Kartu Kredit Gaya Hidup atau Kebutuhan Hidup?
Kita telah membahas banyak hal mengenai kartu kredit. Di artikel-artikel awal, kita telah melihat berbagai macam jenis dan proses pengajuan kartu kredit lewat perbankan maupun online hingga masalah-masalah yang biasa ditemukan dalam pengguna kartu kredit. Dari artikel-artikel ini pula, kita dapat menyimpulkan kartu kredit telah menjadi viral di kalangan masyarakat.
Bukan hanya soal labil emosi yang menginginkan kartu kredit karena semua orang memilikinya, namun apadaya di jaman ini kartu kredit sudah jadi sesuatu yang “harus dimiliki”. Seolah kalau tidak memiliki kartu kredit, akses kita akan serba terbatas, baik dalam gaya hidup ataupun kebutuhan kartu kredit.
Artikel ini akan membahas mengenai perbandingan peran kartu kredit yang “Maha Penting” itu dari sisi gaya hidup maupun kebutuhan, yang selanjutnya dikaitkan dengan model kehidupan masyarakat saat ini. Berikut adalah ulasannya:
1. Kartu Kredit Sebagai Akses untuk Menikmati Gaya Hidup Mewah Secara Ekonomis
Bila kita melihat kata-kata “gaya hidup mewah”, pikiran kita umumnya tertuju pada kelabilan emosi yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Namun, yang saya maksudkan di sini adalah gaya hidup yang dapat diperoleh dengan membayar sangat rendah hanya jika menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran.
Berbagai macam potongan harga untuk makanan dan minuman yang sangat kompetitif adalah contoh dari peran kartu kredit dalam penentuan gaya hidup seseorang. Misalnya, BreadTalk atau Starbucks kerap bekerja sama dengan bank penerbit kartu kredit dalam memberikan potongan harga lebih dari mereka yang membayar dengan kas.
Alternatif lain, beberapa merek pakaian lokal seperti aneka busana The Executive memberikan penawaran spesial untuk pemegang kartu kredit Bank Mandiri. Ada juga klinik kecantikan Jayanata, salah satu klinik kecantikan dengan pelayanan total dari tenaga profesional yang bekerja sama dengan BCA dan ANZ untuk memberikan harga spesial bagi para pemegang kartu kredit BCA dan ANZ.
Yang lebih “greget” lagi, ada pula kartu kredit bank tertentu yang menyediakan akses gratis executive lounge serba nyaman sebagaimana dijelaskan pada artikel sebelumnya. Belum lagi adanya beberapa bank penerbit yang bekerja sama dengan merek high-end tertentu dan memberikan aneka macam gratisan untuk para nasabahnya.
Melihat hal-hal yang sudah terjadi di masa sekarang seperti demikian, sepertinya bukan tidak mungkin kartu kredit menjadi bagian gaya hidup yang krusial, karena menawarkan pembelian gaya hidup mewah dengan harga ekonomis. Lagipula, dengan cara apa lagi dapat menikmati semua fasilitas tersebut, kalau tidak melalui kartu kredit?
2. Bagi yang Sering Berkepentingan Dengan Pihak Luar Negeri, Kehadiran Kartu Kredit Itu Maha Penting
Tidak usah ditanya bagi mereka yang sekadar liburan ke luar negeri tanpa benar-benar bekerja, karena jangka waktu liburan umumnya pendek. Bagi orang-orang yang memiliki usaha tetap di luar negeri, supplier, atau pelanggan setia yang berdomisili di luar negeri, hal ini menjadi masalah yang lain lagi. Secara spesifik, masalah tersebut terkait dengan transaksi.
Hampir seluruh negara menggunakan kartu kredit sebagai media untuk membayar maupun menerima bayaran. Bahkan di negara-negara Asia dengan pengaruh Barat yang kuat seperti Singapura atau Hong Kong, transaksi baru “dikatakan” absah ketika menggunakan kartu kredit. Untuk para pekerja bebas, pembayaran barang maupun penerimaan gaji bagi para pekerja online-remote luar negeri sepenuhnya menggunakan kartu kredit.
Kalau sudah demikian, maka kartu kredit bukan hanya sekadar pemenuhan gaya hidup atau prestise, namun sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kebutuhan primer bagi mereka yang sering berkepentingan dengan pihak luar negeri dalam menjalankan usaha.
3. Sebagai Warga Negara Yang Baik, Kartu Kredit Itu Penting (Banget)!
Warga negara yang baik bukan hanya menghafalkan seperangkat aturan dan sila-sila negara, namun juga taat menjalankan peraturan yang dipegang teguh bangsa negaranya. Misalnya, kalau kita ingin disebut sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita perlu taat terhadap peraturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satu dari peraturan tersebut adalah membayar pajak tepat pada waktu dan jumlahnya, tidak kurang dan tidak lebih. Dengan memiliki kartu kredit yang tidak lepas dari pemeriksaan perpajakan, kita telah membantu mempercepat urusan pelaporan SPT, karena pihak perpajakan akan memiliki data yang lengkap atas diri kita.
Tambahan yang masih berkaitan dengan peraturan yang ada pada Republik Indonesia adalah warga negara baru dianggap cakap hukum ketika telah berusia 21 tahun atau di atasnya. Peraturan lain yang berlaku secara universal (termasuk di Indonesia) adalah manusia harus bekerja untuk memenuhi kehidupannya.
Karena salah satu syarat kepemilikan kartu kredit adalah berusia 21 tahun atau di atasnya, maka selain membantu mempercepat laju perekonomian negara, kita juga membantu negara Indonesia menjadi lebih maju dengan memiliki kartu kredit. Atas dasar itulah, kepemilikan kartu kredit menjadi kebutuhan bagi mereka yang telah memenuhi syarat.
Dari ketiga poin di atas, dapat disimpulkan peran kartu kredit lebih banyak menjadi kebutuhan dibandingkan sekadar pemenuhan gaya hidup atau gengsi-gengsian. Dengan kata lain, kita menjadikan kartu kredit kebutuhan karena kita memiliki urusan penting yang tidak dapat dilakukan tanpa kartu kredit seperti usaha luar negeri dan kita juga perlu menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian, kenikmatan-kenikmatan yang ditawarkan kartu kredit akan datang dengan sendirinya tanpa harus kita kejar-kejar terlebih dahulu.
Artikel Terkait
- Belanja Kartu Kredit Kompulsif Dapat Menyebabkan Kredit Macet
- Waspadai Jasa Penutupan Kartu Kredit
- Nasabah Sakit dan Tagihan Datang Terus, Apa yang Harus Dilakukan?
- Cara Isi Google Wallet Tanpa Kartu Kredit
Demikianlah artikel tentang Kartu Kredit sebagai gaya hidup atau kebutuhan hidup, semoga bermanfaat bagi Anda semua.