Kesalahan Umum Yang Dilakukan Selama Proses Pengajuan Pinjaman
Bagi kebanyakan orang, mengajukan pinjaman ke bank merupakan solusi memperoleh dana segar yang digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari modal bisnis hingga pembelian barang yang sifatnya konsumtif.
Namun dalam proses pengajuan pinjaman ini, banyak debitur atau pihak yang meminjam tanpa sadar sering melakukan kesalahan, yang justru berisiko merugikan diri mereka sendiri. Berikut kesalahan umum yang dilakukan selama proses pengajuan pinjaman.
- Tanda tangan tanpa membaca persyaratan dengan cermat
Ketika pengajuan pinjaman disetujui, tak dipungkiri bahwa hati akan merasa lega dan gembira karena sebentar lagi Anda akan memperoleh sejumlah dana yang dibutuhkan. Sayangnya, banyak debitur, mungkin juga termasuk Anda tergesa-gesa untuk segera menerima dana pinjaman, sehingga dengan mudahnya membubuhkan tanda tangan pada surat perjanjian yang telah disediakan pihak bank atau kreditur, tanpa membaca persyaratannya dengan cermat.
Hanya sebagian kecil, atau bahkan tidak ada yang meminta waktu untuk membaca dan mempelajari isi perjanjian pinjaman dan persyaratannya lebih dulu sebelum menandatanganinya.
Kesalahan ini bisa saja fatal, karena mungkin saja ada persyaratan yang kurang menguntungkan Anda, misalnya denda keterlambatan yang besar dan dihitung per hari, penyitaan barang jaminan, dan lain sebagainya. Sebab itu, penting untuk selalu berhati-hati dan Anda harus meluangkan waktu untuk membaca semua persyaratan pengajuan pinjaman dengan teliti.
- Menerima persyaratan pinjaman yang tidak realistis
Pinjam-meminjam uang saat ini menjadi salah satu bisnis keuangan yang menguntungkan. Perolehan pendapatan dari bunga yang cukup tinggi sering kali menggiurkan bagi pemodal untuk menekuni bisnis ini, bisa dari lembaga perbankan maupun non-perbankan.
Dalam proses pengajuan pinjaman, tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peminjam. Bicara tentang persyaratan pengajuan pinjaman, tak jarang terselip persyaratan yang dinilai tidak realistis, sehingga menyulitkan peminjam untuk memenuhinya. Misalnya pembebanan tingkat bunga yang tinggi, denda keterlambatan per hari dengan persentase yang juga tinggi, potongan biaya administrasi yang besar, dan lain sebagainya.
Meski memberatkan dan tidak realistis, peminjam sering kali ‘terjebak’ untuk menerima segala persyaratan yang diajukan, karena situasi dan kondisinya sedang membutuhkan dana. Inilah kesalahannya. Walaupun membutuhkan dana, tetaplah berpikir dan bertindak realistis. Jangan justru terburu-buru mengambil keputusan yang justru merugikan Anda ke depannya.
Jika menemukan persyaratan yang dinilai tidak realistis dan sulit untuk dipenuhi, sebaiknya Anda batalkan pengajuan pinjaman tersebut. Cobalah mengajukan pinjaman ke tempat lain. Jangan pernah terlalu putus asa, sehingga menerima semua persyaratan dan ketentuan yang sulit untuk dipenuhi, yang nantinya justru menghalangi peluang bisnis Anda untuk lebih maju dan berkembang.
- Melakukan pelunasan terlalu cepat
Bagi siapa pun, penting untuk mengurangi bahkan menghindari utang. Namun, jika Anda telah terlanjur memiliki pinjaman, maka selesaikanlah dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Artinya, Anda tidak perlu melakukan pelunasan terlalu cepat. Namun, tak sedikit peminjam yang justru melakukan pelunasan terlalu cepat untuk bisa segera terbebas dari utang.
Melunasi utang tentu hal yang baik. Hanya saja, melakukan pelunasan utang terlalu cepat bisa berisiko mengganggu arus kas dan likuiditas bisnis Anda. Bagaimana tidak? Untuk melunasi utang lebih cepat tentu membutuhkan dana yang besar, tak hanya pokoknya saja tapi juga dengan bunganya.
