Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Mengapa Perempuan Mudah Terjebak Utang Kartu Kredit?

Bagi sebagian orang, berbelanja hanyalah merupakan suatu budaya atau sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup (baik itu yang pokok maupun yang tersier). Namun menurut sebuah survei, satu atau dua dari 20 orang tidak mampu membendung hasratnya untuk menghabiskan uang dengan berbelanja.

Mereka menjadikan berbelanja sebagai hobi atau kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan.

Maka tidak mengherankan, jika hobi untuk berbelanja tersebut akhirnya berubah menjadi sebuah bencana keuangan. Dan ternyata, 90 % dari shopaholic yang ada adalah seorang perempuan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Masalahnya, bagi perempuan, belanja bukan hanya untuk mendapatkan baju baru, atau barang incaran lainnya. Namun ini merupakan suatu pengalaman emosional, ikatan antara perasaan senang, berkuasa, puas, dan juga rasa bersalah campur jadi satu.

Lebih dalam lagi, emosi-emosi yang acak demikian, semakin mendorong wanita untuk terjun ke dalam kubangan utang kartu kredit.

Sebagai bahan antisipasi, inilah lima pemicu yang biasanya menyeret perempuan lebih dalam ke dasar bencana keuangan. Dengan mewaspadai gejala ini, diharapkan Anda dapat segera “tersadar” dan kembali pada mode “keamanan” finansial Anda.

1. Menggunakan dalih berbelanja sebagai hadiah

Anda telah bekerja keras sepanjang hari. Baik itu sebagai seorang wanita kirier yang mengabdikan pikirannya dengan seabrek tugas dan tantangan di kantor, maupun sebagai ibu rumah tangga yang berjibaku mengurus anak sekaligus menjamin rumah selalu rapi dan makanan tersedia.

Tentu Anda berhak mendapat reward atas semua tindakan super tersebut, akan tetapi membiasakan diri dengan memberi hadiah yang berlebihan pada diri sendiri, seperti menambah koleksi perhiasan, akan membuat Anda ketagihan dan semakin boros ke depannya.

Alih-alih membeli barang-barang mahal sebagai “ganjaran” untuk kerja keras Anda, pertimbangkanlah untuk memanjakan diri di rumah dengan berendam selama beberapa menit di bak mandi hangat atau penuh busa, atau pergi ke salon untuk mendapatkan perawatan yang terjangkau.

Bisa juga reward mahal tersebut diganti dengan dengan membeli sejumlah buku dari penulis favorit dan berjalan-jalan di taman dekat rumah.

Awalnya mungkin terasa aneh, namun lama-kelamaan akan terjadi perubahan yang besar dalam segi finansial Anda

2. Merasa depresi, sedih, dan kesepian

Akui saja, jika Anda tidak sedang dalam kondisi mood serta mental yang baik, entah itu disebabkan oleh pekerjaan, pertengkaran dengan sahabat atau pasangan, Anda akan melampiaskannya dengan berbelanja.

Membeli barang-barang baru membuat Anda merasa jauh lebih baik, namun efeknya hanya bertahan sebentar saja. Akibatnya, Anda harus membeli lagi dan lagi hanya untuk merasa cukup normal atau reda emosinya.

Dan semua itu berlangsung biasa saja tanpa ada penyesalan, bukankah Anda juga berhak merasa baik?

Siklus ini sebenarnya mirip dengan kasus perjudian atau pesta makan. Sensasinya hanya terasa singkat, namun pada kenyataanya, hal tersebut tidak benar-benar bisa mengatasi permasalahan sebenarnya yang terjadi.

Beberapa ahli meyakini bahwa berbelanja secara kompulsif adalah salah satu penyakit mental (obsesi) yang bisa diatasi dengan antidepresan.

Lebih lanjut lagi, studi dari Stanford yang dipimpin oleh psikiater Lorrin mengungkapkan bahwa 24 orang dari tipe pembelanja kompulsif, 60 % nya membutuhkan antidepresan.

Well, sangat baik memang jika angka 60% tersebut dapat berkurang, namun sebenarnya, ini hanya memindahkan rasa depresi Anda ke dalam kecanduan pil.

Maka solusi yang paling tepat adalah dengan menemukan alasan mengapa Anda merasa sedih dan depresi, lalu mencoba mengatasinya secara perlahan.

3. Takut kehilangan momentum

Yup, yang dimaksud momentum di sini adalah diskon!

Sering kali kita membeli barang hanya karena barang tersebut sedang diobral, atau merasakan dorongan yang luar biasa kuat untu mengarah ke toko favorit Anda seakan-akan Anda akan melewatkan sesuatu yang besar di sana.

Jika demikian, maka Anda telah menghabiskan anggaran Anda untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan hanya karena penurunan harga. Anda pun tidak benar-benar sedang menabung.

4. Gelisah saat tidak berbelanja

Jika tidak berbelanja, maka saya tidak tahu harus menghabiskan waktu dengan kegiatan apa.

Harus diakui memang, berbelanja adalah kegiatan sosial yang sangat dinikmati perempuan, tetapi Anda tidak dapat menempatkan alasan bosan berdiam diri di rumah sebagai pendorong hasrat berbelanja Anda.

Maka cobalah cari alternatif lain dan menjauh dari pusat perbelanjaan, semisal ikut kursus memasak, menari, musik, atau menjamu kerabat di rumah.

Bisa juga mengalihkan hasrat berbelanja tersebut dengan kegiatan positif lainnya semisal olah raga ringan bersepeda atau jogging di pagi dan sore hari. Fokuslah dengan kegiatan atau hobi baru tersebut agar kecanduan belanja bisa berkurang.

5. Menggunakan kartu kredit dan berdalih “saya akan membayarnya nanti”

Banyak perempuan menjadi tidak sabar untuk menyusun anggaran bulanannya, hal ini kerap dialami oleh perempuan usia 20 tahunan yang baru mendapat pekerjaan dan gaji pertama.

Mereka pun memilih untuk menggunakan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan di akhir bulan, pikiran yang berkembang adalah, “meskipun tagihan di kartu kredit besar, namun bisa diatasi dengan melakukan pembayaran bulanan minimum.”

Tanpa disadari, Anda telah menumpuk saldo kredit yang nilai cicilannya bisa membutuhkan waktu 10 tahun pelunasan.

Menyadari pemicu pengeluaran pribadi dan menghindarinya adalah salah satu cara terbaik dalam menggendalikan pengeuaran Anda.

Prinsip yang harus dipegang adalah: Jika tidak ada yang Anda belanjakan hari ini, maka tidak akan ada pembayaran kartu kredit di masa depan.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang alasan perempuan mudah terjebak utang kartu kredit, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa yang Terjadi Bila Kartu Kredit Tidak Diaktifkan, Hilang, atau Tidak Dipakai?
Lupa PIN Kartu Kredit?
Waspadai Jasa Penutupan Kartu Kredit
Kapan Harus Menutup/Membatalkan Kartu Kredit?
Apa yang Dimaksud Double Swipe Kartu Kredit Kasir?
Mengenal Kartu Kredit AEON
Apa itu Cash Advance? Definisi Cash Advance
Orang Kaya Memakai Kartu Kredit? Kenapa Tidak Bayar Tunai?
Inilah Jebakan Kartu Kredit yang Anda Harus Tahu
Tip Melunasi Kartu Kredit dengan Cepat


Bagikan Ke Teman Anda