Mengapa Tidak Semua Orang Cerdas Menjadi Kaya?
Setiap orang tua sering kali menasihati anak-anaknya untuk rajin belajar supaya menjadi cerdas dan pintar, sehingga dapat meraih sukses di masa depan. Sukses yang dimaksudkan tentu saja mengacu pada kesuksesan secara finansial. Namun faktanya, tak semua orang cerdas dengan IQ tinggi secara otomatis menjadi kaya raya.
Banyak orang beranggapan bahwa tingkat kecerdasan intelektual memiliki korelasi positif dengan kesuksesan dan menjadi kaya raya di masa depan. Padahal tidaklah demikian. Tidak ada fungsi linier antara tingkat kecerdasan dengan kesuksesan finansial. Memang tidak menafikan bahwa ada enterpreneur dengan tingkat kecerdasan tinggi yang mendulang kesuksesan finansial, seperti Mark Zuckerberg selaku pendiri Facebook dan Elon Musk selaku pendiri Google.
Namun, ada pula orang dengan kecerdasan tinggi tapi justru kurang cakap dalam pekerjaannya. Salah satunya adalah Albert Einstein. Siapa yang tidak kenal tokoh dunia yang satu ini? Teori relativitas yang ditemukannya menjadikannya sebagai salah seorang ilmuwan jenius yang melegenda sepanjang masa. Meski memiliki kecerdasan tinggi, namun kehidupan Einstein tidaklah bergelimang harta.
Lantas, apa alasan yang menyebabkan tidak semua orang cerdas menjadi kaya dan mencapai kesuksesan finansial? Berikut beberapa alasannya.
- Tidak tertarik dengan uang
Kecerdasan intelektual sering kali dihubungkan dengan kesuksesan finansial di masa depan. Jika memang demikian, timbul pertanyaan mengapa orang cerdas tidak semuanya kaya raya, bahkan ada yang hidup dalam kemiskinan hingga akhir hayatnya?
Tentu harus dipahami bahwa kesuksesan finansial tidak semata-mata dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual semata, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Kebanyakan orang cerdas justru tidak berorientasi pada uang dan kekayaan. Mereka cenderung lebih berminat pada pengembangan ilmu pengetahuan. Benar saja, orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual tinggi lebih banyak berkecimpung di dunia pendidikan daripada bisnis. Mereka menjadi profesor di universitas dan juga ilmuwan.
Orang-orang dengan kecerdasan tinggi sering kali dipandang ‘aneh’, karena lebih tertarik untuk memperdalam dan mengembangkan ‘minat khusus’ mereka dibandingkan dengan uang. Meskipun faktanya minat pada uang dan kejeniusan merupakan dua hal yang sama-sama eksklusif. Jika orang tertarik dengan uang, maka harus melakukan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh para jenius. Sebab menghasilkan uang dan sesuatu yang sangat kreatif tidak selalu berjalan beriringan.
Kebanyakan orang yang bekerja untuk menghasilkan uang berpacu mencapai produktivitas maksimal. Sebab rumusnya, produktivitas yang semakin tinggi akan mampu menghasilkan uang yang lebih banyak. Intinya, semakin produktif maka kesempatan untuk menjadi kaya semakin besar. Lain halnya dengan orang-orang dengan kecerdasan tinggi, mereka tidak tertarik dengan produktivitas. Bagi mereka, mencari tahu dan menemukan suatu realitas jauh lebih menarik. Sebab itu, banyak orang cerdas yang ‘kehilangan’ waktunya bahkan hingga bertahun-tahun hanya untuk menemukan sesuatu yang belum pasti keberadaannya.
- Tidak berambisi menciptakan kekayaan
Tahukah Anda kehidupan para ilmuwan? Mereka bekerja keras seperti kebanyakan orang pada umumnya, tetapi tujuannya bukan untuk uang, tetapi ilmu pengetahuan. Mereka lebih berambisi untuk melakukan proses kreatif diiringi dengan berbagai penelitian guna menemukan sesuatu yang baru, yang dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan demi kemaslahatan banyak orang.
