Memahami Pengertian Personal Branding, dari Sejarah Hingga Cara Membangunnya
Personal branding adalah sesuatu yang harus dimiliki semua orang jika ingin sukses. Entah itu pelaku bisnis, influencer, youtuber, pejabat, penggila karir atau bahkan orang yang ingin sekadar berbagi ceritanya dengan dunia luas. Personal branding bukan sekedar logo, tetapi lebih dari itu.
Jika kamu ingin tahu, kamu sudah punya personal branding atau belum, kamu bisa menjawab pertanyaan ini: “kamu ingin dikenal karena apa?” Kalau masih butuh waktu lama untuk menjawabnya, personal branding belum ada pada diri kamu.
Pengertian Personal Branding
Personal branding merupakan teknik pemasaran seseorang dan karirnya sebagai sebuah merk atau identitas diri. Ibarat sebuah produk konsumsi atau keperluan rumah tangga, personal branding adalah bentuk kemasannya.
Merk kamu adalah bagaimana caranya kamu mempromosikan diri sendiri. Yaitu dengan mengkombinasikan kepribadian, ketrampilan hingga pengalaman. Sehingga nantinya muncul hal yang biasanya dikenal dengan “first impression”.
Sayangnya, personal branding dalam bentuk postingan yang dibagikan di media sosial, bisa menjadi arsip digital, di mana merk diri kamu dapat dibuat atau ditiru oleh orang lain.
Sejarah Personal Branding
Dalam perjalanannya, personal branding tidak hadir begitu saja. Berikut rekam jejak, histori dari personal branding, yang saat ini begitu vital bagi banyak kalangan.
- Pertama dikenalkan tahun 1937 oleh Napoleon Hill dalam buku Think and Grow Rich. Beliau mengatakan bahwa hampir semua kekayaan besar dimulai dalam bentuk kompensasi untuk layanan pribadi atau penjualan ide.
- Idenya muncul dalam 1981 book Positioning: The Battle for Your Mind, oleh Al Ries dan Jack Trout. Dikatakan bahwa kamu seharusnya memposisikan diri dan karir, agar dapat memperoleh manfaat menggunakan strategi penentuan posisi. Temukan kuda untuk ditunggangi dalam memajukan karir kamu. Hal tersebut kemudian dipopulerkan oleh Tom Peters.
- Personal branding kemudian berperan penting dalam dunia maya karena media sosial dan identitas online dapat mempengaruhi dunia nyata.
- Beberapa perusahaan memanfaatkan media sosial untuk menelusuri rekam jejak pelamar kerjanya sebelum menawarkan wawancara atau seleksi lebih lanjut pada mereka. Perusahaan akan menelusuri lewat akun Facebook, Twitter, LinkedIn, blog pribadi, hingga melihat siapa saja followers di akunnya.
Pentingnya Membangun Personal Branding
Lantas mengapa seseorang perlu membangun personal branding? Ada beberapa alasannya, yaitu:
- Orang-orang idealis di sekitar akan “menemukan” siapa kamu
Misalnya ketika kamu aktif di media sosial, untuk membagikan cerita-cerita hidup atau kejadian yang baru dialami. Followers akan turut serta aktif mengikuti, membaca, memberikan respon atau bisa dikatakan engagement kamu meningkat.
Di situlah nantinya lambat laun kamu akan bisa membangun komunitas atau kelompok orang-orang yang satu pikiran, satu ketrampilan atau satu hobi dengan kamu. Di saat kamu menemukan pengikut yang idealis, saat itulah kamu bisa mencapai tujuan atau pun menghasilkan keuntungan.
Sehingga pentingnya membangun personal branding adalah untuk membangkitkan kelompok (komunitas) orang kuat yang menunggu untuk bertindak atas apapun yang kamu tawarkan.
- Membangun Kepercayaan dengan Orang Penting
Menurut penelitian, 70 – 80% orang akan menelusuri terlebih dahulu terhadap merk atau influencer sebelum menjalin hubungan bisnis dengan mereka. Kamu bisa membangun personal branding di media sosial dan tunjukkan diri yang sebenarnya.
Bagikan cerita atau perkataan secara konsisten, sesuai yang dikatakan dan dilakukan.
- Orang Lebih Mengenal kamu dibanding Bisnis kamu
Menurut riset, 84% kaum milenial tidak percaya iklan maupun merk yang membuatnya. Tetapi justru mereka lebih percaya pada orang yang mereka anggap “kenal” di balik merk tersebut. Misalnya saja, kaum milenial lebih mengenal Elon Musk ketimbang merknya, Tesla.
Tips Membangun Personal Branding
Personal Branding tidak datang begitu saja, melainkan perlu dibangun. Bagaimana caranya?
- Buatlah Konten dengan Tujuan yang Jelas
Para penyedia media sosial, youtube, blog, tentu selalu mengajak kamu untuk terus mengunggah konten setiap harinya. Banyak yang tekun hampir setiap hari atau bahkan sehari sampai 2x mengunggah konten. Tetapi berapa banyak engagement yang diraih?
Lantas bagaimana isi konten tersebut? Apa tujuan konten tersebut? Buatlah konten yang memiliki tujuan yang jelas. Penting juga untuk mengunggah jenis konten yang diminati oleh banyak orang.
- Temukan Proposisi Penjualan yang Unik
Temukanlah hal yang unik dan mampu membuat kamu menonjol dari kompetisi. Salah satu contohnya adalah merk Coca-Cola, yang sudah berhasil membangun personal brandingnya sendiri. Mereka menjual produk sekaligus pengalaman. Merk pertama yang fokus pada personal branding dan emotional advertising.
- Konsisten, Tampil dan Melayani
Jika kamu sudah memiliki tujuan yang jelas untuk konten, maka jangan lupa kuncinya yaitu konsistensi. Nantinya, konsistensi akan diiringi dengan shows up dan melayani audiens.
Kamu bisa meniru figur yang selalu hadir, konsisten dan melayani audiensnya dengan cara-cara yang menarik. Ketika di awal kamu mengambil topik A, konsistenlah untuk membahas A. Walaupun bisa disisipi pembahasan B, C, D, sesekali.
Bukannya melenceng jauh ke pembahasan X atau Y. Layani permintaan atau pertanyaan audiens. Sehingga nantinya personal branding akan terbangun dan audiens akan tahu. Bahwa kamu spesialisnya di bidang tersebut.
- Membuat Kartu Nama
Selain secara online, kamu bisa membangun personal branding lewat cara lama, yaitu dengan kartu nama. Ketika melihat peluang bisa menjaring orang baru yang sesuai dengan audiens target kamu, keluarkanlah kartu nama tersebut. Selain itu, cara berpakaian setiap berada di ruang publik pun, menjadi personal branding tersendiri.
- Tindakan = Perkataan
Apa yang kamu tuliskan di media sosial atau yang dikatakan pada orang lain, sebagai bagian dari personal branding diri, harus sesuai dengan tindakan real di kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kamu mendeskripsikan diri sebagai orang yang peduli dan tertarik pada pelanggan.
Berarti dalam diri kamu harus ada rasa empati dan simpati, mendengarkan keluhan dan mencoba memperbaiki masalah yang mungkin mereka hadapi terhadap produk kamu.
Artikel Terkait
- Pengertian dan Jenis Sinergi
- Memahami tentang Human Capital
- Komponen-komponen dalam Intellectual Capital
- 10 Tanda Kamu Akan Segera Jadi Orang Kaya
Demikianlah artikel tentang personal branding, semoga bermanfaat bagi Anda semua.