Memahami tentang Negara Gagal (Failed State) dan Penyebabnya
Setiap negara yang berdaulat pasti bercita-cita menjadi negara yang sukses di segala bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pertahanan dan keamanan, serta yang lainnya. Sayangnya tak semua negara di dunia ini mampu mencapai cita-cita tersebut. Bahkan tak sedikit diantaranya yang justru mengalami kegagalan. Sebut saja Somalia, Zimbabwe, Sudan, Pakistan, Haiti, Afghanistan, Nigeria, Ethiopia, dan masih banyak yang lainnya. Negara-negara tersebut tak mampu memenuhi persyaratan dan tanggung jawab dasar dari suatu pemerintahan yang berdaulat, sehingga disebut sebagai negara gagal.
Apa itu negara gagal?
Negara gagal adalah negara yang tidak mampu menjalankan dua fungsi fundamental sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, yaitu tidak dapat memproyeksikan otoritas atas wilayah dan rakyatnya, dan tidak dapat melindungi batas-batas nasionalnya. Pemerintahan negara gagal memiliki kapasitas yang lemah sehingga tidak mampu memenuhi tugas administratif dan organisasi yang diperlukan guna mengendalikan sumber daya manusia, alam, dan lainnya. Sebab itu, layanan publik yang mampu disediakan oleh pemerintah sangatlah minim dan jauh dari berkualitas. Parahnya lagi di negara gagal, warganya sudah tidak lagi percaya dengan pemerintah yang sah, sehingga negara menjadi tidak sah di mata masyarakat internasional.
Hampir semua institusi negara gagal lemah dan cacat. Eksekutif nyaris tidak berfungsi, sedangkan legislatif, yudikatif, birokrasi, dan angkatan bersenjata kehilangan kapasitas dan independensi profesionalnya. Dilihat dari sisi infrastruktur pun, negara gagal tidak memiliki infrastruktur yang memadai, akibatnya pasokan utilitas tersendat, fasilitas pendidikan dan kesehatan buruk, demikian pula dengan indikator pembangunan manusia dasar, seperti tingkat kematian bayi yang tinggi, tingkat melek huruf yang rendah, dan lainnya. Sementara ditinjau dari ekonominya, negara gagal menciptakan lingkungan pemerintahan koruptif, dan tingkat pertumbuhan yang negatif.
Berbanding terbalik dengan negara kuat yang mampu menjamin setiap warganya dan orang yang berada di bawah yurisdiksinya dalam tiga bidang yaitu keamanan, ekonomi, dan politik. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh negara gagal. Bahkan negara gagal cenderung represif, tak mampu meminimalisir konflik internal, apalagi menjamin dan melindungi hak asasi manusia yang paling dasar. Negara gagal termanifestasi ketika sebuah negara tidak dapat lagi memberikan keamanan fisik, lingkungan ekonomi yang produktif, dan sistem poilitik yang stabil bagi rakyatnya.
Ciri-ciri negara gagal
Suatu negara disebut sebagai negara gagal apabila tidak mampu melindungi dan menjamin keamanan bagi seluruh rakyatnya. Selain itu juga tidak mampu memberikan fasilitas yang memadai untuk pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan.
Meski tidak ada kesepakatan umum mengenai definisi negara gagal, namun suatu negara dapat dikategorikan gagal dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Kehilangan otoritas dan kontrol atas wilayahnya sendiri.
- Pemerintah tidak memiliki kewenangan yang sah dalam membuat keputusan bersama.
- Pemerintah yang sah tidak mampu menyediakan layanan publik.
- Pemerintah tidak mampu berinteraksi dengan negara lain sebagai anggota komunitas internasional.
- Pemerintahan sangat lemah dan tidak efektif.
- Pelayanan publik begitu minim dan kualitasnya buruk.
- Tindak korupsi dan kejahatan meluas.
- Terjadi eksodus, di mana warga negara memilih untuk pergi mengungsi dan pindah ke negara lain yang jumlahnya tak terkendali.
- Perekonomian sangat buruk.
Negara gagal tercermin dari runtuhnya berbagai segi kehidupan. Mulai dari pemerintahan yang tidak efektif, bahkan tidak becus melindungi segenap tumpah darah dan rakyatnya baik dari ancaman keamanan internal maupun eksternal. Sebab itu, secara umum negara gagal dicirikan dengan kehancuran kapasitas regulatif dan regeneratif masyarakat melalui penindasan dan pengabaian.