Bahkan, pelunasan pinjaman lebih cepat bisa jadi Anda dikenakan pinalti. Artinya, jumlah yang Anda bayarkan justru lebih besar dari yang seharusnya. Hal ini tentu akan menguras kas bisnis atau pribadi Anda. Jika Anda memiliki dana lebih, maka bisa dialihkan ke investasi untuk mengembangkan bisnis yang menguntungkan.
- Hanya berfokus pada tingkat bunga
Tingkat bunga menjadi bagian penting dari pinjaman, sehingga besar kecilnya harus diperhatikan dan dipertimbangkan sejak awal. Meski penting, bukan berarti pertimbangan pengajuan pinjaman hanya semata-mata karena tingkat bunga yang rendah saja. Sayangnya, kesalahan inilah yang sering dilakukan oleh para peminjam.
Anda sebagai debitur atau peminjam, tentu akan mencari pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah. Tingkat bunga rendah akan memperkecil besar cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan.
Namun, hanya berfokus pada tingkat bunga saja tetapi abai dengan persyaratan lain seperti termin atau jangka waktu pinjaman, tidak akan membuat beban cicilan menjadi ringan. Semakin lama jangka waktu pinjaman, nominal cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan memang kecil, namun total pengembalian yang harus Anda bayar justru akan semakin besar.
- Tidak memiliki agunan
Dulu, setiap pengajuan pinjaman harus disertai dengan agunan sebagai ‘pengikat’ kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian pinjam-meminjam. Agunan berfungsi sebagai jaminan keamanan dan pengelolaan risiko.
Jika debitur melakukan wanprestasi, di mana pengembalian pinjaman tidak lancar bahkan macet sama sekali, maka agunan tersebut menjadi jaminan untuk pengembalian pinjaman kepada kreditur.
Tapi kini, seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak kemudahan yang diberikan, di mana debitur bisa mengajukan pinjaman tanpa agunan. Kelihatan mudah, tapi tidak pada realitanya.
Pinjaman tanpa agunan akan membebankan tingkat bunga yang lebih tinggi dari pinjaman dengan agunan. Sebab, pinjaman tanpa agunan tentu lebih berisiko, karena tidak ada jaminan keamanan.
Ketika terjadi wanprestasi oleh debitur, penagihan bisa dilakukan secara lebih ‘ekstrem’, bahkan seperti teror. Oleh sebab itu, jangan mudah tergiur dengan tawaran pinjaman tanpa agunan. Jika Anda membutuhkan dana dan ingin mengajukan pinjaman, pastikan Anda memiliki agunan.
- Tidak mampu mengidentifikasi kebutuhan modal
Banyak debitur yang mengajukan pinjaman tanpa mengetahui jumlah dana yang sebenarnya dibutuhkan, sehingga mereka cenderung meremehkan atau bahkan melebih-lebihkan jumlah pinjaman. Inilah kesalahan yang tak jarang juga dilakukan ketika mengajukan pinjaman.
Saat mengajukan pinjaman, pola pikir yang tertanam di benak debitur adalah berapa pun nominalnya yang penting bisa dapat pinjaman. Pola pikir ini cenderung muncul pada orang-orang yang benar-benar terdesak dan membutuhkan pinjaman.
Bisa jadi mereka tidak mampu mengidentifikasi kebutuhan modal, atau bahkan tidak peduli dengan nominal pinjaman yang bakal disetujui. Prinsipnya, ajukan dulu, berapapun yang disetujui akan diterima, meski pun jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan yang sebenarnya.
Tanpa disadari kesalahan ini justru berisiko merugikan debitur yang bersangkutan. Jika jumlah pinjaman yang disetujui tidak sesuai dengan kebutuhan, maka mereka harus mencari dan mengajukan pinjaman di tempat lain.
Artinya, mereka semakin terbebani dengan utang. Tingkat bunga yang akan mereka bayarkan pun akan lebih tinggi. Sementara apabila jumlah pinjaman yang melebihi kebutuhan juga akan membebani keuangan, karena jumlah cicilan yang dibayarkan pun akan semakin besar.
Artikel Terkait
- Bagaimana Cara Dapat Uang di Twitch?
- Aturan-aturan Emas Dalam Berinvestasi
- Tip Berbisnis dari Para Milyarder
- Aturan Emas dalam Bernegosiasi, Pasti Anti Gagal!
Demikianlah artikel tentang kesalahan umum yang dilakukan selama proses pengajuan pinjaman, semoga bermanfaat bagi Anda semua.