Pelajari Tip-tip Ini Agar Bisnis Baru Anda Berhasil!
Tidak ada seorang pun yang menghendaki bisnisnya bakal gagal. Namun kenyataannya, banyak startup hingga korporat besar yang tumbang. Hasil kajian yang dirilis oleh SBA di Amerika Serikat tahun lalu, misalnya, memperlihatkan bahwa sekitar 78 persen bisnis startup berhasil lolos uji ketahanan tahun pertama danl lebih dari setengah pegawai yang kerja di sana tetap berkarir hingga 5 tahun ke depan. Sementara itu, sepertiganya berhasil lolos hingga 10 tahun ke depan. Hal ini bertolak belakang dengan kepercayaan yang selama ini dipegang, yaitu bahwa 50 persen dari bisnis gagal di tahun pertama sementara 95 persen-nya gagal pada lima tahun pertama.
Padahal, tidak seharusnya bisnis-bisnis yang digarap itu gagal total. Apa yang perlu dilakukan hanyalah perencanaan matang, permodalan sehat dan fleksibilitas. Dengan begitu, bisnis akan punya peluang lebih untuk sukses. Sebenarnya, apa saja yang membuat sebuah bisnis harus gulung tikar atau memulai dari 0 (nol) lagi? Berikut adalah jawabannya.
1. Manajemen yang buruk
Banyak laporan kerugian perusahaan yang mencantumkan manajemen yang buruk sebagai alasan utama kebangkrutan. Para pemilik bisnis yang baru seringkali tidak mampu menemukan bisnis yang relevan serta kemampuan manajerial yang mumpuni pada bidang seperti keuangan, pembelian, penjualan, produksi hingga perekrutan karyawan. Bencana akan terus berlangsung kecuali mereka tahu persis di mana kelemahan mereka dan segera mencari bantuan.
Persoalan semacam ini dapat diatasi dengan meningkatkan kecakapan di bidang yang tidak mereka kuasai, merekrut karyawan yang kompeten dan cakap serta outsource pekerjaan pada para profesional. Seorang manajer handal juga seorang pimpinan cakap yang mampu menciptakan iklim kerja yang mendukung produktfititas. Seorang pimpinan yang baik haruslah terlatih menyusun strategi, mengubah visi menjadi realitas dan mampu menghadapi permasalahan serta memikirkan berbagai kemungkinan baru untuk masa depan.
2. Tidak melakukan analisis pasar dengan tepat
Anggap saja Anda ingin membuat sebuah agen real estate dan akhirnya berhasil menemukan cara untuk mencapainya. Tapi, hasrat Anda untuk bergerak di bidang properti telah membutakan Anda dari fakta bahwa harga perumahan anjlok dan area tempat Anda beroperasi telah jenuh oleh agen properti lain. Siapa yang salah? Tetap Anda, karena memaksakan berbisnis di tengah kondisi pasar yang tidak kondusif.
3. Latar belakang yang keliru
Data Forbes menunjukkan bahwa lebih dari 500 ribu bisnis baru lahir setiap tahunnya, dan kebanyakan termotivasi oleh alasan yang salah. Contohnya adalah seorang tukang listrik yang bekerja untuk kontraktor bangunan dan memutuskan bahwa ia tak lagi memerlukan seorang bos lagi – dan akan membaik secara finansial bila ia membuka perusahaannya sendiri. Letak kesalahannya berada pada kenyataan bahwa sang mantan tukang listrik kurang punya pengetahuan memadai soal bagaimana mengelola bisnis.
Tak ayal lagi, antusiasmenya bakal pudar dalam waktu singkat. Perusahaannya ambruk, dan ia kembali menjadi tukang listrik. Agar terhindar dari bernasib sama seperti sang tukang listrik, akan jauh lebih baik jika dalih yang Anda gunakan untuk membuka usaha sendiri rasional dan masuk akal.
4. Tak cukup modal
Memulai bisnis tapi modal kurang mencukupi sama dengan bunuh diri. Satu hal yang jarang masuk dalam pikiran seorang pelaku bisnis adalah liarnya arus pengeluaran di masa-masa tertentu. Untuk mengatasi persoalan ini, tak sedikit yang mencari modal tambahan dengan memanfaatkan kartu kredit atau bahkan mengagunkan rumah dan harta benda mereka. Maka dari itu, sebelum memulai sebuah perusahaan, adalah vital untuk memastikan terlebih dahulu berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menutupi biaya operasional dan membuat bisnis terus berjalan hingga satu hingga dua tahun pertama.
5. Kurang melakukan diferensiasi
Jika bisnis yang Anda jalankan tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan orang lain, maka ada baiknya Anda ganti haluan, berhenti dan melakukan diferensiasi. Untuk mengoperasikan bisnis, Anda harus mempunyai produk yang benar-benar unik dan tidak ada tandingannya. Jika tidak, Anda akan terjebak arus massa yang penuh hiruk pikuk dan keonaran tanpa ada yang terlebih dahulu menginisiasi revolusi. Ini adalah jebakan zona nyaman dalam berbisnis, dan merupakan awal mula sebuah perusahaan menggali kuburnya sendiri.
6. Terlampau ekspansif
Ini merupakan antitesis dari faktor sebelumnya. Ekspansi yang berlebihan kerap bermula ketika seorang pemilik bisnis mulai tidak bisa membedakan antara kesuksesan dengan seberapa cepat mereka akan mengembangkan bisnis mereka. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah sebuah pertumbuhan yang perlahan dan stabil jauh lebih baik ketimbang ekspansi yang terlampau cepat. Banyak kebangkrutan yang bermula dari sifat rakus yang terbungkus rasa ingin menguasai.
7. Tidak punya website
Media sosial bisa datang dan pergi silih berganti. Namun, platform paling handal dan akan terus ada selama dunia Internet tegak berdiri adalah website perusahaan atau web pribadi. Di sanalah Anda harus berbagi tentang seluk-beluk perusahaan dan produk yang Anda tawarkan. Di sana juga tersedia wadah untuk berkomunikasi dengan para konsumen, untuk mendidik konsumen serta memberikan layanan purna jual.
Memang, bagi semua pemilik bisnis, kegagalan tidak masuk dalam kamus mereka. Dipersenjatai oleh hasrat, semangat dan pola pikir positif, para pebisnis ini memandang halangan sebagai satu peluang untuk tumbuh dan belajar. Tapi, mempersiapkan diri atas semua jenis dan kemungkinan kegagalan merupakan hal yang perlu.
Artikel Terkait
- Alasan Ini yang Membuat Kebanyakan Bisnis Baru Gagal
- Orang Seperti Apa yang Seharusnya Tidak Menjadi Enterpreneur
- Bagaimana Cara Seorang Introvert Bisa Menjadi Enterpreneur Sukses?
- Pelajaran dari Dunia Korporat yang Bisa Dipetik
Demikianlah artikel tentang tip-tip Ini agar bisnis baru Anda berhasil, semoga bermanfaat bagi Anda semua.