Pengaruh Inflasi Terhadap Ekonomi
Inflasi mengacu pada penurunan daya beli mata uang. Jumlah uang yang kamu miliki saat ini bisa digunakan untuk membeli sebuah barang tertentu. Namun setelah terjadi inflasi, kamu memerlukan jumlah uang yang lebih banyak untuk membeli barang yang sama.
Pengaruh inflasi terhadap ekonomi suatu negara cukup besar. Karena itulah negara begitu takut tidak bisa mengendalikan laju inflasi. Nah jika diperinci, apa saja sih pengaruh inflasi terhadap ekonomi itu? Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Mengurangi Daya Beli
Inflasi mengurangi nilai daya beli mata uang. Jadi akibat inflasi, jumlah uang yang sama akan membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya. Hal ini terjadi karena penjual terdorong untuk menaikkan harga barang mereka. Sebagai upaya untuk menangkap nilai yang sama untuk barang-barang mereka setelah inflasi.
Dengan turunnya daya beli, maka biaya hidup standar menjadi lebih tinggi daripada sebelum inflasi. Konsekuensinya, orang-orang dituntut untuk menghasilkan lebih banyak uang daripada sebelumnya. Sebab untuk bisa mendapatkan barang atau jasa yang sama, mereka harus membayar lebih mahal.
Jika penghasilan tidak sejalan dengan inflasi, maka daya beli akan turun, taraf hidup pun menjadi turun. Inflasi yang tinggi (hiperinflasi) bisa membuat perekonomian terpuruk, sebab harga-harga barang atau jasa diluar jangkauan masyarakat umum.
2. Mendorong Pengeluaran
Dengan semakin menurunnya nilai mata uang, akan mendorong para pemilik tabungan untuk mengeluarkan uangnya. Kemudian menggunakannya untuk membeli barang atau jasa sesegera mungkin, sebelum uang tunai semakin kehilangan nilainya.
Menabung berarti menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai. Dalam keadaan inflasi, ini akan merugikan. Sebab nilai mata uang terus turun. Misalnya uang 500 ribu pada tahun 2010 lalu bisa digunakan untuk membeli 1 gram emas. Namun kini hanya bisa membeli 0.7 gram emas.
Oleh sebab itu orang-orang lebih memilih untuk menarik uang mereka dari bank dan menggunakannya untuk hal yang lebih produktif. Bagi konsumen, ini berarti membeli barang yang kedepannya akan diperlukan saat ini. Misalnya menyetok bahan bakar, bahan makanan, atau bahkan pakaian.
Bagi bisnis, ini berarti menyimpan dalam bentuk investasi modal yang berbeda. Misalnya dengan membeli barang yang nilainya tidak akan turun akibat inflasi, seperti emas, atau logam mulia lainnya.
Namun jika kondisi penarikan uang tabungan dari bank ini terjadi hingga berlebihan, tabungan dan investasi jangka panjang akan dilanda masalah.
Orang-orang membeli lebih dari yang mereka butuhkan, untuk menghidari harga yang lebih tinggi kedepannya. Pemasok tidak dapat mengikuti. Pertumbuhan ekonomi menjadi terlalu cepat dan menimbulkan inflasi yang lebih tinggi lagi.
3. Membantu Debitor namun Merugikan Kreditor
Akibat penurunan nilai mata uang, debitor atau peminjam uang akan diuntungkan. Misalnya satu tahun lalu debitor meminjam uang sebesar sepuluh juta rupiah. Namun akibat inflasi nilai uang yang harus di kembalikan tahun ini telah berkurang.
Jumlah uang yang dipinjam dan dikembalikan tetap sama, senilai 10 juta rupiah. Namun daya belinya telah berkurang. Misalnya pada tingkat inflasi 3% daya beli uangnya akan berkurang menjadi senilai 9,7 juta rupiah saja.
Oleh sebab itu debitor diuntungkan, karena membayar nilai uang yang lebih rendah dari yang seharusnya. Dalam kasus ini, akibat inflasi nilai hutangnya jadi berkurang 0,3 juta dalam satu tahun.
Namun disisi lain, kreditor atau pemberi pinjaman dirugikan. Sebab meskipun jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan yang dulu dipinjamkan. Namun secara fungsional, nilai uang tersebut sudah berkurang.
Meskipun saat ini, sebagian besar lembaga pemberi pinjaman profesional sudah memperhitungkan inflasi dalam suku bunga pinjaman yang mereka tetapkan.
4. Memacu pertumbuhan Ekonomi
Seperti disebutkan sebelumnya, inflasi menyebabkan konsumen lebih memilih mengeluarkan uangnya dibanding menabung. Selain itu inflasi juga mengurangi beban utang, yang dapat membantu pihak peminjam untuk lebih cepat melunasi pinjamannya.
