Apa itu Gig Economy?
Perkembangan dunia ekonomi telah mengantarkan kehidupan ekonomi ke dalam banyak era. Perkembangan tersebut akhir-akhir ini telah mengantarkan kehidupan ekonomi ke dalam satu fenomena yang sering disebut gig economy. Lantas, apa yang dimaksud dengan gig economy?
Gig economy merupakan sistem pasar tenaga kerja bebas dimana pihak perusahaan mengontrak pekerja independen untuk jangka waktu pendek. Mengapa keadaan ini disebut dengan ‘gig economy’? Hal ini merujuk pada kata ‘gig’ yang mana kata tersebut merupakan slang dalam istilah Bahasa Inggris yang dapat diartikan secara harfiah sebagai ‘manggung’. Di sisi lain, istilah ‘gig’ dalam istilah ‘gig economy’ berarti ‘pekerjaan untuk periode waktu tertentu’. Contoh pekerja dalam gig economy adalah pekerja paruh waktu atau freelancer, pekerja berbasis proyek, kontraktor independen, dan lain sebagainya.
Gig economy sebenarnya bukanlah konsep baru. Belakangan ini, gig economy telah berkembang pesat. Seperti yang terlihat pada pangsa tenaga kerja AS, pangsa tenaga kerja AS dalam gig ecomomy telah berkembang dari tahun 2005 sebesar 10,1% menjadi 15,8% pada tahun 2015. Pada periode tersebut, jumlah wiraswasta melonjak hingga lebih dari 19% dan jumlah pendapatan kotor dari pekerja independen melonjak hingga hampir 21%.
Di Indonesia sendiri, perkembangan gig economy juga sudah berkembang pesar. Hal ini ditengarai dengan pesatnya perkembangan platform-platform sejenis Grab dan Gojek. Seperti yang diketahui, animo masyarakat akan kehadiran platform-platform tersebut sangat tinggi ditandai banyaknya orang yang melamar pekerjaan di platform-platform tersebut. Selain melalui platform-platform ojek online, geliat perkembangan gig economy di Indonesia juga ditengarai dengan berkembangnya website-website pekerja lepas atau freelancer seperti projects.co.id dan Sribulancer.
Aktor Gig Economy
Ada 3 aktor atau pelaku dalam gig economy. Tiga aktor tersebut adalah:
- Perusahaan
Perusahaan merupakan aktor yang menjadi kekuatan utama dalam gig ecomony. Tidak sembarang perusahaan yang dimaksud menjadi aktor dari gig economy. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang sejenis dengan Uber, Grab, Gojek, Lyft, Airbnb, Etsy, TaskRabbit, dan lainnya. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kesamaan ciri-ciri yaitu:
-
- Memfasilitasi transaksi langsung antara konsumen dan produsen.
- Jadwal kerja yang fleksibel untuk pekerja.
- Pembayaran online dari platform.
- Profil dan ulasan online dari produsen dan konsumen.
- Pekerja
Pekerja dalam gig economy dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pekerja penyedia jasa dan pekerja penyedia barang. Yang termasuk dalam pekerja penyedia jasa adalah pengemudi, kurir, tukang, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam pekerja penyedia barang adalah seniman, pengecer pakaian, pengrajin, dan lain sebagainya.
- Konsumen
Seperti definisi konsumen pada umumnya, konsumen merupakan pihak yang menikmati barang atau jasa yang ditawarkan dalam pasar ekonomi. Konsumen merupakan salah satu aktor gig economy yang penting. Hal ini disebabkan tanpa adanya konsumen, maka transaksi tidak akan dapat berjalan.
Penyebab Bangkitnya Gig Economy
Sebenarnya, tren berkembangnya gig economy telah diramalkan sebelumnya oleh Intuit. Dalam studi yang dilakukannya, Intuit meramalkan bahwa pada tahun 2020, 40% pekerja Amerika akan menjadi kontraktor independen. Hal tersebut sangat memungkinkan karena banyak faktor yang menunjang berkembangnya gig economy. Menurut Ms Turner, perkembangan gig economy didorong oleh sulitnya menemukan pekerjaan tradisional yang stabil dan pengembangan teknologi. Pengembangan teknologi memungkinkan transaksi langsung antara penyedia barang atau jasa dan konsumen.
Selain dua faktor tersebut, platform perusahaan berbasis aplikasi juga menunjang perkembangan gig economy. Platform berbasis aplikasi tersebut memungkinkan penyedia barang atau jasa dengan konsumen terhubung dengan cepat dan mudah. Akibatnya, konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli barang atau jasa di perusahaan berbasis aplikasi tersebut.
Implikasi Gig Economy
Seperti halnya yang terjadi pada setiap fenomena, fenomena gig economy melahirkan dua implikasi, yaitu implikasi positif dan implikasi negatif. Implikasi positif dari gig economy adalah gig economy menghemat sumber daya dalam jalannya bisnis. Penghematan ini termasuk dalam hal pemanfaatan ruang kantor dan pelatihan. Dari perspektif freelancer, gig ecomony dapat meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja terhadap hal-hal yang mungkin terjadi di dalam pekerja. Freelancer juga mendukung gig economy karena mereka dapat memilih pekerjaan sesuai yang mereka minati, alih-alih dipaksa bekerja dalam posisi tertentu.
Di sisi lain, gig economy juga menghadirkan implikasi negatif yang kemudian melahirkan sejumlah tantangan bagi negara. Tantangan pertama adalah perubahan pandangan pekerja dalam memandang pekerjaan. Pekerja lebih cenderung memilih untuk bekerja di sektor pekerjaan gig economy yang lebih fleksibel dibanding dengan pekerjaan tradisional yang cenderung mengikat. Dalam sektor pekerjaan gig economy, pekerja lebih bebas menyesuaiakn waktu dan minat yang dimiliki oleh pekerja.
Akibat dari tantangan terkait dengan perubahan pandangan dalam pekerjaan, terlahir satu tantangan baru yaitu kebijakan pekerjaan di masa depan yang harus disesuaikan. Semakin banyak pekerja yang terjun di lapangan pekerjaan gig economy, maka banyak pula peraturan-peraturan terkait dengan pekerjaan yang harus diubah. Yang mana awalnya mayoritas pekerja terjun di dunia pekerjaan dengan sistem tradisional, berubah kepada pekerjaan gig economy yang didominasi oleh perkembangan teknologi.
Selain kedua tantangan bagi negara tersebut, ada satu pula implikasi negatif untuk pekerja. Walaupun gig economy menghasirkan sumper pendapatan baru serta peluang kerja baru, sistem kontrak yang diberlakukan di gig economy memiliki beberapa kerugian untuk pekerja. Karena sistem kontrak, pekerja tidak mendapat asuransi, contohnya asuransi kesehatan.
Itulah penjelasan mengenai gig economy. Seperti yang telah dibahas, perkembangan teknologi telah mengantarkan pesatnya perkembangan gig economy. Sementara itu, sebaik apapun pengaruhnya gig ecomony dalam dunia ekonomi, gig economy juga menghadirkan sejumlah pengaruh negatif bagi dunia ekonomi.
Artikel Terkait
Demikianlah artikel tentang Apa itu gig economy, semoga bermanfaat bagi Anda semua.