Apa Itu Defisit?
Defisit adalah istilah yang sangat populer dalam dunia ekonomi. Bahkan kata defisit sering digunakan pada berita-berita di televisi. Defisit sendiri secara singkat dapat diartikan sebagai kurangnya kas dalam keuangan. Sementara itu, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), defisit berarti kekurangan dalam anggaran belanja.
Defisit biasanya terjadi dalam anggaran belanja negara atau kas perusahaan. Namun demikian, defisit bukanlah hal yang baru dalam perbendaharaan negara. Terjadinya defisit adalah sebuah masalah klasik yang bisa dialami oleh negara mana saja, dan ini sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Di masa lampau, negara bahkan berhutang pada rentenir atau pedagang kaya saat mengalami defisit untuk membiayai festival kerajaan, upacara-upacara adat, perang, dan penanganan bencana.
Jika sebuah negara sampai mengalami defisit, bisa dibilang pengeluaran pemerintah lebih banyak daripada pendapatan mereka. Untuk menutupi kekurangan ini, pemerintah harus memaksimalkan pendanaan dari sumber keuangan negara, baik itu dari dalam negeri atau luar negeri. Indonesia pernah mengalami defisit, yang menyebabkan pemerintah harus meminjam uang dari Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk menutupi pengeluaran yang berlebih.
Faktor Terjadinya Defisit
Defisit memang sebuah fenomena keuangan yang merugikan. Defisit anggaran dapat menyebabkan sebuah negara memiliki hutang pada pihak lain untuk mencukupi pengeluaran yang berlebihan. Tentu saja defisit anggaran tidak terjadi tanpa alasan. Ada beberapa faktor penting yang menyebabkan sebuah negara bisa mengalami defisit.
- Pembangunan Negara
Untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara, pemerintah harus gencar melakukan pembangunan di berbagai bidang. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan infrastruktur untuk menunjang kegiatan ekonomi, meningkatkan pertahanan negara, memperbaiki sistem pendidikan, pembangunan daerah, hingga program untuk menanggulangi kemiskinan.
Pembangungan negara tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak jarang menjadi penyebab terjadinya defisit anggaran. Hal ini biasanya sering dijumpai di negara-negara berkembang yang masih terus melakukan pembangunan untuk memajukan negara mereka.
- Nilai Tukar Mata Uang Semakin Lemah
Sebagai negara berkembang yang belum mandiri dan masih banyak terlibat hutang di luar negera, mata uang negara Indonesia masih belum stabil. Ini juga berlaku untuk kebanyakan negara berkembang yang masih belum bisa mendanai kehidupan bernegara mereka secara mandiri.
Dengan demikian, nilai tukar mata uang Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan mata uang asing. Jika terjadi penurunan terhadap nilai tukar, maka dampak yang dirasakan negara akan sangat besar. Misalnya, terjadi depresiasi nilai rupiah terhadap dolar Amerika, maka bisa dipastikan jumlah hutang Indonesia terhadap Amerika akan semakin besar seiring dengan melemahnya nilai tukar.
- Rendahnya Daya Beli Masyarakat
Jika daya beli masyarakat rendah, maka kemungkinan besar negara akan mengalami defisit. Kebutuhan barang dan jasa sehari-hari seperti BBM, sembako, listrik, transportasi, serta sarana kesehatan dan pendidikan sangat penting bagi masyarakat.
Namun jika banyak dari masyarakat yang tidak mempu mencukupi kebutuhan tersebut, negara harus melakukan subsidi bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Subsidi untuk masyarakat miskin tentu harus diambilkan dari anggaran negara, yang kemudian dapat berujung pada defisit karena besarnya dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk keperluan subsidi tersebut.
- Penyelesaian Inflasi
Salah satu kondisi yang bisa sangat merugikan keuangan negara adalah inflasi. Negara sebenarnya telah memiliki standar harga sendiri, yang ditetapkan setiap tahun melalui APBN. Namun kondisi pasar sangat dinamis sehingga harga-harga akan semakin meningkat setiap tahunnya.
Jika terjadi inflasi yang tidak terduga, maka pengeluaran pemerintah pun akan semakin membengkak dan tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Mau tidak mau pemerintah harus melakukan revisi pada APBN dan mengeluakan biaya besar untuk menutupi kelebihan biaya yang terjadi akibat inflasi.
- Realisasi Tidak Sesuai Target
Saat menyusun APBN, pemerintah tidak hanya merinci pengeluaran selama satu tahun ke depan, tetapi juga dari mana mereka mendapatkan dana untuk membiayai semua pengeluaran tersebut. Meskipun demikian, terkadang realisasi tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Misalnya, penerimaan negara tidak dapat memenuhi target yang dibuat sehingga banyak program pembangunan yang tidak terlaksana.
Kurangnya penerimaan negara juga bisa berimbas pada pelaksanaan program yang tidak maksimal, sehingga pemerintah harus turun tangan untuk menutup biaya tersebut. Inilah yang kemudian menyebabkan negara mengalami defisit.
Dampak Defisit Bagi Negara dan Masyarakat
Ketika sebuah negara mengalami defisit anggaran, maka dampaknya akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakatnya. Secara umum, berikut adalah dampak yang mungkin terjadi setelah defisit.
- Peningkatan Suku Bunga
Kondisi defisit adalah kondisi besar pasak daripada tiang yang dialami oleh pemerintah. Karena jumlah penerimaan yang sedikit, pemerintah harus menambah modal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara. Salah satu cara yang ditempuh adalah menaikkan tingkat suku bunga, sehingga masyarakat pun akan mengalami dampaknya.
- Terjadinya Inflasi
Saat negara mengalami defisit, harga-harga akan cenderung mengalami kenaikan sehingga terjadi inflasi. Menaikkan harga barang memang menjadi solusi yang bisa menyelesaikan masalah defisit anggaran. Namun hal ini tentu bisa merugikan masyarakat atau negara sendiri.
- Menurunnya Tingkat Konsumsi Masyarakat
Sebagai dampak dari inflasi, maka daya beli masyarakat akan semakin menurun karena pendapatan riil merekayang semakin berkurang. Jika hal ini terjadi, maka masyarakat juga akan enggan menabung ke bank. Padahal tabungan masyarakat dapat mendorong peningkatan investasi yang bisa menguntungkan bagi negara. Secara tidak langsung, defisit anggaran bisa menyebabkan menurunnya tingkat investasi.
- Pengangguran Semakin Meningkat
Masih berhubungan dengan inflasi dan penurunan investasi, dampak selanjutnya yang akan terjadi akan bertambahnya jumlah pengangguran. Hal ini tidak lain karena banyaknya proyek yang terpaksa dihentikan karena kekurangan biaya, sehingga banyak pekerja yang akhirnya menganggur.
Defisit anggaran dapat diselesaikan dengan cara menambah penerimaan negara dan memangkas pengeluaran berlebih. Penerimaan negara bisa ditingkatkan melalui utang luar negeri, obligasi, dan pendapatan pajak. Sementara itu pemerintah juga harus mengurangi subsidi dan memotong pendanaan untuk program yang dirasa tidak perlu.
Artikel Terkait
- Apa itu Affluent Millennials?
- Pentingnya Stabilitas Harga Bagi Masyarakat dan Negara
- Apa Itu Oligopoli?
- Apa itu Sistem Ekonomi Welfare State?
Demikianlah artikel tentang apa itu defisit, semoga bermanfaat bagi Anda semua.