Tip Investasi di Peer To Peer Lending (P2P)
Peer-to-peer Lending atau Pinjaman P2P merupakan skema pinjaman melalui platform online. Cara kerjanya, pemberi pinjaman dan peminjam dipertemukan secara langsung dalam platform tanpa melalui perantaraan bank. Dilihat dari kacamata ekonomi, P2P lending merupakan peluang investasi yang menarik, sebab suku bunga yang didapatkan lebih tinggi jika dibanding jenis pinjaman lainya.
Ini tentu sangat menguntungkan bagi investor. Disisi lain peminjam dimudahkan dengan persyaratan yang lebih mudah dan tanpa perlu memberikan jaminan. Tak salah bila kemudian banyak yang ingin investasi P2P. Tapi sebelum itu, pahami dulu beberapa tip investasi peer to peer lending (P2P) berikut ini:
1. Mulai Sekarang
Kalau kamu masih menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi, maka sekaranglah waktu yang tepat. Sejak bulan September tahun 2017 lalu, RBI mengeluarkan mandat agar semua platform pinjaman P2P didaftarkan sebagai perusahaan keuangan non perbankan. Seperangkat pedoman terkait platform ini juga telah diterbitkan.
Industri P2P lending sendiri secara global bernilai $ 3,5 miliar pada tahun 2013. Pada tahun 2015 meningkat menjadi $ 64 miliar. Dan diperkirakan di tahun 2050 mendatang nilainya mencapai hampir $ 1 triliun.
Kini, investasi P2P lending bukan hanya lebih aman tapi juga menjanjikan. Jadi, daripada membiarkan uangmu menganggur di bank, lebih baik digunakan untuk investasi P2P Lending. Uang yang sekedar disimpan di bank atau dimanapun tidak akan menghasilkan apa-apa, malah nilainya semakin hari akan semakin turun.
Namun dengan invesatasi P2P Lending, kamu mendapatkan pedapatan tambahan dari bunga yang dihasilkan. Semakin cepat kamu menginvestasikannya, semakin cepat pula kamu mendapatkan penghasilan tambahan dari bunga yang dihasilkan.
2. Mulai Dari Kecil
Memang semakin besar dana yang kamu investasikan, semakin besar pula pendapatan dari bunga pinjaman yang akan kamu dapatkan. Namun jika kamu masih belum yakin akan resikonya, serta belum paham dengan cara kerja platform ini, sebaiknya kamu melakukan investasi secara perlahan.
Mulailah dengan menginvestasikan sejumlah kecil dana. Jumlah yang mampu kamu tanggung jika terjadi hal buruk, yang menyebabkan kamu kehilangan dana tersebut. Pelajari dan tingkatkan jumlah investasimu secara bertahap.
Seiring berjalannya waktu, pengetahuanmu terkait platform mana yang memiliki penawaran lebih baik, peminjam seperti apa yang tingkat resikonya tinggi atau aman, juga bagaimana cara peer to peer lending bekerja; akan meningkat. Dengan demikian kamu bisa menginvestasikan lebih banyak dengan tingkat kepastian dan keamanan yang lebih tinggi.
3. Cari Platform Yang Punya Rekam Jejak
Platform P2P lending memang terhitung masih baru. Sehingga platform baru banyak bermunculan. Tapi kalau kamu baru mau memulai, lebih baik untuk memilih platform yang setidaknya telah beroprasi selama 1 sampai 2 tahun.
Dengan memiliki platform yang telah memiliki pengalaman oprasi, minimal kamu bisa melihat rekam jejak kinerja perusahaan tersebut. Bukan hanya sekedar proyeksi atau perkiraan.
Memang kinerja perusahaan di masa lalu tidak menjamin hasil yang bisa didapatkan di masa depan. Tapi setidaknya perusahaan ini telah teruji dan berhasil menjalankan pinjaman P2P dengan cukup baik, sehingga bisa bertahan.
Platform yang sudah berjalan juga minimal telah menghilangkan kelemahan yang ditemukan dalam operasional, serta memperbaiki bug IT yang mungkin muncul ketika pertama kali memulai operasi platform P2P lending ini.
4. Diversifikasi Investasi
Sebaiknya investasikan dana yang kamu miliki melalui dua atau lebih platform peer to peer lending. Dengan menyebar invesatasimu dalam beberapa bagian kecil pada platform yang berbeda, dana yang kamu investasikan akan lebih aman.
Dengan melakukan diversifikasi investasi, kamu juga akan mendapatkan portofolio yang terdiversifikasi. Ini bisa menguntungkanmu, sebab bisa meredam kejadian tak terduga dengan lebih baik.