Runtuhnya suatu negara ditandai pula dengan hilangnya kendali atas ruang publik, politik, dan ekonomi. Namun perlu diketahui bahwa runtuhnya suatu negara tidaklah terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan fenomena jangka panjang melalui proses degeneratif yang telah berlangsung lama. Meski tidak bisa dipukul rata, karena ada negara yang diambang kehancuran namun berhasil memperbaiki dan menata kembali segala sesuatunya, sehingga berfungsi normal.
Gejala-gejala kehancuran yang tak terhindarkan terjadi sekian lama tanpa ada titik balik yang jelas, sinyal peringatan, ambang batas atau titik tekanan. Artinya, segala permasalahan yang dihadapi negara gagal sulit dihindari dan tidak memiliki solusi, yang bisa jadi karena pertentangan kepentingan kekuasaan. Saking beratnya masalah, sehingga pemerintah yang sah tidak mampu untuk menemukan solusi yang efektif dan efisien. Akibatnya, keruntuhan tak bisa lagi dihindari apalagi dicegah.
Tanda-tanda negara gagal
Kegagalan suatu negara tidak terjadi tiba-tiba, tetapi melalui proses yang cukup panjang, bahkan bisa puluhan tahun. Suatu negara gagal atau mengalami keruntuhan setidaknya telah menunjukkan tanda-tanda yang dapat diidentifikasi. Perbaikan akan sulit dilakukan, sebelum struktur hukum dan ketertiban baru atau otoritas yang sah dapat dibangun. Adapun tanda-tanda negara gagal sebagai berikut.
- Kekuasaan berpindah ke wilayah pinggiran, karena terjadi ‘pertarungan’ internal di wilayah pusat, di mana otoritas lokal diperebutkan oleh pasukan lokal.
- Pemerintah pusat kehilangan basis kekuasaannya, karena tidak lagi memperhatikan kebutuhan basis sosialnya, sehingga menarik dukungannya. Otoritas yang sah justru bergantung pada lingkaran dalamnya, yang tuntutannya mengalihkan alokasi dari sumber dukungan sosial yang lebih luas.
- Pemerintah yang sah tidak berfungsi secara efektif, sehingga tidak mampu mengambil keputusan demi kebaikan dan kepentingan bersama. Hal ini mengakibatkan urgensi dan kesulitan meningkat, yang mengarah pada krisis pemerintahan.
- Pemerintah yang sah hanya mempraktekkan politik defensif, menangkis tantangan dan mengurangi ancaman, berkonsentrasi pada langkah-langkah proseduran daripada substantif. Tak hanya itu, pemerintah juga tidak memiliki agenda politik untuk partisipasi dan program.
- Pemerintah yang sah tidak memiliki kendali atas agen-agen negaranya sendiri, sehingga mereka beroperasi atas kepentingannya sendiri, bukan atas nama negara.
Penyebab negara gagal
Suatu negara mengalami kegagalan atau keruntuhan dengan dampak yang luar biasa bagi semua bidang kehidupan tentu dipicu oleh banyak sebab. Sebut saja korupsi yang merajalela, lembaga-lembaga yang lemah, perang, penjajahan, pengaruh investor asing, latar belakang sejarah, dan lain sebagainya.
Kegagalan suatu negara juga bisa disebabkan oleh permasalahan lingkungan yang tidak kunjung terselesaikan. Adapun permasalahan lingkungan tersebut mencakup:
- Kerusakan hutan dan lingkungan hidup
- Kualitas tanah akibat menyusutnya kesuburan tanah erosi dan lain-lain
- Kualitas air yang menurun
- Perburuan yang berlebihan
- Dampak dicampurkannya spesies pendatang dengan spesies asli
- Jumlah penduduk yang melebihi daya tampung atau kapasitas alam
- Dampak pertambahan pendapatan masyarakat sehingga menciptakan produk-produk yang tidak ramah lingkungan
- Perubahan iklim akibat perilaku manusia
- Pertambahan racun dalam lingkungan hidup
- Kelangkaan energi yang mengakibatkan krisis energi
Artikel Terkait
- Penyebab Krisis Energi di Inggris
- Pentingnya Nikel Bagi Kehidupan
- Memahami Lebih Jauh Apa Itu Ekses Permintaan
- Mari Kenali Lebih Jauh Tentang Offshore
Demikianlah artikel tentang negara gagal (failed state) dan penyebabnya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.