Rekening Bank Bersama Pasangan, Apakah itu Salah?
Menjadi pasangan suami istri itu artinya sehidup dan semati hingga maut memisahkan. Tapi, apakah itu artinya persatuan kedua insan harus dibarengi oleh persatuan rekening bank? Ada yang berpendapat bahwa pernikahan itu soal cinta dan kepercayaan; bukan soal uang. Implikasinya, mereka yang berpendapat seperti ini cenderung menolak keberadaan rekening bersama di antara pasutri. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa faktor keamanan dan cinta itu sendiri yang menjadi dasar mengapa pasutri membuat rekening bersama, dan menjadikan itu sebagai salah satu landasan kehidupan ekonomi mereka sebagai pasangan suami istri.
Banyak orang kekinian memandang memiliki rekening bersama pasangan adalah hal kuno, jika tidak dapat dikatakan tradisional. Padahal, praktik tersebut sama sekali tidak dapat disalahkan. Masing-masing pasangan memiliki cara tersendiri dalam mengarungi kehidupan perekonomian. Salah satunya, ya, dengan mengelola keuangan melalui pembukaan rekening bank bersama. Bagi mereka, hal ini merupakan pertanda persatuan finansial. Namun, kecenderungan tersebut semakin menurun di tengah pasangan suami istri dewasa ini, dimana keengganan untuk memiliki rekening bersama cukup besar.
Mereka yang membuka rekening bank bersama berpendapat bahwa praktik tersebut menguntungkan. Sebagai contoh, dengan punya rekening bersama, baik suami maupun istri punya akses ke uang saat mereka memerlukan. Rekening bersama biasanya dilengkapi oleh satu kartu debit, satu buku rekening dan fasilitas untuk menarik atau menabung uang. Ada bank yang menyediakan fasilitas tertentu dimana masing-masing memiliki akses online terhadap informasi saldo dan lainnya, yang mana hal tersebut mempermudah pembayaran tagihan dan berbagi pengeluaran finansial lain.
Otomatis, ketika pasangan suami istri membuka rekening bersama mereka tersangkut secara hukum. Saat salah satu dari pasangan tersebut meninggal, maka pasangan yang ditinggalkan akan tetap memiliki akses ke dana bersama tanpa perlu menjalani proses secara hukum untuk mengklaim uang tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa hukum di sejumlah negara memang mengharuskan pasangan yang ditinggalkan ini untuk menjalani proses hukum sedemikian rupa sebelum mengklaim uang yang dimiliki mendiang pasangannya di bank lain.
Salah satu keuntungan lain dari penggunaan rekening bank bersama adalah lebih kecilnya peluang mengalami kejutan finansial saat melihat rekam jejak aliran dana. Akan lebih mudah bagi pasangan suami istri dengan rekening bersama dalam mengkaji untuk apa uang mereka dikeluarkan.
Apa yang membuat pembuatan rekening bank bersama pasangan sulit dijalani adalah tidak adanya kemerdekaan finansial. Hal ini lebih banyak dirasakan oleh generasi sekarang atau mereka yang baru menikah. Tidak mengherankan jika tetap mempertahankan rekening sendiri-sendiri merupakan pilihan demi mempertahankan ‘kemerdekaan’ untuk menggunakan uang.
Mereka yang menolak untuk membuka rekening bank bersama beralasan bahwa rekening semacam itu bisa menimbulkan masalah ketika antar pasangan tidak ada komunikasi mengenai aktifitas di rekening tersebut. Permasalahan mungkin akan muncul ketika pasangan tersebut baru saja menikah – dalam kasus ini, masing-masing suami atau istri sudah pernah menikah – tapi harus berurusan dengan biaya sekolah, kartu kredit, tunjangan untuk anak atau mantan istri – dan kesemuanya harus dibayar lewat rekening bank bersama.
Akar permasalahan muncul ketika salah satu pasangan merasa bertanggung jawab melunasi itu semua; padahal ia tidak ada sangkut pautnya secara historis dengan dasar pengeluaran tersebut. Guna menghindari percekcokan gara-gara uang di rekening bersama, akan lebih baik jika pasangan mendiskusikan pemisahan hutang secara detil sebelum menentukan sistem perbankan seperti apa yang paling tepat bagi mereka.
Tingginya angka perceraian juga menjadi salah satu alasan tidak populernya penggunaan rekening bank bersama. Andaikata perceraian atau perpisahan terjadi, akan cukup susah bagi pasangan suami istri untuk memisahkan uang yang ada di rekening bank bersama mereka. Dalam kasus ini, masing-masing merasa punya hak untuk menarik uang dan menutup uang tanpa memikirkan pasangannya – dan membuat bekas pasangannya itu tak punya uang sepeser pun. Hal ini yang membuat penggunaan rekening terpisah lebih disukai karena mempermudah pasangan untuk bercerai atau berpisah tanpa perlu terjebak pada pengurusan administrasi perbankan dan hukum.
Lalu, mana kah yang lebih baik? Penggunaan rekening bank bersama atau masing-masing tetap menggunakan rekening bank secara mandiri?
Itu semua berujung pada pola pandang pasangan suami istri terhadap pernikahan itu sendiri. Jika suatu pasangan suami istri berpendapat bahwa menikah adalah persatuan, maka rekening bank bersama berarti bahwa semua keputusan finansial adalah keputusan bersama. Hal tersebut sangat tepat saat berurusan dengan pengeluaran bersama dan vital seperti biaya pendidikan anak, pembelian rumah atau mobil atau membayar premi asuransi dan belanja bulanan. Mengambil keputusan untuk memiliki rekening bank bersama merupakan solusi yang pantas ditempuh menurut suatu pasangan yang telah dewasa.
Akan tetapi, keputusan ‘sederhana’ tersebut akan dipandang sebagai suatu hal yang tidak masuk akal bagi pasangan yang belum dewasa dan belum terbangun kepercayaan satu sama lain atau tidak mengetahui dasar dan alasan mereka menikah.
Artikel Terkait
- Bisakah Membuka Tabungan tanpa NPWP?
- Bagaimana Cara Menabung Dollar?
- Apa itu Tabungan Haji? Mengapa Penting Memilikinya?
- Bagaimana Caranya Menabung di Kantor Pos?
Demikianlah artikel tentang rekening bank bersama pasangan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.