Jangan Ulangi Kesalahan Pengusaha Pemula Ini!
Membangun perusahaan dari 0 (nol) bukanlah hal mudah. Itu mengapa kebanyakan entrepreneur yang membuat kesalahan sepanjang proses membangun perusahaan yang penuh lika-liku itu. Dan, adalah entrepreneur pemula lah yang paling banyak mengalami kesalahan semacam ini. Yang paling menyedihkan adalah fakta bahwa tingkat kegagalan tersebut sangat tinggi, umumnya 50 persen hingga 70 persen bisnis kecil bakal gagal dalam 18 bulan pertama.
Padahal, bagi kebanyakan orang, terutama yang berjiwa dan berdarah muda, menjadi seorang entrepreneur adalah suatu mimpi indah (yang harus direalisasikan). Bayangkan saja, ketika memutuskan menjadi entrepreneur seseorang akan berada pada satu titik untuk memilih. Jika sekarang menjadi karyawan, maka nantinya harus memutuskan meninggalkan karir. Sementara itu, di kalangan mahasiswa, adalah sebuah trend untuk meninggalkan bangku kuliah demi menggarap mimpi membangun imperium bisnis sendiri.
Sungguh sebuah keputusan besar yang harus diambil, mengingat dengan menjadi entrepreneur seseorang haruslah memiliki perencanaan yang matang dan kedisiplinan untuk melangkah memenuhinya. Yang bersangkutan harus siap menderita terlebih dahulu, karena adalah hal yang kurang produktif jika harus tampil glamor sementara bisnis masih berantakan.
Nah, bagi Anda yang tergolong entrepreneur pemula, ada baiknya menyimak tips-tips berikut ini agar tidak menjalani kesalahan yang sama.
1. Terlampau irit atau terlalu boros
Sebagai seorang entrepreneur baru, uang bakal menjadi salah satu hal yang menyita pikiran. Aliran uang sebelum perusahaan berjalan cenderung berada pada angka 0 (nol) atau minus. Jadinya, yang menjadi fokus Anda berikutnya adalah menghasilkan uang lebih banyak lagi atau menabung lagi dan lagi. Nah, di kalangan entrepreneur muda ada dua kecenderungan yang sama-sama bertolak belakang, yakni terlampau irit dan terlalu boros. Kedua sikap ini, jika ditempuh secara ekstrim, sangat berbahaya. Solusinya, belanjakan uang Anda dengan bijak. Jangan takut menginvestasikannya untuk orang atau produk berkualitas.
2. Merasa tidak ada pesaing
Hasrat dan kegembiraan akan dibuatnya sebuah produk baru seringkali membuat seorang entrepreneur pemula berpendapat bahwa tidak ada pesaing langsung dari apa usaha yang sedang dijalaninya. Atau, lebih buruk lagi, bahwa produknya berada di atas rivalnya. Kenyataannya, jarang sekali bisnis, apapun bisni itu, yang tidak memiliki pesaing langsung. Kecuali Anda sedang menemukan dan mengembangkan produk yang benar-benar baru, aka nada seseorang yang sudah menguasai pangsa pasar dari produk yang sedang Anda kembangkan.
3. Tujuan tidak terukur
Para entrepreneur pemula kerap terpesona oleh ‘ide besar’ yang ada di kepala mereka. Akibatnya, mereka jarang bekerja dengan perencanaan matang. Padahal, apa yang harus dilakukannya adalah menentukan sasaran yang realistis dan bisa dicapai. Jadi, jangan cuma berkata, ‘Aku ingin mendapatkan 1 juta dolar AS tahun ini.’ Tapi, segera susun sasaran tersebut dan tentukan apa saja langkah yang harus diambil secara detil agar keinginan Anda tersebut dapat tercapai. Dan, jangan terlampau mengasihani diri ketika tengah menjalani proses yang telah Anda susun.
4. Mengabaikan pemasaran alias marketing
Kepercayaan yang umum dipegang oleh seorang entrepreneur pemula adalah ketika Anda membuatnya, pasar akan datang dengan sendirinya. Entrepreneur semacam ini terlalu naïf, berpikir kalau produk mereka benar-benar revolusioner sehingga cukup mengandalkan humas gratis dan info dari mulut ke mulut. Faktanya, sebagai pendatang baru, Anda harus mengalokasikan dana lebih untuk urusan promosi. Ini bisa mulai dari SEO, content marketing, humas dan iklan berbayar, lho. Pastikan Anda mengerti dimana competitor Anda menghabiskan dana untuk pemasaran.
5. Merasa bisa melakukan semuanya sendirian
Pada mulanya, adalah yang lumrah untuk berpikir bahwa tidak ada orang lain yang bisa melakukan pekerjaan sebaik Anda. Anda tahu luar dalam produk Anda, dan hanya Anda yang punya hasrat untuk mensukseskan bisnis Anda. Tapi, ternyata pemikiran semacam ini hanya akan menjadi batu sandungan, dan bukan pijakan untuk sukses. Dengan memiliki konsultan yang berpengalaman dan punya pengetahuan lebih, Anda akan memiliki perspektif yang lebih obyektif akan bisnis Anda dan pasar produk atau jasa yang Anda berikan.
6. Bekerja dengan teman
Yang namanya teman, ya, sebatas teman. Itu saja. Bisnis dan pertemanan tidak bisa menyatu dan merupakan kesalahan besar saat mencampur adukkan keduanya. Di satu sisi, ketika ada yang salah dengan bisnis Anda, hubungan dengan teman tersebut bakal rusak. Solusinya, cari orang yang benar-benar berbakat dan bisa diandalkan untuk Anda ajak bekerja sama dan masuk dalam tim Anda.
7. Pangsa pasar tidak jelas
Kebiasaan entrepreneur pemula adala ingin produknya digunakan oleh semua orang. Itu salah. Pebisnis yang sukses bukanlah yang produknya menguasai orang banyak, tapi justru hanya dinikmati segmen pasar tertentu atau orang-orang dengan karakteristik tertentu. Pebisnis yang sukses membangun elitisme untuk produknya, bukan membuat produk yang bisa dinikmati untuk sejuta umat.
Artikel Terkait
- Cara Networking Efektif untuk Entrepreneur Pemula
- Buku yang Wajib Dibaca oleh Entrepreneur
- Apa Pandangan yang Salah Terhadap Entrepreneur?
- Orang Seperti Apa yang Seharusnya Tidak Menjadi Enterpreneur
Demikianlah artikel tentang jangan ulangi kesalahan pengusaha pemula ini, semogfa bermanfaat bagi Anda semua.