Cara Mendidik Anak Jenius
Punya anak yang jenius di bidang musik seperti Beethoven atau jenius di bidang olahraga seperti Tiger Woods, bagaimana rasanya ya? Masih banyak lagi orang-orang terkenal yang punya kecerdasan luar biasa di bidangnya masing-masing. Bagaimana caranya membesarkan anak agar bisa sejenius mereka? Cara yang paling utama adalah: jangan membentuk anak untuk jadi seorang jenius.
Kalau orang tua hanya fokus untuk membuat anak jadi jenius, ini justru bisa menimbulkan berbagai masalah. Baik dari segi sosial dan emosional, anak yang dipaksakan menjadi jenius bisa mengalami masalah-masalah tersebut. Lalu bagaimana caranya membesarkan anak yang terindikasi memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata?
Tip Menjadikan Anak Jenius
Tak bisa dipungkiri, di sekeliling kita orang yang kepintarannya di atas rata-rata itu pasti selalu ada. Merekalah yang nantinya bisa menjadi pemimpin atau pengusaha sukses. Bisa juga menonjol di bidang apa pun yang paling mereka suka. Tak melulu di bidang akademis. Tapi bisa juga musik, seni, olahraga, dan lain-lain.
Anak-anak dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata ini memang cenderung mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Lalu bagaimana caranya mendukung kemampuan mereka agar bisa berkembang dengan baik? Ini dia beberapa tipnya:
- Biarkan Anak Mendapat Pengalaman yang Beragam
Meskipun seorang anak sudah jelas menunjukkan satu bakat tertentu, tapi mereka tetap berhak mendapatkan pengalaman yang lain. Mungkin saja mereka akan punya ketertarikan di bidang lain. Atau justru bisa mengembangkan bakatnya dari pengalamannya yang beragam. Misalnya si A jago Matematika, tapi dia juga bisa belajar bahasa Inggris, les renang, dan lain-lain.
Pengalaman yang beragam akan membuat anak tidak cepat bosan. Bayangkan kalau harus berhadapan terus dengan 1 bidang saja, pasti suatu saat ia akan jenuh. Pengalaman yang beragam juga akan sangat berguna saat mereka dewasa nantinya.
- Dukung Bakat Khusus yang Mereka Miliki
Jika anak sudah kelihatan memiliki satu bakat khusus sejak usia dini, ini memang menguntungkan. Orang tua bisa mendukung bakat ini semampu mereka. Dukung dengan fasilitas yang mereka butuhkan sehingga bakatnya bisa berkembang. Selain itu, arahkan pula kemana anak harus mengembangkan bakat yang mereka miliki.
- Dukung Kebutuhan Intelektual dan Emosional
Bukan hanya kebutuhan intelektual yang harus selalu dikedepankan. Bagaimana pun mereka adalah anak-anak yang juga perlu didukung secara emosional. Bermain bersama atau melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama bisa merupakan bentuk dukungan juga. Bisa juga dengan memberi waktu mereka bermain dengan teman sebayanya.
Beri pujian setiap kali mereka mencapai kesuksesan. Dengan begitu, mereka tidak hanya pandai dalam akademis saja. Tapi bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
- Biarkan Anak Punya Pola Pikir yang Berkembang
Pola pikir berkembang bisa didapatkan dengan cara memuji usaha mereka, bukan kebisaannya. Dengan begitu, anak akan mengerti bahwa untuk sukses itu butuh usaha. Ini juga akan membuat mereka tetap rendah hati.
Jika punya pola pikir ini, anak akan cenderung berusaha ke depannya dengan cara memadukan kemampuan mereka dengan usaha. Kesempatan untuk berkembang pun jadi lebih besar.
- Dukung Anak untuk Mengambil Risiko dan Terbuka pada Kegagalan
Ke depannya mungkin mereka akan menghadapi tantangan. Misalnya mengikuti kompetisi atau lomba yang berkaitan dengan kecerdasan mereka. Tidak semua anak punya ambisi untuk berkompetisi. Sebagian anak butuh dukungan untuk mengambil risiko semacam ini.
Tanamkan juga bahwa dalam setiap kompetisi pasti ada yang menang dan kalah. Jika kita menjadi pihak yang kalah atau gagal, maka tidak masalah. Dengan begitu, mereka akan belajar untuk menerima kegagalan dan berusaha memperbaikinya ke depan.
- Hindari Melabeli Anak
Sepintar apa pun mereka, kalau terus-menerus dilabeli dengan “si jenius” pasti akan jadi masalah juga. Di awal mungkin anak merasa senang. Tapi lama-kelamaan ini bisa jadi memberatkan secara emosional. Ini justru bisa mengarah pada banyak masalah. Perlakukan anak sebagaimana biasanya saja. Tidak perlu terlalu sering melabeli mereka dengan julukan tertentu.
- Bekerja Sama dengan Guru yang Tepat
Dari segi akademis misalnya, anak yang kecerdasannya di atas rata-rata mungkin butuh materi yang lebih menantang. Carilah guru yang bisa membantu dengan materi tambahan ini. Atau bisa juga pilih metode belajar atau sekolah yang lebih bebas.
- Hindari Membentuk Hidup Anak Terlalu Berlebihan
Setiap orang tua memang ingin hidup anaknya lebih baik. Tapi bukan berarti jadi mengontrol habis-habisan. Anak yang diberkahi dengan kecerdasan berlebih biasanya lebih penasaran dan tertarik pada banyak hal. Akan lebih baik jika mereka bisa lebih menjelajahi apa yang mereka suka.
Orang tua bisa mengikuti jejak dari hasil penjelajahan si anak. Apa yang mereka suka? Jadikan itu sebagai tanda untuk mendukung kegiatan yang mereka sukai. Bukan malah sebaliknya.
- Biarkan Mereka Mengikuti Kelas Akselarasi
Dalam banyak kasus anak yang jenius secara intelektual, mereka harus mengikuti kelas akselarasi atau percepatan. Biarkan mereka mengikuti kelas ini jika mereka mau. Tidak perlu menahan-nahan karena alasan ingin mereka tumbuh “normal”. Karena ini justru bisa membuat si anak dan orang-orang di sekelilingnya frustrasi.
Anak akan dipaksa berada di kelas yang dia sudah kuasai sepenuhnya. Atau sebaliknya, teman-teman mereka di kelas yang sebaya terpaksa harus mengikuti kecerdasan si anak. Guru pun akan kesulitan dalam situasi ini. Ini memang bisa membuat mereka tertinggal dari segi sosial. Hal terbaik yang bisa dilakukan orang tua adalah berusaha menjadi teman mereka. Atau bantu mencarikan teman yang baik.
Artikel Terkait
- Memahami Pola Pikir 2% Orang Kaya
- Kebiasaan Buruk yang Menyebabkan Anda Kehilangan Uang
- Penyebab Orang Kaya Jatuh Miskin
- Tip Agar Bisa Bekerja Maksimal Meski di Bawah Tekanan
Demikianlah artikel tentang cara mendidik anak jenius, semoga bermanfaat bagi Anda semua.