Apa Itu Currency Peg?
Istilah dalam dunia perekonomian sangat bermacam-macam dan digunakan untuk mendeskripsikan kondisi tertentu yang terjadi. Misalnya seperti currency peg. Currency peg atau pasak mata uang adalah kondisi dimana sebuah negara menentukan nilai tukar mata uang secara tetap terhadap negara lain. Bank sentral negara yang bersangkutan akan mengendalikan nilai tukar mata uangnya agar naik turun dengan stabil.
Sebanyak 66 negara di dunia menggunakan kebijakan currency peg terhadap dolar Amerika. Ini karena dolar Amerika adalah mata uang global yang bisa diberlakukan di seluruh dunia. Bahkan mata uang ini menerima status sebagai world’s reserve currency atau mata uang cadangan dunia pada Perjanjian Bretton Woods tahun 1944. Menyusul dolar Amerika adalah Euro, dimana 19 negara menetapkan currency peg terhadap mata uang yang digunakan di 19 negara Eropa tersebut.
Cara Kerja Currency Peg
Motivasi utama currency peg adalah untuk mendorong perdagangan antara dua negara dengan mengurangi resiko nilai tukar (foreign exchange risk). Sebuah negara biasanya akan membuat currency peg kepada negara lain yang kondisi perekonomiannya lebih kuat sehingga perusahaan domestik dapat berkembang dan mengakses pasar yang lebih besar lagi, namun dengan resiko yang lebih rendah.
Dolar Amerika, Euro, dan emas adalah tiga jenis nilai tukar yang paling banyak digunakan dalam currency peg. Currency peg menciptakan stabilitas antara rekan-rekan dagang dan bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya. Misalnya seperti dolar Hong Kong yang telah menggunakan currency peg terhadap dolar Amerika sejak tahun 1983.
Misalnya sebuah negara menerapkan currency peg dengan menggunakan kurs tetap (fixed exchange rate) dolar Amerika harus punya banyak persediaan dolar untuk menjaga ketetapan nilai tersebut. Sebagai hasilnya, negara tersebut harus punya hubungan ekspor yang kuat dengan Amerika Serikat. Ini juga berlaku bagi negara lain yang menetapkan kebijakan saja.
Dengan demikian, negara tersebut mendapatkan banyak pembayaran dalam dolar Amerika, yang kemudian ditukarkan ke dalam mata uang lokal negara dan digunakan untuk membayar para pekerja dan penyedia barang.
Keuntungan Currency Peg
Mata uang yang nilai tukarnya telah ditetapkan dapat mendorong dan meningkatkan pendapatan riil, khususnya dengan fluktuasi nilai tukar yang relatif rendah dan tidak akan berubah banyak dalam jangka waktu lama. Menurut teori keuntungan komparatif, situasi seperti currency peg memungkinkan setiap orang untuk bisa mendapatkan keuntungan sebesar mungkin.
Sebagai contoh, dengan ditetapkannya nilai tukar mata uang sebuah negara terhadap negara lain, seorang petani bisa memproduksi bahan makanan semaksimal mungkin. Demikian pula yang terjadi dengan firma-firma teknologi, dimana mereka dapat merakit komputer yang lebih baik dari sebelumnya.
Salah satu keuntungan terbesar mungkin diperoleh pedagang atau retailer dari kedua negara yang bisa mendapatkan produk dari sumber yang paling efisien. Nilai tukar mata uang yang ditetapkan seperti ini meningkatkan kemungkinkan investasi jangka panjang pada sebuah negara. Dengan currency peg, nilai tukar yang fluktuatif tidak lagi mengganggu rantai pasokan barang dan mengubah nilai investasi.
Kerugian Currency Peg
Bank sentral sebuah negara yang menggunakan currency peg harus terus memantau penawaran dan permintaan barang, mengelola arus kas dengan baik untuk menghindari adanya lonjakan baik dalam penawaran atau permintaan. Jika terjadi lonjakan permintaan, hal ini bisa menyebabkan nilai tukar melenceng jauh dari harga yang sudah ditetapkan.
Apabila hal ini terjadi, bank sentral perlu memiliki cadangan devisa yang besar untuk melawan penjualan dan pembelian mata uang secara berlebihan. Demikian juga, sebuah negara akan menghadapi serangkaian masalah yang tidak umum ketika nilai tukar ditetapkan pada angka yang terlalu rendah.
Di satu sisi, konsumen dalam negeri akan kehilangan daya beli untuk membeli barang-barang yang diimpor dari luar negeri. Misalnya jika yen Cina nilainya ditetapkan terlalu rendah terhadap dolar Amerika, maka konsumen dalam negeri Cina harus membayar harga yang lebih mahal untuk membeli makanan atau barang impor lain yang didatangkan dari Amerika Serikat. Hal ini dapat menurunkan standar konsumsi dan kehidupan mereka.
Di sisi lain, petani Amerika Serikat yang seharusnya bisa menjual lebih banyak produk makanan akan kehilangan keuntungan yang besar. Situasi semacam ini secara alamiah menyebabkan ketegangan antara negara dengan nilai tukar yang terlalu rendah dan negara-negara lain di dunia.
Serangkaian masalah lain muncul ketika nilai tukar mata uang ditetapkan terlalu tinggi. seiring berjalannya waktu, sebuah negara mungkin tidak mampu lagi mempertahankan kebijakan tersebut. Karena pemerintah menetapkan nilai yang terlalu tinggi, konsumen dalam negeri akan membeli banyak barang impor dan mengkonsumsi lebih dari yang bisa diproduksi oleh negara. Ini disebut dengan defisit perdagangan, yang kemudian menyebabkan tekanan pada mata uang asli dan pemerintah harus menghabiskan cadangan devisa untuk mempertahankan kebijakan ini.
Ketika cadangan milik pemerintah habis, maka currency peg akan ikut jatuh juga. Saat ini terjadi, negara yang menetapkan nilai tukar terlalu tinggi akan mendapati harga impor yang mendadak naik. Ini artinya inflasi ikut naik dan negara yang bersangkutan akan kesulitan membayar utang-utangnya. Sementara itu, eksportir dari negara lain kehilangan pasar dan pelanggan, para investor kehilangan uang dari aset luar negeri yang tidak lagi bernilai tinggi terhadap mata uang domestik.
Contoh kasus yang pernah terjadi adalah turunnya nilai peso Argentina terhadap dolar Amerika pada tahun 2002, pound Inggris terhadap mark Jerman pada tahun 1992, dan yang masih menjadi perdebatan adalah dolar Amerika terhadap emas pada 1971.
Artikel Terkait
- Apa itu Average Down Dalam Investasi?
- Apa itu Basis Point?
- Apakah Penyebab Resesi?
- Mengenal Hukum Dasar Yang Berlaku Universal
Demikianlah artikel tentang apa itu currency peg, semoga bermanfaat bagi Anda semua.