Hal ini menyebabkan peningkatan pembelian konsumen, di seluruh sektor ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi meningkat. Meskipun memang ini juga berpotensi mengikis aset pengusaha dan mengarungi kemampuan mereka untuk mempekerjakan orang.
Hingga tingkat tertentu, sebenarnya inflasi tak menakutkan. Inflasi bahkan diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Inflasi mendorong orang untuk segera mulai berinvestasi atau menggunakan uangnya untuk sesuatu yang lebih produktif. Dibanding hanya mendiamkan uangnya di tabungan, dan menghadapi resiko penurunan nilai.
5. Distribusi Kekayaan
Dampak inflasi tidak dirasakan sama rata oleh berbagai kelompok individu yang berbeda-beda dalam perekonomian. Beberapa kelompok memperoleh keuntungan, sebagian lainnya merugi. Berikut penjelasan lebih rinci, efek inflasi pada tiap kelompok:
- Kreditor dan debitor
Terkait kelompok ini, sebelumnya sudah dijelaskan dengan lebih rinci. Kreditor dirugikan karena menerima nilai pembayaran yang secara fungsional nilainya lebih kecil. Sedangkan debitur diuntungkan karena nilai mata uang yang dikembalikan lebih kecil dari yang seharusnya.
- Produsen dan pekerja
Produsen diuntungkan karena harga barang lebih tinggi dari harga produksi. Dan selama inflasi, harga barang juga semakin naik. Dengan demikian keuntungan yang didapat bertambah.
Sebaliknya, pekerja dirugikan. Sebab nilai (daya beli) upah mereka menjadi turun akibat inflasi. Sedangkan produsen biasanya tidak segera menaikkan pendapatan mereka secara proporsional dengan kenaikan harga produksi.
- Orang berpendapatan tetap
Orang yang memiliki pendapatan tetap seperti karyawan yang bergaji, pemilik sewa, tuan tanah, pengsiunan, dan sejenisnya akan dirugikan. Sebab inflasi mengurangi nilai pendapatan yang mereka dapatkan.
- Investor
Investor atau para pemilik saham akan diuntungkan. Sebab mereka mendapatkan dividen dalam tingkat yang lebih tinggi. Sebab keuntungan perusahaan menjadi lebih besar, dan nilai kepemilikan saham mereka meningkat.
- Pedagang, Spekulan, Pemasar Gelap, Pengusaha
Individu dalam kelompok pelaku ekonomi ini diuntungkan dengan adanya inflasi. Sebab mereka mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari kenaikan harga yang terus terjadi.
- Petani
Petani juga termasuk dalam kelompok yang di utungkan akibat terjadinya inflasi. Bahkan kenaikan harga produk-produk pertanian biasanya lebih tinggi dari pada kenaikan harga barang-barang lainnya. Dengan demikian petani bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan.
6. Suku Bunga Naik
Inflasi membuat suku bunga semakin tinggi. Penyebabnya banyak, namun ada 2 penyebab utama yang akan dibahas salam artikel ini. Penyebab kenaikan suku bunga yang pertama adalah karena pihak bank dan kreditur (pemberi pinjaman) menyesuaikan tingkat suku bunga yang mereka tetapkan dengan nilai rupiah terbaru.
Penurunan nilai mata uang akibat inflasi ini dimasukkan dalam perhitungan untuk menentukan suku bunga. Jadi jika tahun depan nilai rupiah akan turun hingga 2%, maka pihak bank dan kreditur akan meminta 2% diatas margin keuntungan yang mereka dapatkan.
Penyebab kenaikan suku bunga yang kedua adalah karena pemerintah sengaja mendinginkan perekonomian. Dengan menaikkan suku bunga, maka bunga pinjaman akan menjadi lebih mahal. Sehingga tingkat pinjaman baru akan berkurang.
Faktanya, pemerintah (melalui bank sentral) mengendalikan perekonomian dengan menetapkan target inflasi. Karna inflasi yang ringan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Inflasi perlu dilakukan, agar masyarakat percaya bahwa harga akan terus naik. Inflasi yang sehat berkisar 2%.
7. Mempengaruhi Wisata
Inflasi menurunkan nilai mata uang. Baik nilai mata uang terhadap daya beli barang atau jasa. Juga terhadap nilai mata uang tersebut dengan mata uang lain.
Bagi orang asing yang sedang berlibur ke negara yang mengalami inflasi; harga-harga lokal akan terasa murah. Sebab nilai mata uang negara mereka lebih tinggi dari pada nilai mata uang negara ini. Sehingga daya beli mereka menjadi lebih tinggi.
Sedangkan bagi penduduk lokal yang sedang berwisata keluar negri, harga-harga akan terasa mahal. Sebab akibat inflasi, nilai mata uang negara tersebut menjadi lebih rendah dari pada negara lain. Contohnya nilai Rupiah dibanding nilai Dollar Amerika.