Perlu diingatkan, diversifikasi yang perlu kamu lakukan bukan hanya dengan menanamkan investasi pada platform berbeda. Tapi juga dengan melakukan investasi pinjaman pada peminjam yang berbeda, dengan skor kredit dan profesi yang berbeda, dan juga berbagai aspek berbeda lainnya.
5. Re-Invest
Keuntungan dari investasi peer to peer lending adalah, setelah berinvetasi maka dibulan berikutnya kamu akan mulai mendapatkan penghasilan. Nah, pendapatan yang berasal dari bunga uang pinjaman yang kamu investasikan ini sebaiknya kamu investasikan kembali.
Mengapa? Karna dengan menginvestasikannya kembali, maka laba yang kamu dapatkan di bulan depan tentu akan bertambah. Sebab nilai investasimu bertambah.
Lagipula, jika tidak menginvestasikannya kembali, uangmu hanya akan kembali menganggur. Laba yang kamu dapatkan tidak akan maksimal. Jadi lebih baik menginvestasikannya kembali, minimal setengahnya jika kamu memerlukannya untuk keperluan lain seperti liburan, dsb.
6. Cash drag
Investor akan mendapatkan bunga jika uang yang di investasikan telah memiliki peminjam. Uang yang saat ini kamu setorkan kepada pihak platform, berlum tentu akan langsung menghasilkan bunga. Jika tidak ada yang meminjam, maka tidak akan ada bunga yang dihasilkan.
Hal ini bergantung pada alur transaksi platform, serta pemintaan investor. Beberapa platform, bunga segera bertambah sejak kamu mulai berinvestasi. Pada platform lain, mungkin ada penundaan.
Penundaan terjadi sebab perlu waktu hingga jumlah pinjaman didanai sepenuhnya. Dan diperlukan waktu pula hingga uang diterima oleh peminjam, baru kemudian bunga mulai berjalan. Ini bergantung sepenuhnya pada bagaimana platform P2P lending tersebut beroprasi.
Pada banyak platform, permintaan investor lebih banyak dibandingkan dengan pinjaman yang tersedia. Sehingga beberapa platform memberlakukan batasan tawaran maksimum dan antrian untuk pengalokasian dana.
7. Pinjaman dengan atau Tanpa Jaminan
Pijaman konsumen pada platform peer to peer lending umumnya tidak aman. Sebab tidak menggunakan jaminan, seperti yang dipersyaratkan pada pinjaman melalui bank atau lembaga keuangan perbankan lainnya.
Pada pinjaman yang mensyaratkan jaminan sebagai keamanan sekalipun, ada saja resiko kredit macet. Dan meskipun ketika kredit macet, penjualan aset yang dijadikan jaminan pun kadang kala tidak mencukupi pengembalian pokok pinjaman. Akibatnya investor dirugikan. Apalagi jika tidak adanya aset atau properti yang dijaminkan, seperti yang terjadi pada platform P2P lending ini.
Beberapa platform memberikan jaminan pribadi dari direktur kepada investor pinjaman. Beberapa platform memiliki dana direksioner, yaitu dana yang diakumulasikan sebagai dana talangan jika terjadi kredit macet. Dengan demikian investor yang terkena dampak kredit macet, bisa mendapatkan penggantian dari dana tersebut.
Platform di Eropa Timur contohnya, memberikan jaminan uang kembali. Jadi ketika pinjaman telah jatuh tempo, investor tetap mendapatkan penggantian dari pencetus platform P2P lending tersebut. Setidaknya ini menawarkan keamanan, selama platform tersebut bisa menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kebangkrutan.
8. Proses Pemulihan
Adanya kredit yang macet dalam platform platform P2P Lending itu normal, sampai batas tertentu. Biasanya persentase kredit macet ini dimasukkan dalam perencanaan platform pinjaman P2P. Jadi tidak perlu di khawatirkan, selama masih dalam persentase yang sehat. Artinya bunga yang ditawarkan sebanding dengan resiko adanya kredit macet tersebut.
Plaform akan segera memulai prosedur pengembalian dana pinjaman pada investor, ketika pinjaman telah jatuh tempo atau konsumen gagal membayar. Proses pemulihan ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan masing-masing platform.
Beberapa platform mungkin melakukan proses pemulihan ini dengan cepat, sedang platform lain mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Jadi pastikan kamu memahami prosesnya, dan memahami rata-rata tingkat pemulihan yang dicapai platform terkait.
9. Pajak
Bergantung kebijakan negara, beberapa platform peer tp peer lending dikenai pajak. Besaran pajak mengikuti aturan di negara tempat investor tinggal. Jika bunga yang didapatkan tidak bisa mengimbangi kerugian akibat pajak, mungkin ada baiknya kamu merubah nilai investasimu.
