Apa itu One Belt One Road (OBOR) China?
Sebagai suatu negara, China memiliki sejarah peradaban yang panjang, termasuk dalam hal perdagangan. Pada abad ke-19, China dikenal sebagai negara penghasil sutra terbaik di dunia. Tak ayal banyak pedagang dari Asia, Eropa, India, dan juga Arab yang berkelana untuk mencari sutra dari China. Jalan-jalan yang ditelusuri para pedagang tersebut kemudian dikenal dengan istilah jalur sutra.
Di abad modern ini, China ingin membangkitkan lagi kejayaan di masa lalu dengan berupaya ‘menghidupkan’ kembali jalur sutra, sehingga akses perdagangan Tiongkok dengan berbagai negara di dunia bisa berjalan lancar, tanpa hambatan berarti. Upaya tersebut direalisasikan dalam megaproyek yang disebut dengan One Belt One Road (OBOR).
One Belt One Road (OBOR)?
One Belt One Road (OBOR) yang juga dikenal dengan istilah Belt Road Inisiative (BRI) adalah proyek pembangunan ekonomi yang berfokus pada peningkatan konektivitas dan kerja sama diantara berbagai negara yang tersebar di benua Asia, Afrika, dan Eropa. Ide pembangunan proyek OBOR ini muncul dari Presiden China, Xi Jinping.
Sebagai proyek komersial ambisius, OBOR merupakan investasi jangka panjang lintas benua dan menjangkau setidaknya 78 negara. Melalui proyek ini, China membangun infrastruktur di sepanjang jalur sutra yang sangat bersejarah, agar perekonomian negara-negara di sepanjang jalur tersebut terintegrasi. Kebijakan proyek OBOR ini secara resmi dikeluarkan dan mulai direalisasikan oleh otoritas China pada 28 Maret 2015.
Tujuan One Belt One Road
Secara garis besar, pembangunan proyek OBOR bertujuan untuk mempromosikan konektivitas benua Asia, Eropa, dan Afrika, serta laut yang berdekatan. Dengan adanya konektivitas tersebut, China ingin membangun dan memperkuat kemitraan diantara negara-negara di sepanjang jalur proyek OBOR, agar dapat mengatur semua dimensi, jaringan, dan mewujudkan pembangunan yang terdiversifikasi, mandiri, seimbang, dan berkelanjutan. Sederhananya, tujuan dari megaproyek OBOR ini adalah meningkatkan integrasi regional, perdagangan, dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Proyek OBOR merupakan program investasi yang sangat besar dalam pembangunan infrastruktur. Sebab untuk mewujudkan ambisi tersebut, China harus membangun jalan, kereta api, dan bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, serta jaringan telekomunikasi. Pembangunan lebih difokuskan pada negara-negara di Asia, Afrika Timur, Eropa Timur, dan Timur Tengah yang tercakup dalam jalur sutra.
Cara kerja One Belt One Road
One Belt One Road memang ide dan inisiatif China untuk memberikan kemudahan akses dalam perdagangan internasional. Namun, jalur sutra tidak hanya mencakup kawasan China saja, tetapi juga wilayah negara lain. Sebab itu, untuk bisa merealisasikan proyek terbesar abad ini, China membutuhkan dukungan dari negara-negara lain, terutama yang dilalui jalur sutra. Beruntung, proyek ini mendapat dukungan dari setidaknya 71 negara.
Sebagai proyek konektivitas yang mengintegrasikan beberapa negara, OBOR melibatkan pembangunan jaringan besar jalan raya, kereta api, pelabuhan laut, jaringan listrik, pipa minyak dan gas, serta proyek infrastruktur lainnya. Proyek OBOR mencakup dua bagian, yakni jalur berbasis darat dan laut.
