Apa itu OPEX (Operating Expenditure)?
Mungkin sebelumnya Anda sudah pernah mendengar tentang capital expenditure (CAPEX) dan operational expenditure (OPEX) saat membaca majalah bisnis dan ekonomi. Namun, tak sedikit orang yang tahu apa sih sebenarnya CAPEX dan OPEX ini. Apa hubungannya dalam suatu kegiatan bisnis dan ekonomi?
Sejatinya, istilah capital expenditure dan operational expenditure ini kerap muncul saat perusahaan sedang merencanakan budget di setiap tahunnya. CAPEX dan OPEX pada dasarnya merepresentasikan dua kategori dasar pengeluaran bisnis. Keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada jenis pengeluaran dan perlakuan yang diberikan terkait perpajakan.
Apa itu CAPEX dan OPEX?
- Capital expenditure
Sebagian besar orang menyebut capital expenditure dengan CAPEX yang merupakan biaya dalam suatu aktivitas bisnis untuk membeli barang ataupun layanan besar. Hal ini dilakukan untuk memperluas kemampuan perusahaan dalam meningkatkan profit ataupun keuntungan. Contoh sederhana dari bentuk CAPEX ini adalah pembelian kendaraan, komputer, ataupun pembangunan pusat data baru.
Jika barang atau jasa yang dibeli oleh perusahaan tersebut digunakan secara aktif selama lebih dari setahun, maka CAPEX akan dicantumkan sebagai aset di neraca keuangan.
Capital expenditure ini juga turut dikenakan biaya penyusutan untuk menyebar biaya aset selama masa penggunannya seperti yang diberlakukan dalam peraturan pajak. Idealnya, capital expenditure suatu perusahaan bakal mengalami penyusutan biaya dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun.
Perlu Anda ingat, bahwa tidak semua perusahaan mencantumkan CAPEX dalam penyusunan budget tahunan bisnis mereka. Keikutsertaan CAPEX ini biasanya hanya dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan modal dalam jumlah besar disertai basis pelanggan yang cukup stabil.
- Operational expenditure
Selanjutnya, kita beralih pada operational expenditure atau OPEX yang merujuk pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan secara berkelanjutan demi menjalankan bisnisnya. Namun, tak seperti halnya CAPEX, OPEX ini memiliki sifat tax-deductible yang berarti, perusahaan tidak perlu mencantumkan OPEX ketika sedang menghitung pajak tahunan.
Sementara di sisi lain, OPEX seringkali menjadi jenis pengeluaran reguler yang paling banyak dikeluarkan oleh perusahaan. Tak sedikit pula pihak manajemen perusahaan yang akhirnya berusaha mencari cara untuk menurunkan OPEX. Tentunya, cara ini dilakukan tanpa harus mengorbankan kualitas produk ataupun layanan yang mereka hasilkan.
Melansir dari laman business dictionary, operational expenditure ini juga bisa diartikan sebagai biaya per unit dari tiap produk dan layanan. Bisa juga dianggap sebagai biaya tahunan yang dikeluarkan untuk kepentingan proses produksi yang berkelanjutan.
Operational expenditure tidak termasuk dalam biaya modal atau biaya yang dikeluarkan dalam fase implementasi untuk produk-produk bisnis baru. Biaya ini merupakan pengeluaran bisnis sehari-sehari yang memang dibutuhkan perusahaan dan seringnya tercantum pada laporan laba rugi.
Pencatatannya dilakukan setiap tahun dengan mengkaji beberapa indikator keuangan yang luas. Mulai dari harga pokok penjualan, biaya operasi dan laba bersih, serta pendapatan.
Sistem alur CAPEX dan OPEX dalam perusahaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, secara garis besar, capital expenditure dan operational expenditure ini merupakan istilah yang kerap digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar ketika ingin menyusun budget di awal tahun. Perlu Anda ketahui, bahwa perusahaan besar ini umumnya tidak mengeluarkan biaya arbitrarily atau biaya sewaktu-waktu di sepanjang tahun yang berjalan.
Perusahaan yang berstatus well-established, bahkan tak segan membuat anggaran selama kurun waktu 10 tahun ke depan. Meski demikian, setiap awal tahun tiba, mereka memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan proyek yang mereka dapatkan, dan juga perubahan yang terjadi. Perubahan ini mencakup peningkatan konsumen, perubahan strategi pemasaran, ataupun perubahan peraturan pemerintah.
