Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apakah Penyebab Resesi?

Sektor ekonomi semakin berkembang dengan aktivitas-aktivitas perekonomian yang terus maju. Sektor perekonomian yang diinginkan adalah yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, seperti membangun iklim investasi menjadi kondusif, memberikan insentif ekonomi di sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan sebagainya. Namun, realitanya sektor ekonomi tidak selalu mencapai hal tersebut. Ingatkah saat-saat dimana pasar saham turun, pengangguran meningkat, perekonomian menurun, dan pebisnis berhenti berinvestasi? Bisa dikatakan hal itu terjadi karena resesi.

Lalu apakah itu resesi? Secara umum resesi dikatakan sebagai masa penurunan aktivitas ekonomi secara umum. Resesi adalah penurunan signifikan pada aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan, yang biasanya terlihat dari produk domestik bruto (PDB) riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran. Resesi dikatakan terjadi ketika bisnis berhenti berkembang, tingkat pengangguran meningkat, dan PDB berkurang selama dua kuartal berturut-turut.

Resesi bisa juga dikatakan masa-masa negatif dari pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB. Karena PDB adalah jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, sehingga dijadikan sebagai alat ukur bagi perkembangan ekonomi suatu negara.

Terdapat dua hal tentang resesi. Pertama, resesi terjadi ketika terjadi penurunan pertumbuhan PDB. Misalkan jika dalam satu kuartal PDB mencapai 2,1%, padahal sebelumnya mencapai 2,2%, maka hal itu menunjukkan perlambatan pertumbuhan produksi dan ekonomi. Kedua, biasanya PDB akan selalu meningkat untuk jangka waktu tertentu. Namun ketika berada di puncak siklus ekonomi, besar kemungkinan untuk terjadi resesi. Pada titik tertinggi tersebut biasanya akan terjadi inflasi sehingga jumlah barang melimpah, harga barang akan naik, dan permintaan bisa saja turun. Penurunan permintaan barang yang menyebabkan turunnya harga barang disebut deflasi.

Ada beberapa indikator yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi pada suatu negara, yaitu diantaranya:

  • Hilangnya keyakinan dan kepercayaan dalam investasi dan perekonomian.

Iklim investasi yang kondusif dan aman adalah keadaan yang diinginkan untuk menjalankan roda perekonomian suatu negara. Tujuannya adalah untuk menarik investor agar berinvestasi. Namun jika pertumbuhan ekonomi malah memicu hilangnya kepercayaan untuk berinvestasi, akan banyak investor yang menarik dananya.

Kehilangan kepercayaan investor menyebabkan konsumen berhenti membeli dan beralih ke mode defensif. Ketika itu, kepanikan akan terjadi. Penjualan melambat, bisnis lesu, sehingga produsen memotong volume produksi. Dan keadaan tersebut akan berdampak dalam peningkatan jumlah pengangguran. Ketika hal itu terjadi, pemerintah dan bank harus turun tangan untuk menciptakan kebijakan yang mampu memulihkan kepercayaan investor.

  • Ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi

Ketika produksi dan konsumsi tidak seimbang, akan menimbulkan masalah siklus ekonomi. Tingginya produksi yang tidak diimbangi dengan konsumsi yang tinggi akan berakibat terjadi penumpukan stok produksi. Sedangkan jika produksi rendah dan konsumsi tinggi, maka kebutuhan dalam negeri tidak bisa tercukupi dan negara harus melakukan impor yang menyebabkan penurunan laba perusahaan dan berpengaruh pada lemahnya pasar modal.

  • Suku Bunga Tinggi

Kenaikan suku bunga memang bisa melindungi nilai mata uang. Namun suku bunga yang tinggi akan membatasi likuiditas investor, bisa membebani para debitur, sehingga kredit menjadi macet yang akan berdampak sistemik pada dunia perbankan. Dan jika dunia perbankan kolaps, terjadilah resesi.

  • Terjadinya inflasi atau deflasi

Inflasi memang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun inflasi yang terlalu tinggi malah akan menyulitkan kondisi ekonomi suatu negara, karena harga komoditas yang tinggi akan menurunkan minat masyarakat karena tidak sanggup untuk membeli komoditas tersebut, terutama untuk masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah. Harga komoditas atau produk tinggi karena biaya produksi meningkat, biaya energi yang lebih tinggi, atau bahkan karena adanya utang nasional. Dan inflasi akan mengakibatkan masyarakat berhati-hati untuk mengeluarkan uangnya dan akan lebih banyak menabung. Inflasi yang tidak diikuti dengan daya beli masyarakat, akan mengakibatkan pemangkasan produksi, sehingga terjadi peningkatan pengangguran karena bisa saja banyak kebijakan perusahaan baru yang megurangi karyawannya. Sehingga hal itu menyebabkan ekonomi runtuh dan terjadi resesi, yang juga bisa memicu terjadinya deflasi.

Deflasi merupakan kebalikan deflasi, namun bukan berarti deflasi berpengaruh positif terhadap perekonomian negara. Harga komoditas yang jatuh dari waktu ke waktu akan mengakibatkan efek yang lebih buruk dari inflasi. Deflasi akan mengurangi nilai barang yang dijual di pasar, dan harga barang akan mudah turun, yang mengakibatkan permintaan barang pun turun, karena masyarakat akan menunggu harga barang turun. Karena permintaan yang turun, maka terjadilah resesi.

  • Jatuhnya harga dan penjualan perumahan

Banyak orang yang memilih untuk investasi di bidang properti, karena nilainya yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Namun ada masa pemilik rumah kehilangan ekuitas, sehingga terpaksa mengurangi pengeluaran karena tidak lagi mengambil hipotek kedua atau memperoleh pinjaman dengan jaminan rumah tersebut. Hal ini akan memicu resesi yang hebat. Karena nilai properti yang terpuruk tidak hanya merugikan pemiliknya, namun juga berimbas pada perbankan. Bank akan kehilangan uang dan berakibat penyitaan aset yang menyebabkan resesi terjadi.

Lalu apakah Indonesia pernah mengalami resesi? Menurut Mahfud MD, Menteri Menkopolhukam, di Indonesia dipastikan akan mengalami resesi ekonomi pada bulan September 2020. Karena pertumbuhan ekonomi indonesia berada di angka 0,5% hingga 2,2%. Dampak utama terjadinya resesi di Indonesia adalah pandemi COVID-19, karena masyarakat cenderung menunda pembelian untuk penghematan, atau menunggu harga lebih rendah. Sehingga berbagai bisnis mengalami defisit hingga bangkrut, dan pengangguran semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya PHK.

Tidak hanya Indonesia, Amerika Serikat juga mengalami resesi, dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 5% dan tidak berharap lebih untuk pemulihan penuh bahkan pada akhir 2021. Karena di tahun 2020 ini, pandemi covid-19 global mengharuskan sebagian besar bisnis untuk tutup agar mengurangi penyebaran virus corona.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang penyebab resesi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Pekerjaan yang Masih Bisa Bertahan Ketika Resesi
Persiapan Pribadi Menghadapi Resesi yang Akan Datang
Penyebab dan Contoh Defisit Negara
Penyebab Kita Jadi Lebih Boros Selama Pandemi
Apa Penyebab Inflasi?
Persiapan untuk Usaha Kecil Menghadapi Resesi Ekonomi yang akan Datang
Industri yang Mampu Bertahan dalam Resesi
Harga Emas Cenderung Naik, Apa Penyebabnya?
Apa Penyebab Utama Kemiskinan?
Bagaimana Menyiapkan Keuangan Pribadi Saat Menghadapi Resesi?


Bagikan Ke Teman Anda