Langkah-langkah Membuat Anggaran Keluarga
Semakin bertambah tahun, dunia sepertinya menaruh semakin banyak ekspektasi dalam diri tiap kita, termasuk para keluarga. Banyaknya ekspektasi dunia ini sering membuat kita menjadi terpikir berlebihan tentang anggaran keluarga, bahkan kita seolah-olah jadi tidak memiliki waktu untuk menyusun anggaran keluarga.
Kendati demikian, bukan hal yang mustahil untuk menemukan “waktu tenang” dalam dunia yang dinamis demi mengatur anggaran keluarga. “Waktu tenang” ini dapat kita temukan saat kita terbebas dari kemelut pikiran dan pekerjaan yang melelahkan. Kita tidak dapat mengusahakan “waktu tenang” ini, hanya menunggunya supaya kita dapat benar-benar tenang dalam menyusun rencana keuangan keluarga.
Di saat yang bersamaan, rencana atau anggaran keuangan keluarga tidak dapat langsung terjadi begitu saja tanpa adanya proses yang menyertai. Berikut ini langkah-langkah untuk membuat rencana anggaran keluarga yang dapat Anda terapkan:
1. Tetapkan Tujuan Utama
Langkah pertama ini mengawali keseluruhan langkah berikutnya, mengingat tidak ada rencana apapun (termasuk rencana anggaran keuangan keluarga) yang berjalan tanpa adanya tujuan. Lagi pula dalam persoalan keuangan, tujuan pembentukan anggaran dapat menentukan periode penganggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Mungkin, tujuan kita adalah untuk membayar hutang-hutang cicilan mobil, motor, atau perhiasan, di mana kita perlu periode sekitar 6 bulan dalam penyusunan anggarannya. Mungkin juga tujuan kita lebih berjangka panjang seperti mempersiapkan sekolah anak dari SMA hingga berkuliah, sehingga butuh periode yang lebih panjang.
Apapun tujuan kita, tidak perlu menggembar-gemborkan tujuan ini kepada siapapun yang kita temui, apalagi ketika itu semua belum terealisasi. Sebaliknya, simpan dalam hati sambil memandang pada tujuan yang kita cita-citakan, niscaya dengan perencanaan keuangan yang matang kita akan mampu mencapainya.
2. Pilih Sistem Penganggaran Utama: Manual Atau Komputerisasi
Seringkali, orang berpikir komputerisasi lebih baik dibandingkan manual. Namun sebenarnya, baik manual maupun komputerisasi sama bagusnya asal kita memiliki pengetahuan yang baik atas sistem penganggaran apapun yang kita gunakan.
Untuk sistem penganggaran manual, kita memerlukan pengetahuan debet-kredit serta perhitungan yang cermat pada kalkulator supaya tidak terjadi kesalahan penganggaran. Penjurnalan akuntansi secara tertulis juga membantu dalam sistem penganggaran manual, sehingga kita akan mampu melihat tiap biaya yang ditimbulkan dengan lebih cermat, di mana ini akan dibahas lebih lanjut pada langkah berikutnya.
Saat ini, telah banyak sistem penganggaran terkomputerisasi yang terintegrasi dengan aplikasi Playstore, seperti yang terdapat pada banyak aplikasi perencanaan keuangan yang dapat diunduh gratis. Aplikasi-aplikasi ini juga teintegrasi dengan penyimpanan awan, sehingga memungkinkan kita untuk mencadangkan data penting terkait penganggaran keuangan keluarga termasuk berapa total keseluruhan biaya, saran keuangan yang di-auto-generated sistem, dan pengaruh debet-kredit masing-masing akun atau pos.
3. Kumpulkan Bukti dan Hitung Masing-Masing Kategori
Bukti yang dimaksud adalah bukti apapun yang ada kaitannya dengan keluar-masuknya kas keluarga, seperti slip gaji, rekening koran, aneka bon pengeluaran, dan sebagainya. Dari bukti-bukti semacam ini, kita akan dapat membagi kategori menjadi arus kas keluar dan arus kas masuk.
Selanjutnya, masing-masing kategori akan memperoleh totalnya. Dari total ini, kita akan mengetahui anggaran dibandingkan realisasi keuangan keluarga kita. Kita pun akan menjadi terus terpacu dalam membuat anggaran keluarga yang berujung pada kemerdekaan finansial.
4. Pecah Menjadi Sub-Kategori untuk Mengetahui Detail Keluar Masuknya Uang
Setelah masing-masing kategori pemasukan dan pengeluaran dihitung, hal yang selanjutnya perlu kita lakukan adalah memecah kategori pemasukan dan pengeluaran masing-masing dalam sub-kategori, sehingga kita mengetahui dengan jelas asal-usul keluar-masuknya uang. Dalam hal ini, kita perlu tracking back ke bukti-bukti keuangan yang sudah kita kumpulkan sebelumnya.
