Efek Smartphone Sering Diberikan Kepada Anak
Anak-anak adalah dunia yang tidak pernah habis atau selesai kita pelajari. Bahkan terkadang justeru merekalah yang kerap mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang bernilai di dunia ini.
Setiap orang tua pun pastinya memiliki metode tersendiri untuk merawat dan mendidik anak-anak mereka. Dan dalam hal tersebut, tentu setiap mereka mengharapkan apa yang diberikan pada anak-anak mereka adalah yang terbaik.
Namun kadang kala, para orang tua tidak mengerti bahwa apa yang mereka berikan atau ajarkan pada anak ternyata membawa dampak buruk bagi masa depan anak tersebut. Contoh paling sederhana adalah memberikan mainan berupa smartphone pada anak-anak sebelum mereka berhak untuk menerimanya.
Anggap saja kita menampik masalah kesehatan yang kerap kali hadir dari radiasi smartphone, faktanya, memberikan mereka “hiburan” tersebut nyatanya memiliki banyak pengaruh buruk pada seorang anak. Apa saja pengaruh negatif dari memberi smartphone pada anak? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Sedikit kisah dan pengalaman ini mungkin bisa membantu.
Gadget dan Pengaruh Buruknya Pada Anak
Kisah yang akan kami bagikan ini dimulai saat kami menerima seorang kerabat bersama dengan anaknya yang masih berusia 2 tahun untuk menginap di rumah. Terakhir kali kami berjumpa adalah saat sang anak berusia 1 tahun, dan nyatanya, satu tahun cukup untuk merubah banyak hal.
Dia bukan lagi si kecil menggemaskan yang ramah dan tersemyum ketika disapa. Well, pikIr saya, mungkin karena ia sedikit bertumbuh, dan mulai merasa malu pada orang lain.
Setelah beberapa kali berinteraksi, saya pun mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang keliru pada si kecil ini. Ternyata biang keladinya adalah smartphone!
1. Smartphone mengalihkan perhatian anak
Ternyata kebiasaan menggunakan smartphone telah menyita perhatiannya dan membuatnya abai pada lingkungan sekitar. Awal mulanya sang ibu memberikan smartphone untuk menenangkan sang bocah saat ia hendak disuapi.
Berhasil. Anak tersebut pun duduk diam saat diberikan smartphone dan makan dengan lahapnya. Mungkin hal tersebut sangat membantu bagi sang ibu, namun pemandangan tersebut sangatlah aneh dan absurb.
Bayangkan saja, anak berusia 2 tahun sudah bisa menggunakan smartphone dan memberikan perhatian penuh pada layar yang sedang dilihatnya. Saat smartphone tersebut diambil alih, sang anak pun mulai berulah.
Ia menangis dan mulai tartum bahkan menolak untuk makan. Karena tidak sabar, maka sang ibu pun mengembalikan “mainan” tersebut pada anaknya. Sang anak diam dan menjadi tenang kembali, sementara sang ibu pun bisa tersenyum karena makanannya habis.
Hal yang sederhana sebenarnya, namun ketidak sabaran orang tua saat menangani anak yang tartum kian memperburuk keadaan. Sang anak tidak hanya semakin ketagihan terhadap smartphone, lebih dari itu, smartphone kini menjadi senjata andalan , dan sang ibu (dengan dalih agar anak tenang) pun tidak dapat berbuat apa-apa selain mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.
Mengalah pada anak tidak selalu baik, ada beberapa hal yang harus kita beri garis tegas agar anak memahami tentang apa yang baik dan apa yang kurang baik untuk mereka.
2. Smartphone mempengaruhi perangai anak
Semakin lama saya mengenal anak tersebut, semakin dekat pula kami. Sesekali saya mencoba mengajaknya jalan-jalan dan membelikan hadiah kecil berupa snack atau permen. Semua saya lakukan dengan tujuan dapat mengubah kebiasaan buruk anak tersebut dengan smartphone milik ibunya.
Hasilnya? Alih-alih menjadi lebih baik dan mengerti, semakin dilakukan pembiaran, maka tingkah sang anak pun mulai “liar”. Ia suka memukul, menendang, menarik-narik rambut orang, bahkan marah-marah melebihi kontrol.
Apa yang dilakukan sang ibu? Tentu saja dengan memberikannya smartphone lagi dan lagi. Padahal tanpa kita sadari smartphone dapat merusak jiwa sosial sang anak. Anak menjadi tidak perduli dengan apa yang terjadi di sekitar. Yang terpenting adalah diri sendiri dan bagaimana dirinya sendiri menjadi senang.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Tidak ada cara terbaik untuk menghentikan ajaran buruk tersebut selain dengan cara menjauhkan sang anak dari gadget. Mulanya mungkin sulit, terutama juga untuk sang ibu, namun jika tidak dilakukan saat ini, maka kian lama anak akan lebih ketagihan memainkan smartphone-nya.
Berikut ini adalah sejumlah langkah sang saya lakukan untuk mengatasi anak yang gila gadget.
1. Bersikap tegas
Sikap tegas sangat dibutuhkan dalam hal ini. Tidak peduli seberapa besar kemarahan sang anak, Anda harus tetap bersikukuh dalam prinsip Anda untuk menjauhkannya dari smartphone. Jika Anda sudah melakukan dengan benar dan tegas, maka Anda pun sudah mulai bisa mengabil hatinya kembali.
Tidak perlu berlindung pada kata tidak tega atau kasihan, karena ini menyangkut masa depan anak Anda sendiri. Bersikap tegaslah hari ini, atau Anda tidak akan pernah didengarkan lagi.
2. Buat perjanjian
Anak-anak sangat menyukai hadiah dan juga tantangan. Dalam kasus ini, saya menantang si kecil untuk menghabiskan makanan di mangkuknya tanpa melihat gadget. Apa yang saya janjikan padanya jika dia berhasil? Hanya jalan-jalan dan membeli permen!
Sesimple itu, kan? Karena sejujurnya dunia anak-anak itu sangat sederhana, menyenangkan hati mereka pun cukup mudah!
3. Berikan contoh
Memberikan hukuman pada anak tapi Anda sendiri yang melanggar peraturan sama dengan menyiram api dengan bensin. Bagaimana pun juga hal tersebut tidak akan berhasil. Jika Anda melarang anak bermain gadget, maka sebisa mungkin Anda pun tidak menyentuh ganget ketika bersama dengan mereka. Inilah saat dimana konsistensi Anda diuiji.
4. Alihkan perhatiannya dengan permainan yang menyenangkan
Banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Salah satunya adalah dengan menunjukkan padanya permainan manual lainnya yang tidak kalah menyenangkan.
Contoh permainan yang sesuai dan menyenangkan untuk anak-anak adalah permainan balok, permainan papan, atau bisa juga dengan memainkan boneka tangan dan juga bermain clay yang bisa melatih system motoriknya.
Tips-tips yang kami bagikan diatas memang tidak akan menyelesaikan masalah secara instan, tapi setidaknya anak menjadi tahu bahwa yang memegang kendali saat ini adalah Anda. Maka, jangan menyerah, jangan mau kalah, hingga anak Anda terbebas dari pengaruh buruk gadget yang sudah terlanjur Anda berikan.
Artikel Terkait
- Siapa itu Helicopter Parents?
- Nasehat Bijak tentang Keuangan dari Orang Tua
- Cara Mengajari Anak Hidup Sederhana
- Cara Memotivasi Anak untuk Mendapatkan Nilai Baik Tanpa Imbalan Finansial
Demikianlah artikel tentang efek smartphone sering diberikan kepada anak, semoga bermanfaat bagi Anda semua.