Namun ini tidak berlaku untuk semua negara. Sebab ada pula negara lain yang tingkat inflasinya lebih tinggi. Sehingga nilai mata uang mereka tetap lebih rendah dibandingkan dengan nilai rupiah. Misalnya Rupiah dengan Dong Vietnam
8. Menciptakan Siklus Umpan Balik Perekonomian
Inflasi tidak berefek sama bagi semua orang. Ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Secara keseluruhan, kenaikan harga barang memang tidak sehat untuk ekonomi. Namun hal ini memicu pertumbuhan ekonomi.
Industri berbasis ekspor akan mendapatkan manfaat dari inflasi. Barang-barang impor menjadi lebih mahal, sedangkan barang ekspor akan dirasa murah. Pemberi pinjaman mungkin tidak menyukainya, namun debitor terbantu dengan adanya inflasi.
Bahkan inflasi yang tak terkendali sekalipun menciptakan momentumnya sendiri, dan membuat siklus umpan balik mandiri. Seperti hiperinflasi yang terjadi di Jerman zaman Hitler pada tahun 1923, di Yugoslavia pada tahun 1994, atau di Zimbabwe 2008.
9. Mentransfer Uang Pemilik Tabungan
Efek negatif inflasi bagi penabung dan investor adalah membuat mereka kehilangan daya beli. Entah kamu menabung uang di bawah kasur, atau menyimpannya di bank teraman di dunia; seiring berjalannya waktu uang yang kamu tabung akan berkurang nilainya.
Bagi debitor inflasi memberi efek positif, sebab nilai uang yang harus dikembalikan menjadi lebih rendah. Namun investor mengalami kerugian, sebab nilai uang yang dipinjamkannya berkurang.
Misalnya, kamu berhutang sebesar seratus juta rupiah dengan bunga 5%. Namun inflasi melonjak, menjadi 20% pertahun. Maka kamu akan menyaksikan 15% utangmu (sekitar 15 juta) dibayar lunas dengan sendirinya setiap tahunnya.
Jika inflasi berlanjut, kamu mungkin bahkan bisa membayar utangmu dengan lebih mudah. Sebab nilai penghasilanmu terus naik. Sebaliknya, nilai hutangmu mengecil.
10. Nilai Obligasi Negara Menurun
Kalau kamu memegang obligasi atau surat berharga, penting untuk memantau nilai inflasi. Sebab aset semacam ini akan selalu membayar pendapatan yang sama setiap tahunnya. Tak berubah, meskipun terjadi inflasi keuangan.
Ketika nilai inflasi naik lebih cepat dari pada pengembalian, maka aset-aset ini menjadi kurang bernilai. Turunnya nilai obligasi ini mengakibatkan para pemegang obligasi terburu-buru menjual asetnya. Ini akan berdampak pada semakin merosotnya nilai aset.
11. Tata Ulang Perencanaan Pensiun
Inflasi bisa memberi dampak buruk bagi perencanaan pensiun yang kamu buat. Sebab jika terjadi inflasi, maka jumlah yang kamu targetkan harus ditingkatkan. Agar dimasa depan, jumlah tabungan tersebut bisa membayar kualitas hidup yang sama seperti yang kamu inginkan.
Mungkin setahun sebelumnya kamu menabung dengan target 100 juta, maka setelah terjadinya inflasi jumlah tabungan tersebut menjadi berkurang nilainya. Jadi kamu harus membuat target baru, misalnya dinaikkan menjadi 103 juta. Dengan demikian jumlah tabungan yang ditargetkan memiliki daya beli yang sama.
Jadi, kamu harus siap menghadapi inflasi selama masa pensiun. Mungkin dengan menabung lebih dari yang kamu pikir akan kamu perlukan. Juga dengan menabung sesegera mungkin untuk mendapatkan manfaat sesegera mungkin dari bunga majemuk.
Juga pikirkan tabungan dalam bentuk lain. Seperti investasi yang nilainya akan mengikuti inflasi. Misalnya dalam bentuk tabungan emas atau logam mulia lainnya.
Demikian pengaruh inflasi terhadap ekonomi. Inflasi memang bisa menurunkan nilai mata uang, baik nilai daya belinya terhadap barang/jasa amupun nilainya terhadap mata uang lainnya. Namun inflasi juga diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Semoga bermanfaat!
Artikel Terkait
- Bagaimana Cara Mencegah Cyber Bullying?
- Untung Rugi Membeli Rumah Bekas
- Contoh-contoh Credit Card Scam (Penipuan Kartu Kredit)
- Tips Mengendalikan Keinginan Belanja Impulsif
Demikianlah artikel tentang pengaruh inflasi terhadap ekonomi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.