Contoh-contoh Kasus Penipuan dengan Modus Investasi Bodong
Dalam artikel-artikel kita sebelumnya, kita telah membahas mengenai pentingnya investasi untuk menghemat uang sekaligus membuat diri menjadi merdeka secara finansial. Saat ini pun, makin banyak orang yang berbondong-bondong membeli produk investasi berkat banyaknya edukasi mengenai pentingnya investasi.
Nahasnya, kesempatan ini justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, semacam penipu-penipu yang berkedok investasi dalam menjerat korbannya. Contoh seperti poin-poin di bawah ini dijamin akan membuat kita kapok untuk sembarangan dalam memilih produk investasi yang menguntungkan:
1. Penipuan “Teman Berjalan”
Kasus penipuan dengan modus investasi satu ini merupakan kasus penipuan yang sering terjadi di lingkungan kita selama kurang lebih 5-7 tahun terakhir ini. Yang dimaksud dengan “teman berjalan” adalah promosi menyebar promosi, di mana korban akan dipaksa menyetor uang kepada korban, dan korban lagi, dan korban lagi… Sampai benar-benar kapok.
Dalam menjalankan penipuan semacam ini, penipu akan menyamarkan lewat berbagai macam cara. Mengingat saat ini sedang demam kerja online yang menghasilkan uang, maka ini akan menjadi celah untuk penipu yang hendak menjalankan penipuan berkedok investasi “teman berjalan”.
Misalnya, bisa saja penipu mengatakan sesuatu seperti “Kerja gampang,” atau “Kerja online mudah” dengan janji menghasilkan uang yang tidak masuk akal, seperti 9 juta rupiah per hari. Di lain kesempatan dan media, tanpa sepengetahuan kita, penipu akan “memasarkan” investasi bodongnya dengan janji nominal rupiah yang berbeda namun sama tidak masuk akalnya, misalnya 15 juta rupiah per jam atau 10 juta rupiah per hari.
Kita yang tidak mengerti akan mudah terjerat oleh betapa mudahnya syarat yang diberikan dan pendaftaran yang seolah-olah mudah. Ternyata pada akhirnya, kita yang harus membayar sejumlah uang untuk si penipu yang “katanya” untuk tujuan investasi brosur, pelatihan, dan lain-lain, yang ternyata setelah kita “investasikan” uang kita, penipu malah kabur. Kita pun dijadikan umpan dengan dipaksa menyebarkan hal ini kepada teman-teman di sekitar kita, hingga penipu melahirkan sesama penipu berkedok investasi dengan cara ini. Hiiii, amit-amit!
2. Kedok Investasi dengan Mengatasnamakan Badan Usaha
Jenis penipuan berkedok investasi ini boleh jadi merupakan penipuan yang lebih elit dan lihai, dikarenakan penipu yang menggunakan cara ini meminjam nama perusahaan.
Sekarang ini, banyak penipu-penipu berkedok investasi yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan memiliki alamat dan nomor telepon kantor yang sesuai dengan catatan di Google Maps. Agar lebih meyakinkan, para penipu ini “membonceng” nama otoritas pemerintah, semacam menempel stiker atau gambar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada nama perusahaannya, sehingga kita yang tidak mengerti akan tergiring untuk masuk ke dalam perangkapnya.
Berikutnya, mereka akan menawarkan investasi dengan jumlah return yang tidak biasa, biasanya lebih dari 200% return. Agar lebih lancar dalam melaksanakan aksi brutalnya, biasanya penipu akan membumbui kata-kata yang membuat kita harus “segera” berinvestasi pada mereka. Lagipula, mereka memiliki label PT dan “meminjam” otoritas pemerintah yang (kelihatannya) terkait, bagaimana mungkin kita tidak memercayainya?
Namun, justru dari sinilah kita mengalami kebohongan yang sebenarnya. Begitu kita setorkan biaya investasi, tanpa sadar mereka menyedot uang kita rupiah demi rupiah. Ketika kita tanya mengenai imbal hasil atau return yang mereka janjikan, alasannya bermacam-macam dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Ada pula beberapa PT penipu yang begitu sampai pada jangka waktu yang mereka janjikan, mereka justru menyatakan diri bangkrut. Lebih lanjut, mereka membuat para korban investasi bodong mereka gigit jari dengan menutup sekalian perusahaan mereka. Ckckck… Benar-benar sesuatu!
3. Investasi “Saya Butuh Uang”
Naah… Kalau yang ini, biasanya kerap muncul di media sosial. Karena saat ini variasi produk investasi mulai merambah kanal media sosial yang paling dinikmati muda-mudi millennial, maka ini menjadi undangan bagi para penipu dan pencuri uang berkedok investasi lewat media sosial.
Yang ketiga ini lebih canggih dibandingkan dengan sekadar membonceng nama PT atau otoritas pemerintah, karena penipu pada investasi “saya butuh uang” ini bisa berpura-pura dengan sempurna menjadi orang-orang terdekat kita. Dengan keahlian hacking mereka yang mumpuni, mereka dapat menyelinap ke grup komunitas atau bahkan mendekati kita dengan dalih yang “pokoknya saya lagi butuh uang”.
Karena gaya bicaranya begitu mirip dengan orang-orang yang kita kenal, biasanya kita cenderung mudah terjerat dengan penipu-penipu semacam ini. Lagipula, mereka tidak sekadar mengarang cerita yang membuat diri kita kasihan, namun mereka juga mengaitkan cerita tersebut dengan kepribadian orang atau komunitas yang kita ketahui.
Lambat laun, kita yang lengah pun digiringnya masuk dalam grup investasi abal-abal, di mana orang-orang dalam grup ini mengklaim bermacam-macam hal mengenai investasi super-mudah yang tidak masuk akal. Sebut saja misalnya menggandakan uang dolar Amerika Serikat dengan metode-metode yang tidak ada landasan ilmiahnya atau bahkan membeli modal investasi yang ternyata modal untuk sesajen.
Parahnya, saat kita mengetahui hal tersebut, semua sudah terlambat. Kalau sudah begini, penipuan berkedok investasi “saya butuh uang” ini bukan hanya menghabiskan uang kita, melainkan juga membunuh relasi kita dengan orang-orang terkasih. Oh, seram!
Ternyata, parah juga ragam penipuan yang dilakukan pihak-pihak tak bertanggungjawab atas nama investasi. Semoga setelah mengetahui ketiga macam contoh kasus penipuan dengan modus investasi di atas, kita menjadi semakin hati-hati dalam memilih produk investasi.
Jangan hanya sekadar berpikir mengenai keuntungannya saja, namun bandingkan hal tersebut dengan faktor-faktor lain seperti risiko yang tertanam dan peraturan OJK yang resmi mengenai produk investasi. Akhir kata, selamat berjuang untuk lepas dari penipuan bermodus investasi bodong!
Artikel Terkait
- Contoh Modus Kasus Penipuan ATM yang Masih Marak
- Contoh-contoh Kasus Money Laundering atau Pencucian Uang
- Modus-modus Penipuan Lewat Telepon
- Ciri-ciri Investasi Money Games dan Cara Menghindarinya!
Demikianlah artikel tentang contoh-contoh kasus penipuan dengan modus investasi bodong, semoga bermanfaat bagi Anda semua.