Budget ini kemudian dijadikan patokan atau acuan untuk kegiatan perusahaan yang diadakan di setiap bulannya. Tentu saja, budget ini tak selalu bisa dipenuhi sesuai harapan. Ada beberapa hal yang memengaruhi kondisi seperti ini, salah satunya disebut monthly over atau under budget.
Variance over atau variance under tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan nilai budget tahunan beserta forecast dari bulan sebelumnya. Setelah itu, baru kemudian dicari tahu apa penyebab yang membuat budget tersebut tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Hal ini disebut juga dengan variance analysis.
Nah, sisa budget sampai akhir tahun ini tentu harus dihabiskan bagaimanapun caranya. Oleh sebab itulah, pada bulan depannya, budget yang ada wajib digunakan untuk mengoreksi kelebihan maupun kekurangan budget sebelumnya. Namun, seringkali dalam memastikan pencapaian budget ini, perusahaan menetapkan kontrol dengan membuat forecast.
Forecast ini umumnya berisi nilai aktual dari awal tahun hingga bulan yang sedang berjalan, ditambah bulan berikutnya sampai akhir tahun. Biasanya, proses forecast dan budgeting ini dilakukan oleh tim keuangan yang menjadi pengontrol utama dan perencana suatu perusahaan.
Lantas, pertanyaan berikutnya adalah di manakah letak CAPEX dan OPEX dalam susunan proses tersebut?
Jika dijelaskan secara sederhana, capital expenditure merupakan alokasi yang direncanakan dan masuk ke dalam budget. Alokasi ini kemudian digunakan untuk melakukan pembelian, perbaikan, atau penggantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akuntansi.
Namun ingat, tidak semua perusahaan menggunakan perhitungan capital expenditure dalam budget. Biasanya, perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang telah memiliki basis konsumen jangka panjang maupun jangka pendek, tapi tetap stabil. Mereka juga kerap menggunakan modal dalam jumlah yang cukup besar, seperti industri minyak dan gas, telekomunikasi, atau alat-alat berat.
Sementara itu, operational expenditure merupakan alokasi yang direncanakan dalam budget untuk kegiatan operasional perusahaan dalam skala normal. Dalam arti lain, operational expenditure atau biaya operasional ini digunakan untuk menjaga kelangsungan aset.
Selain itu, operational expenditure berfungsi sebagai penjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan agar berjalan dengan baik dan lancar. Karena merupakan biaya yang sifatnya sehari-hari, maka operational expenditure ini tidak meliputi depresiasi, biaya keuangan seperti bunga pinjaman, ataupun pajak pendapatan.
Ilustrasi sederhana tentang CAPEX dan OPEX
Untuk mendukung penjelasan sistem alur capital expenditure dan operational expenditure di atas, berikut ini ilustrasi sederhana agar Anda bisa lebih memahami keduanya.
- Apabila Anda membeli sebuah mesin, maka bisa dibilang Anda sedang membeli aset fisik. Biaya yang dikeluarkan untuk mesin tersebut dianggap sebagai biaya modal atau capital expenditure.
Sementara di akhir bulan nanti, Anda harus membayar tagihan listrik akibat aktivitas produksi perusahaan menggunakan mesin tersebut. Maka, tagihan listrik yang muncul bisa dikatakan sebagai biaya operasional atau operational expenditure.
- Ilustrasi lainnya adalah mesin printer untuk kegiatan administrasi perusahaan. Ketika Anda membelinya, maka Anda akan menganggap mesin printer ini sebagai aset jika ditulis dalam neraca. Sementara, mesin printer ini bakal dianggap sebagai biaya modal jika ditulis dalam tabel Sebab, aset tersebut diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah modal.
Sementara itu, ketika Anda membeli tinta dan kertas, Anda menggunakannya sekali saja untuk kegiatan bisnis sehingga dikategorikan biaya operasional.
Jika diklasifikasikan, CAPEX dan OPEX bisa dibagi menjadi seperti berikut ini.
CAPEX | OPEX |
Mesin printer | Tinta, kertas, dan tenaga ahli pengelola printer ataupun teknisinya |
Kendaraan operasional perusahaan | Bahan bakar dan driver |
Pembangunan pusat data yang mencakup, jaringan, server, pembangunan gedung, aplikasi monitoring, cooling, dan lain sebagainya | Pengelolaan energi, lisensi perangkat lunak, ahli teknologi informatika |
Perlu Anda ketahui, memang istilah biaya operasional dan biaya modal tidak akan Anda jumpai dalam neraca ataupun laporan keuangan perusahaan. Kedua istilah ini bakal Anda temukan ketika sedang berhadapan dengan hal-hal yang berhubungan dengan sisi akuntansi biaya atau cost accounting dalam suatu perusahaan.