Orang-orang dengan kecerdasan tinggi akan mencapai kepuasan ketika berhasil menemukan sesuatu yang mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dunia. Tak heran, orang-orang cerdas ini sering kali digambarkan ‘aneh’ yang lebih banyak berkutat di laboratorium dan melakukan ekspedisi ilmiah untuk meneliti sesuatu.
Bagaimana dengan membangun bisnis? Membangun bisnis dipercaya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan finansial. Sayangnya, orang-orang dengan tingkat intelektual yang tinggi lebih menganggap penting kebutuhan lain dibandingkan membangun bisnis.
- Kurang terampil mengumpulkan kekayaan
Menjadi kaya tidak hanya mengandalkan kecerdasan saja, tetapi juga minat dan bakat. Orang yang cerdas belum tentu memiliki keterampilan yang memadai untuk mengelola berbagai sumber daya bisnis, baik sumber daya manusia, teknologi, peralatan, maupun finansial. Padahal keterampilan tersebut menjadi poin penting dalam upaya mengumpulkan kekayaan.
Upaya mengumpulkan kekayaan tentu saja membutuhkan kemauan untuk mengambil risiko. Sayangnya, banyak orang cerdas yang justru tidak menyukai risiko pada tingkat yang diperlukan untuk menjadi kaya raya. Dengan kecerdasan yang dimiliki, orang-orang cerdas sering kali dianggap mampu melakukan segala sesuatu, padahal faktanya tidaklah demikian. Bahkan, mereka cenderung bergantung pada orang-orang yang memiliki modal.
Kesuksesan finansial membutuhkan kedisiplinan dan ketekunan serta tentu saja kompetensi bisnis. Diakui atau tidak, orang-orang dengan kecerdasan tinggi justru tidak memiliki keterampilan tersebut. Mereka cerdas tetapi kurang memiliki kedisiplinan, motivasi, etika kerja, fokus, kompetensi bisnis, wawasan tentang uang, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar.
- Mudah dimanipulasi
Dalam film-film sering kali ditampilkan bahwa orang kaya menguasai orang-orang cerdas. Hal tersebut tidak sepenuhnya fiksi, tetapi di kehidupan nyata pun demikian. Orang-orang kaya sering kali menjadi pemodal atau penyedia dana dalam setiap eksperimen atau penelitian yang dilakukan oleh orang-orang cerdas. Jika orang-orang cerdas ini berhasil menciptakan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada, maka keuntungannya akan diperoleh si kaya yang mendanai eksperimen dan penelitian tersebut.
Orang-orang cerdas memang memiliki tingkat inteligensi yang tinggi, namun tidak selalu dalam hal kesuksesan finansial. Mereka cenderung hanya memiliki smart brain, tetapi kurang didukung dengan kekuatan finansial yang memadai. Alhasil, mereka mudah dimanipulasi dan dieksploitasi oleh orang-orang kaya yang bertindak sebagai pemilik modal.
Untuk menjadi kaya dan sukses secara finansial, siapa pun harus memiliki keterampilan dalam memanipulasi orang lain. Mereka harus mampu mengatur, mengarahkan, mengorganisasi, dan mengelola sumber daya baik yang ada dalam dirinya maupun orang lain. Hal ini tidak dimiliki oleh orang-orang cerdas. Sebab itu, mereka cenderung mudah dimanipulasi oleh orang-orang kaya yang mungkin tingkat kecerdasannya tidak sehebat mereka.
Artikel Terkait
- Alasan Mengapa Tidak Banyak Orang Memulai Bisnisnya
- Tip-Tip Finansial Yang Berhasil
- Tip Berhemat Dalam Jangka Panjang
- Kesalahan-Kesalahan Paling Umum Saat Mengatur Keuangan
Demikianlah artikel tentang alasan mengapa tidak semua orang cerdas menjadi kaya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.