Apa itu Rasio Leverage? Definisi Leverage Ratio
Memiliki banyak aset dalam berbagai bentuk baik uang kas, surat berharga, kendaraan, properti, dan lain sebagainya secara kasat mata menunjukkan kesuksesan dalam mencapai kemandirian finansial. Padahal tidak selalu demikian. Kebanyakan orang menilai kesuksesan orang lain secara finansial hanya dari luarnya saja, tanpa menyelisik di dalamnya.
Kesuksesan finansial seseorang tak hanya sekadar dilihat dari jumlah aset saja, tetapi juga jumlah utang yang dimilikinya. Jika jumlah utang jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah asetnya, maka setiap individu atau badan hukum tidak bisa dikatakan sukses secara finansial. Banyak instrumen yang digunakan untuk menilai kuat tidaknya fondasi finansial seseorang atau perusahaan. Salah satunya adalah leverage ratio (rasio leverage).
Definisi rasio leverage
Leverage ratio atau yang lebih akrab disebut dengan rasio leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu badan usaha atau bisnis. Rasio leverage disebut juga dengan istilah rasio solvabilitas dapat dipahami sebagai rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang jangka panjangnya. Utang jangka panjang itu sendiri dimaknai sebagai kewajiban atau utang yang waktu jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Rasio leverage membandingkan antara total beban utang perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya. Artinya, rasio ini menunjukkan seberapa banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh para kreditur atau pemberi utangnya. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi, apabila jumlah aset yang dimiliki perusahaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset krediturnya.
Sebagai salah satu parameter untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan, rasio leverage dibutuhkan untuk membantu manajemen dan investor dalam memahami tingkat struktur modal pada perusahaan terkait. Selain itu, rasio ini juga mencerminkan sumber pembiayaan dalam operasional bisnis atau kegiatan bisnis perusahaan, dari utang ataukah ekuitas.
Fungsi rasio leverage
Secara umum rasio leverage berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Rasio ini juga digunakan untuk mengetahui komposisi modal yang bersumber dari utang atau pinjaman. Dalam menganalisis keuangan perusahaan, rasio leverage memiliki peranan penting. Sebab, rasio ini dapat menginformasikan sumber dana yang digunakan untuk membiayai operasional atau kegiatan bisnis perusahaan, dari modal sendiri ataukah utang. Selain itu, perusahaan juga dapat mengevaluasi kemampuannya dalam melunasi utang-utangnya saat jatuh tempo.
Rasio leverage menggambarkan komposisi struktur modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi dalam struktur modalnya bisa berisiko, tetapi di sisi lain juga bisa memberikan manfaat.
Penggunaan utang dalam operasional bisnis bisa menguntungkan, apabila perusahaan mampu menghasilkan laba. Sebaliknya, perusahaan dengan leverage yang tinggi justru akan mengalami risiko gagal bayar yang lebih tinggi terhadap kewajiban keuangannya jika profitabilitasnya menurun, dibandingkan dengan perusahaan yang kurang leverage.
Rasio leverage penting untuk menganalisis tingkat utang yang dimiliki perusahaan. Rasio ini tak hanya memberikan manfaat secara internal, yakni manajemen perusahaan saja tetapi juga pihak eksternal yaitu investor dan kreditur. Bagi manajemen perusahaan, rasio leverage digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba yang digunakan untuk membayar utang baik dalam jangka pendek maupun panjang. Rasio leverage bagi investor bermanfaat dalam menganalisis keuangan perusahaan lebih lanjut sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan terkait. Sementara bagi kreditur, rasio leverage digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pemberian pinjaman.
Jenis-jenis rasio leverage
Rasio leverage memiliki ragam jenis yang cukup banyak. Dari jenis-jenis rasio leverage tersebut digunakan sebagai dasar atau bahan pertimbangan oleh analis pasar, investor, dan kreditur. Berikut jenis-jenis rasio leverage yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
- Rasio utang terhadap aset (Debt-to-Assets Ratio)
Rasio utang terhadap aset sering kali hanya disebut sebagai rasio utang saja. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai asetnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total aset yang dimiliki perusahaan, yang diformulasikan seperti berikut.
Rasio utang = Total utang / Total aset
- Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio)
Rasio utang terhadap ekuitas merupakan rasio keuangan yang proporsi relatif antara utang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Untuk menghitung rasio ini, total kewajiban utang dibagi dengan total ekuitas. Adapun formula dari rasio ini sebagai berikut.
Rasio utang terhadap ekuitas = Total utang / Total ekuitas
- Rasio utang terhadap modal (Debt-to-Capital Ratio)
Rasio utang terhadap modal merupakan salah satu rasio utang yang berfokus pada kewajiban utang sebagai komponen basis total modal perusahaan. Utang mencakup seluruh kewajiban baik jangka pendek maupun panjang. Sementara modal termasuk utang perusahaan dan ekuitas pemegang saham.
Manfaat dari rasio utang terhadap modal adalah untuk mengevaluasi struktur modal atau keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam membiayai operasional bisnis perusahaan. Jika rasio utang terhadap modal pada suatu perusahaan tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya, maka risiko gagal bayar yang dihadapi oleh perusahaan tersebut juga tinggi sebagai dampak utang terhadap operasional bisnisnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total utang setelah dijumlahkan dengan total ekuitas. Berikut formulasi rumusnya.
Rasio utang terhadap modal = Total utang saat ini / (Total utang + Total ekuitas)
- Rasio utang terhadap laba kotor (Debt-to-EBITDA Ratio)
EBITDA adalah akronim dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization yaitu penghasilan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, atau singkatnya adalah laba kotor. Rasio utang terhadap laba kotor ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya. Rasio ini juga digunakan untuk menentukan probabilitas risiko gagal bayar terhadap utang. Jika rasio ini mencapai lebih dari 3, maka artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utangnya cukup mengkhawatirkan. Dengan kata lain, tingkat risiko gagal bayar cukup tinggi. Sebab, total kewajiban utang yang harus dibayar perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan pencapaian profitabilitasnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan laba kotor. Berikut rumusnya.
Rasio utang terhadap laba kotor = Total utang / Laba kotor
Semakin tinggi rasio leverage, maka semakin tinggi pula risiko gagal bayar kewajiban utang yang dihadapi perusahaan. Namun, tingginya rasio leverage bisa memberikan dampak positif bagi kelangsungan operasional bisnis perusahaan, apabila didukung dengan pencapaian profitabilitas yang tinggi pula.
Artikel Terkait
- Apa Itu Rasio Likuiditas? Definisi Rasio Likuiditas
- Cara Menghitung Quick Ratio
- Apa itu Penetration Pricing? Definisi Strategi Penetapan Harga Penetration
- Apa itu Jurnal Penyesuaian? Definisi Jurnal Penyesuaian
Demikianlah artikel tentang apa itu rasio leverage dan definisi leverage ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.