Memahami kondisi saat CAPEX bisa berubah menjadi OPEX
Terkadang, pada kondisi tertentu, barang ataupun aset perusahaan yang sejatinya merupakan CAPEX bisa dikategorikan sebagai OPEX. Hal ini terjadi ketika perusahaan lebih memilih untuk menyewa barang atau aset tersebut ketimbang membeli yang baru.
Misalnya, daripada harus membangun pusat data sendiri yang jelas membutuhkan dana besar, perusahaan bisa menggunakan jasa pusat data colocation yang pada akhirnya menjadi pengeluaran operational expenditure.
Tindakan seperti ini bisa dijadikan pilihan yang tepat bagi perusahaan dengan arus kas yang cenderung terbatas dan ingin mengurangi jumlah total pengeluaran dalam setahun.
Ingatlah, capital expenditure bisa menjadi investasi yang cukup besar dan penuh risiko. Investasi seperti ini sebaiknya dilakukan setelah menimbang banyak hal, terutama nilainya dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan. Bukan hanya nilai dalam rupiah saja yang diperhatikan, tapi juga dari fungsionalitas atas barang atau jasa tersebut.
Apabila investasi yang Anda lakukan berupa investasi teknologi seperti halnya server, Anda bisa mempertimbangkan komponen atau teknologi barang yang akan Anda beli. Apakah dalam beberapa tahun ke depan barang tersebut masih relevan bagi industri dan perusahaan yang Anda jalankan? Apabila jawabannya iya, maka Anda bisa mempertimbangkan hal lain.
Jika tidak, maka investasi OPEX bisa dijadikan alternatif bagi perusahaan Anda. Pasalnya, pembelian barang teknologi seperti misalnya cloud dengan model OPEX, bisa membantu Anda terbebas dari masalah ini. Anda bisa dengan mudah menyesuaikan teknologi yang dibutuhkan dengan penerapan model pay as you go.
Entah itu CAPEX ataupun OPEX, keduanya sama-sama berpengaruh terhadap kondisi finansial suatu perusahaan. Jika CAPEX terfokus pada pengeluaran untuk meningkatkan profit perusahaan, maka OPEX merujuk pada pengeluaran operasional demi kelancaran bisnis yang berjalan.
Oleh sebab itu, sebagai pengusaha alangkah baiknya jika Anda mempertimbangkan hal-hal di atas sebelum melakukan investasi untuk beberapa tahun yang akan datang.
Menghitung besaran operational cost berdasarkan OPEX dalam suatu perusahaan
Tak bisa dipungkiri, segala macam kegiatan bisnis tak bisa lepas dari bagaimana kita menyusun anggaran untuk melakukan berbagai operasional kegiatan harian atau operational expenditure.
Meski dalam kegiatan bisnis istilah operational expenditure ataupun operating cost ini telah banyak dikenal, tapi banyak juga yang masih salah kaprah. Tak sedikit orang yang masih mencampur adukkan tiap bagian dari operating cost ini dengan biaya lain yang tidak ada kaitannya.
Sebagai pengusaha, Anda juga dituntut untuk bisa menghitung besaran operating cost perusahaan secara tepat dan cermat. Cara agar Anda bisa tepat menentukan berapa besaran operating cost ini, Anda bisa menggunakan beberapa rumus berikut ini.
Sekadar informasi, Anda juga bisa mendapatkan informasi penting ini dari setiap laporan laba rugi perusahaan yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan untuk periode akuntansi di tiap tahunnya.
Operating cost = operational expenditure + cost of goods sold
Keterangan:
- Dari laporan laba rugi perusahaan yang Anda miliki, ambil jumlah cost of goods sold yang merupakan biaya langsung dari suatu barang yang diproduksi. Biaya ini meliputi, biaya bahan baku dan upah tenaga kerja.
- Temukan besaran total operational expenditure yang biasanya terdapat pada bagian bawah laporan laba rugi perusahaan.
- Tambahkan total operational expenditure dan cost of goods sold atau COGS ini agar sampai pada titik total operating cost dalam periode tersebut.
Demikian ulasan mengenai operational expenditure beserta segala perbedaannya dengan capital expenditure. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.
Artikel Terkait
- Apa itu CAPEX?
- Memahami Apa itu Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)?
- Apa itu Aset Goodwill?
- 2 Tipe Pemimpin Perusahaan: Teori X dan Teori Y
Demikianlah artikel tentang apa itu OPEX (Operating Expenditure), semoga bermanfaat bagi Anda semua.