Misalnya berinvestasi pada pinjaman jumlah kecil, dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Pada investasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah, tingkat pajak yang dikenakannya juga biasanya lebih rendah. Bahkan pada jumlah investasi tertentu, tidak ada pajak sama sekali.
Di Indonesia sendiri, regulasi dan pungutan pajak di P2P sudah dikoordinasikan oleh Kementrian Keuangan dengan lembaga keuangan lainnya sejak tahun 2016 lalu. Namun hingga kini belum ada peraturan khusus terkait pajak P2P lending yang diterbitkan. Baik pajak dari sisi pendana maupun dari sisi peminjam.
Jadi sampai saat ini, di Indonesia tidak ada pemotongan pajak imbal hasil yang diperoleh pendana dari investasi P2P yang investor lakukan. Tentu ini sebuah kabar baik untuk kamu yang ingin berinvestasi.
10. Layanan Pelanggan Platform P2P Lending
Perusahaan yang handal selalu memiliki layanan pelanggan (costumer service) yang baik. Dengan demikian hubungan perusahaan dengan pelanggan terjaga dengan baik. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perusahaan juga maksimal. Hal ini juga berlaku pada perusahaan P2P lending.
Untuk mengetahuinya, kamu bisa memeriksa facebook, twitter, instagram, atau atau media sosial resmi platform tersebut. Perhatikan seberapa cepat respon mereka dalam menjawab pertanyaan atau keluhan pelanggan.
Kamu juga bisa mengeceknya dengan mengajukan pertanyaan lewat media sosial platform tersebut, atau mencoba mengontak layanan pelanggannya. Perhatikan pula bagaimana mereka merespon dan menjawab. Seberapa baik solusi yang mereka tawarkan atas keluhan yang disampaikan.
Hal ini bisa memberi kamu sedikit wawasan terkait bagaimana perusahaan memperlakukan bisnis dan pelanggannya. Jika pelayanannya buruk, ada baiknya kamu berpikir ulang untuk berinvestasi melalui platform tersebut.
11. Lakukan Riset Resiko
Pinjaman online umumnya memberlakukan pemeriksaan silang. Untuk mendapatkan pendanaan, peminjam harus menjalani pemeriksaan kredit tertentu. Biasanya peminjam diperiksa dari latar belakang pribadi, profesi, sejarah kredit, serta kehidupan sosial mereka. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, peminjam dinilai menurut profil resiko mereka.
Sebelum menyetujui pendanaan pinjaman, sebaiknya kamu meninjau profil resiko peminjam. Lakukan analisis sendiri terhadap detail profil resiko pemohon pinjaman. Setelah melakukan riset, kamu bisa menolak atau menerima pengajuan pinjaman menurut selera resiko yang kamu sukai.
Riset ekstra yang kamu lakukan ini bisa memberimu peluang untuk mendapatkan tingkat peluang pengembalian pinjaman yang lebih tinggi. Juga bisa menbantumu terhindar dari investasi yang tidak aman.
Misalnya pada kasus dimana seorang peminjam memiliki nilai profil resiko yang rendah berdasarkan rekam jejak kreditnya. Dengan demikian tidak aman untuk menginvestasikan pinjaman kepadanya. Namun setelah melakukan riset, tertanya kamu menemukan bahwa orang tersebut baru-baru ini mendapatkan promosi jabatan di perusahaannya.
Jadi kedepannya, kemampuan si peminjam ini untuk mengembalikan pinjaman akan jauh meningkat. Ini berarti tingkat keamanan investasi pinjaman pada peminjam ini menjadi lebih tinggi, meskipun nilai profil resikonya rendah. Jadi baik untuk kamu ambil.
Nah itulah beberapa tip investasi peer to peer lending melalui platfom online yang sakarang ini semakin banyak diminati. Dengan berkurangnya bank sebagai perantara, tidak adanya pajak yang dikenakan, serta rendahnya biaya administrasi yang terlibat menyebabkan investor bisa mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi. Jadi tunggu apalagi. Lirik platform P2P yang andal, pahami cara kerjanya, lakukan riset mandiri, dan mulailah berinvestasi! Semoga bermanfaat.
Artikel Terkait
- Pengaruh Inflasi Terhadap Ekonomi
- Tip Mengelola Keuangan Bagi Keluarga Baru
- Contoh-contoh Credit Card Scam (Penipuan Kartu Kredit)
- Pengetahuan Finansial yang Harus Dipelajari Anak Remaja
Demikianlah artikel tentang tip investasi di peer to Peer lending (P2P), semoga bermanfaat bagi Anda semua.