Sub-kategori yang paling banyak dibahas dalam penentuan anggaran keluarga adalah biaya, di mana ada pos biaya utilitas (listrik, air, dan lain-lain), biaya asuransi, biaya sewa, dan biaya lain-lain yang disebut juga biaya diskresioner (misalnya biaya untuk makan dan baju). Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin lebih banyak menghabiskan biaya yang termasuk sub-kategori diskresioner dibandingkan biaya tetap lainnya, sehingga kita perlu berhati-hati dengan “biaya siluman” satu ini.
5. Mulai Menjurnal Lewat Berbagai Cara
Selanjutnya, kita perlu mem-backup data-data pemasukan dan pengeluaran terkait anggaran keluarga ini lewat penjurnalan. Dengan adanya penjurnalan, kita akan makin dapat melihat dengan jelas biaya (pengeluaran) dibandingkan pendapatan (pemasukan), sehingga ini dapat menjadi acuan bagi kita untuk penyusunan anggaran keluarga berikutnya.
Lewat bermacam cara seperti membuat spreadsheet atau program akuntansi semacam ACCURATE v4, kita dapat memulai proses penjurnalan mulai dari jurnal umum hingga membuat laporan keuangan dalam bentuk final, yang semuanya bertujuan sebagai umpan balik dalam rencana penekanan pengeluaran dan peningkatan pemasukan pada anggaran keluarga berikutnya.
6. Mengendalikan Belanja yang Melibatkan Biaya Diskresioner
Seperti “nama panggilannya” yang adalah “biaya lain-lain”, biaya diskresioner mencakup hal-hal lain selain dari pos biaya yang sifatnya tetap semacam tagihan listrik (utilitas), biaya sewa, atau biaya asuransi. Karena cakupannya luas, maka biaya ini merupakan biaya yang paling fleksibel dibandingkan dengan biaya-biaya lainnya.
Sayang sekali, fleksibilitas itu justru membuat beberapa keluarga tergoda untuk menghabiskan sebagian besar pengeluaran pada biaya diskresioner semacam makan-minum, nonton, dan lain-lain. Padahal, fleksibilitas biaya diskresioner ini dapat dikendalikan dengan menyisihkan sejumlah kas ke dalam dompet atau amplop, sehingga nantinya saat membuat anggaran tidak terlalu banyak uang dihabiskan untuk biaya-biaya diskresioner ini.
7. Bayar Hutang-hutang Anda
Ini wajib hukumnya bagi hal apapun yang berkaitan dengan keuangan. Bagaimanapun juga, kita sendiri yang akan rugi kalau tidak kunjung membayar hutang-hutang kita. Dalam pembayaran hutang, kita perlu bijak dalam mempertimbangkan jumlah yang harus kita bayarkan tiap periodenya, supaya lebih atau kurang bayar tidak menyulitkan kondisi keuangan keluarga kita di kemudian hari.
Perlu bagi kita pula untuk melihat data kita sebagai debitur di database Bank Indonesia (BI), sebagai antisipasi untuk berjaga-jaga dengan BI Checking. Cek juga dengan bank di mana kita memiliki aset, tabungan, atau kartu kredit, sehingga kita dapat mengetahui jumlah dan rincian pembayaran hutang, bunga, serta denda-denda terkait dengan pasti.
Dari tujuh poin langkah atau tip membuat anggaran keuangan keluarga di atas, kita tahu kalau membuat anggaran keluarga itu mudah sekaligus sulit. Mudah karena kita cukup mengetahui berapa pendapatan, biaya, dan hutang kita serta rinciannya. Yang sulit adalah membagi uang-uang tersebut dalam pos-pos yang berbeda-beda, ditambah lagi kalau kita sampai lalai membayar hutang karena hal remeh tersebut, BI Checking dapat menanti kita sekeluarga.
Acap kali kekuatan pembayaran kita tidak sekuat saat kita masih berhubungan dengan bank penerbit untuk pertama kalinya, namun hal tersebut bukanlah akhir dari dunia. Beberapa bank menerapkan perlindungan atas gagal bayar bagi nasabahnya dan BI sendiri telah menyediakan jasa mediasi untuk nasabah yang gagal bayar, sehingga masih ada harapan bagi kita untuk menyelesaikan persoalan hutang secara kekeluargaan.
Artikel Terkait
- 4 Tip Keuangan Untuk Keluarga Baru
- 10 Tip Keuangan Keluarga Muda
- 5 Cara Ampuh Berhemat Saat Berwisata dengan Keluarga
- Kebutuhan yang Seharusnya Harganya Tidak Sampai 1 Juta
Demikianlah artikel tentang langkah-langkah membuat anggaran keluarga, semoga bermanfaat bagi Anda semua.