, manfaatkan margin dengan bijak. Gunakan jika Anda benar-benar memahami semua risikonya.
4. Terlampau percaya diri
Bias emosional yang satu ini memang kerap tak memberi keuntungan. Seorang investor yang terlampau percaya diri yakin bahwa mereka punya kontrol lebih atas investasi mereka ketimbang yang mereka sadari. Pada kondisi yang paling ekstrim, investor semacam ini bisa terlibat pada sejenis investment fraud. Salah satu contoh tindakan dari sikap ekstrim ini adalah membeli terlampau banyak. Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa seorang investor yang agresif dan ‘rakus’ semacam ini justru sering merugi ketimbang untung.
5. Investasi besar di satu tempat
Katakanlah Anda telah melakukan riset, pemikiran dan perenungan matang dan, akhirnya, menemukan satu saham yang paling cocok untuk dijadikan tempat investasi. Tapi, apakah Anda harus menempatkan semua uang Anda di sana? Jawabanya adalah ‘Tidak!’. Satu hal yang harus dilakukan di dunia pasar saham adalah Anda wajib memecah investasi Anda. Jangan fokus di satu tempat.
Bahkan, Anda perlu dan wajib berinvestasi di sektor yang berbeda-beda. Coba bayangkan kalau satu jenis saham kebetulan jatuh, misalnya minyak dan gas bumi atau farmasi, kemungkinan saham sektor IT atau mobil masih bagus nilainya. Anda pun tertolong. Intinya, apapun yang terjadi, Anda masih bisa hepi; dan bukan gigit jari.
6. Terlalu memperhatikan media keuangan
Ini dia kesalahan yang paling parah. Kalau mau jujur, tidak ada satupun di media keuangan, baik cetak maupun elektronik, yang dapat membantu Anda mencapai tujuan di pasar saham. Kalau Anda sekarang tengah menonton saluran TV semacam itu, segera matikan. Kalau Anda sudah terlanjur langganan koran sejenis, berikan saja ke tukang loak.
Alasannya sederhana, kok. Andai ada orang yang mendapat keuntungan gara-gara membeli saham X, misalnya, apakah dia akan buka mulut? Tentu tidak, bukan? Bayangkan saja jika orang itu adalah Anda. Solusi terbaiknya adalah habiskan waktu lebih banyak untuk memikirkan rencana investasi Anda, dan fokus di sana.
Pasar saham bukan tempat yang ramah bagi investor awam karena kaya akan nasihat ‘palsu’ dan jebakan keputusan irasional. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah memikirkan ulang portfolio Anda untuk keperluan jangka panjang. Kalau Anda hanya memikirkan keuntungan jangka pendek dalam jumlah besar, kasino jauh lebih tepat ketimbang pasar saham.
Artikel Terkait
- Laba Usaha, Laba Kotor, dan Laba Bersih
- Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Suku Bunga
- Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian dan Pengukurannya
- Apa Beda Saham dan Obligasi?
Demikianlah artikel tentang 6 kesalahan umum yang umumnya dilakukan investor pasar saham, semoga bermanfaat bagi Anda semua.