Bagaimana Perusahaan Asuransi Mendapat Uang? Ini Penjelasannya!
Bisnis pada dasarnya merupakan buah dari spekulasi akan masa depan dan kondisi pasar. Tidak ada bisnis yang didasarkan pada selain spekulasi. Namun, di antara semua platform usaha, bisnis asuransi tergolong yang paling menarik karena didasarkan pada ketidakpastian dengan derajat lebih tinggi. Sebagian mencibir praktik asuransi karena memandang perusahaan asuransi berusaha mengkapitalisasi kehidupan atau bahkan bagian tubuh tertentu yang diasuransikan. Akan tetapi, mereka yang berpikir keras akan kejamnya ketidakpastian di masa depan cenderung mengamankan diri di asuransi.
Di antara yang sedikit gerah dengan keberadaan asuransi adalah pemerintah, tidak hanya individu. Memang, sejumlah pemerintah menilai keberadaan perusahaan asuransi sebagai penjahat kelas kakap dalam berbagai perdebatan anggaran pemerintah. Biaya untuk asuransi terus meningkat, paling tidak sejauh asuransi kesehatan masih dianggap penting. Tak mengherankan jika kondisi seperti ini membuat perusahaan asuransi terus menuai keuntungan besar. Tapi, apakah selalu seperti itu? Tentu tidak. Bagaimanapun juga, asuransi adalah bentuk lain dari bisnis. Dan, bisnis selalu menginginkan keuntungan. Itu artinya perusahaan asuransi juga bisa merugi. Soal jarang sekali perusahaan asuransi tampak merugi, itu persoalan lain.
Di luar praktik bisnis yang dijalankan, yang sudah pasti didasarkan pada ketidakpastian, bagaimana sebenarnya bisnis asuransi menuai keuntungannya?
Ada dua cara sebuah perusahaan asuransi mendulang keuntungan. Pertama adalah dengan menarik lebih banyak uang dari nasabah dengan cara menaikkan premi ketimbang yang harus dibayarkan saat klaim asuransi. Tapi, berhubung pasar bisnis asuransi begitu kompetitif, praktik ini tidak disukai untuk diambil meski mereka, pelaku bisnis asuransi, menginginkan cara yang lebih praktis seperti ini.
Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan asuransi agar terlihat menaikkan premium secara legal dan professional adalah dengan membagi konsumen ke sejumlah kelas atau kategori. Konsumen papan atas yang bersedia membayar premi lebih banyak diberi diskon. Sementara konsumen papan bawah yang preminya lebih rendah tidak dikenakan diskon sama sekali. Praktik semacam ini jelas-jelas terlihat pada asuransi kesehatan dimana sebuah perusahaan yang mempekerjakan seribu karyawan mungkin bakal membayar asuransi kesehatan pegawainya lebih rendah ketimbang polis asuransi kesehatan yang Anda bayarkan saat ini.
Di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, disparitas harga antara rencana asuransi kesehatan perusahaan besar dan rencana asuransi kesehatan individu berujung pada kekacauan di Washington, D.C., ketika kubu Republik dan Demokrat adu argumentasi soal bagaimana cara mengelola jaminan kesehatan. Ironisnya, di sejumlah negara maju di seluruh dunia – terutama di Inggris – tidak ada yang memberlakukan jaminan kesehatan sebagaimana yang dipraktikkan Amerika Serikat.
Sebagai gantinya, negara-negara maju tersebut menetapkan apa yang disebut sebagai sistem pembayar tunggal (single-payer system) atau layanan kesehatan social dimana pemerintah membayar semua layanan yang berhubungan dengan kesehatan warganya. Di sini, sistem pembayar tunggal mengelola ongkos lebih efektif ketimbang perusahaan asuransi yang paling kompetitif sekalipun karena semua layanan administrasi yang dibutuhkan ditangani oleh satu organisasi pemerintah.
Cara kedua yang ditempuh oleh perusahaan asuransi untuk menuai keuntungan adalah dengan menggunakan apa yang disebut sebagai ‘float’ untuk membuat investasi. Contoh individu yang diuntungkan dengan keberadaan ‘float’ ini adalah Warren Buffet. Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, membeli GEICO Insurance dan mempraktikkan model ‘float’ ini dan meraup keuntungan besar. Apa sebenarnya insurance float itu?
Sebenarnya, insurance float adalah selisih antara premi yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi dengan klaim yang harus dibayarkan pada nasabah. Bagi orang awam ini terdengar seperti laba – padahal tidak semirip itu. Bedanya, laba perusahaan (asuransi) dihitung berbasis tahunan, sementara float dihitung berdasarkan hitungan bulanan. Sebuah perusahaan asuransi mungkin membayar klaim lebih sedikit pada bulan Januari ketimbang Juni, misalnya, dan selama bulan antara Februari hingga Mei perusahaan tersebut bisa memanfaatkan dana yang tersedia – yakni premi yang ‘menganggur’ – untuk diinvestasikan ke sektor lain.
Dengan uang yang cukup besar – umumnya mulai dari ratusan juta dolar AS – berbagai perusahaan asuransi dapat menuai keuntungan raksasa dari menginvestasikan ‘float’ ini sehingga mereka masih bisa membayar klaim dan menyimpan sisanya.
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan asuransi mendapat keuntungannya dengan ‘menjual’ asuransi melebihi nilai yang diperlukan dan dengan cara melakukan peminjaman uang secara temporer dari konsumennya – yakni para nasabah alias pembayar premi – untuk kemudian diinvestasikan. Praktik meminjam uang nasabah ini sangat menguntungkan perusahaan asuransi karena mereka tidak perlu membayar bunga pada para nasabah. Berbekal menakut-nakuti para calon nasabah lah perusahaan asuransi menuai keuntungan.
Hanya saja, ada kalanya perusahaan asuransi merugi karena berinvestasi di tempat yang salah. Mau tak mau, mereka harus membayar kerugian investasi ini. Selama perusahaan asuransi tersebut memiliki likuiditas yang memadai dan nilai aset jangka panjang yang cukup untuk menalangi kerugian tersebut dan membayar klaim nasabah, ia dapat terus beroperasi layaknya praktik bisnis lainnya.
Artikel Terkait
- Pilih Asuransi Jiwa Term Life atau Whole Life Insurance?
- Serba-serbi tentang Asuransi Unit Link
- Apa itu Asuransi Kesehatan Cashless?
- Asuransi Syariah, Apa Saja Keuntungannya?
Demikianlah artikel tentang perusahaan asuransi mendapat uang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.