- Jalur berbasis darat
Jalur berbasis darat disebut dengan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (Silk Road Economic Belt). Jalur ini direncanakan akan menghubungkan China dengan Asia Tengah, Eropa Timur, dan Eropa Barat. Sabuk Ekonomi Jalur Sutra yang menjangkau jalur darat merupakan visi jangka panjang untuk pembangunan infrastruktur, konektivitas, dan kerja sama ekonomi Eurasia yang mencakup enam koridor pembangunan.
-
- The New Eurasian Land Bridge, yang menghubungkan China Barat dengan Rusia Barat.
- The China-Mongolia-Russia Corridor, yang menghubungkan China Utara dengan Rusia Timur melalui Mongolia.
- The China-Central Asia-West Asia Corridor, yang menghubungkan China Barat sampai dengan Turki melalui Asia Tengah dan Barat.
- The China-Indochina Peninsula Corridor, yang menghubungkan China Selatan hingga Singapura melalui Indochina.
- The China-Pakistan Corridor, yang menghubungkan China Barat Daya hingga Pakistan.
- The Bangladesh-China-India-Myanmar Corridor, yang menghubungkan China Selatan dengan India melalui Bangladesh dan Myanmar.
- Jalur berbasis laut
Jalur berbasis laut disebut dengan Jalan Sutra Maritim Abad 21 (21st Century Maritime Silk Road). Jalur ini diperkirakan akan melintasi pantai selatan China ke Mediterania, Afrika, Asia Tenggara, dan Asia Tengah. Sedianya jalur berbasis laut ini akan menghubungkan China dengan Asia Tenggara, Indonesia, India, Jazirah Arab, Somalia, Mesir, dan Eropa melalui jalur Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Persia, dan Laut Merah.
Istilah Belt dan Road yang digunakan dalam proyek ini dinilai cukup membingungkan banyak kalangan. Padahal sejatinya istilah Belt (Sabuk) ini mengacu pada jaringan jalan, sedangkan Road (Jalan) mengacu pada rute laut.
Selain jalur berbasis darat dan laut, peta proyek OBOR juga menunjukkan Jalur Sutra Kutub yang secara resmi disebutkan dalam kebijakan Arktik China. Kebijakan tersebut menunjukkan komitmen China untuk secara aktif berpartisipasi dalam urusan Arktik yang dituangkan dalam buku yang berjudul China’s Arctic Policy yang diterbitkan pada Januari 2018. Buku tersebut sekaligus merupakan dokumen cetak biru tentang gambaran strategi Arktik China dan ambisinya untuk mengembangkan ‘Jalan Sutra Kutub’ di bawah naungan proyek OBOR.
Pentingnya One Belt One Road bagi China
Pembangunan megaproyek OBOR tentu dilakukan dengan alasan yang kuat, secara biaya yang dibutuhkan untuk implementasinya sangatlah besar. Proyek OBOR sangat penting bagi China karena diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan domestik dan menjadi bagian dari strategi diplomasi ekonomi negara tersebut.
Dengan membangun infrastruktur di wilayah perbatasan yang kurang berkembang seperti Xinjiang, China berharap dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Proyek OBOR diharapkan dapat membuka dan menciptakan pasar baru untuk barang-barang China. Tak hanya itu, ambisi China membangun OBOR ini memungkinkan manufaktur untuk mendapatkan kendali atas rute hemat biaya untuk mengekspor bahan dengan mudah.
Untuk mencapai dan mewujudkan semua hal tersebut, China gencar melakukan ‘promosi’ dan meminta dukung serta keterlibatan negara-negara yang dilalui proyek OBOR ini. Salah satunya adalah dengan menawarkan pinjaman murah kepada negara-negara yang berpartisipasi.
Artikel Terkait
- Apa itu Toxic Leader dan Destructive Behaviour dalam Organisasi
- Kejadian Luar Biasa: Definisi, Kriteria dan Tindakan Penanggulangannya
- Apa Itu Japanese Economic Miracle?
- Pengertian Perjanjian Bilateral Dan Contohnya
Demikianlah artikel tentang One Belt One Road (OBOR) China, semoga bermanfaat bagi Anda semua.