Apa Itu Utang Jangka Panjang?
Dalam upaya mengembangkan atau melakukan ekspansi bisnis, umumnya perusahaan membutuhkan sumber dana yang cukup besar sebagai modal usaha. Selain dari dana pribadi, modal usaha bisa diperoleh dari investor dan utang. Utang menjadi salah satu sumber modal yang sering kali tak bisa dihindari.
Utang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Sudah menjadi rahasia umum jika hampir semua perusahaan tak lepas dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang untuk menjalankan operasional dan mengembangkan bisnisnya. Setiap utang baik jangka pendek maupun panjang memiliki peran penting dan manfaat bagi perusahaan.
Utang jangka pendek merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Sebaliknya, utang jangka panjang pelunasannya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jika jangka waktu pelunasan cukup lama, bukankah utang jangka panjang justru akan membebani keuangan perusahaan sehingga berisiko terhadap gagalnya perusahaan mengembangkan diri? Untuk bisa menjawabnya, tentu harus dipahami dulu apa itu utang jangka panjang.
Definisi utang jangka panjang
Utang jangka panjang (long term liabilities) adalah kewajiban yang harus dibayar dan dilunasi dalam tempo waktu yang relatif lama, bisa mencapai satu periode akuntansi (satu tahun) atau bahkan lebih. Secara lebih terperinci, utang jangka panjang dapat dijabarkan sebagai suatu kewajiban atau beban di masa depan yang harus dibayarkan sebagai akibat dari penundaan pembayaran yang seharusnya dilakukan dalam satu tahun lebih atau siklus operasional perusahaan.
Pembayaran atau pelunasan utang jangka panjang dilakukan dengan menggunakan dana yang bersumber dari aktiva tidak lancar. Sebab itu, utang jangka panjang disebut juga sebagai utang tidak lancar. Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan yang umumnya memiliki nilai waktu ekonomis lama atau bersifat permanen sehingga dapat dimanfaatkan selama lebih dari satu tahun. Aset-aset perusahaan yang termasuk aktiva tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, pabrik, gedung, peralatan produksi, dan aset tidak berwujud seperti merek dagang, hak paten, hak cipta, waralaba, dan lainnya.
Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk memperkuat posisi modal perusahaan. Tak hanya itu, utang jangka panjang juga digunakan untuk meningkatkan jumlah aset perusahaan baik dalam bentuk properti, peralatan, maupun investasi. Sebab itu, utang jangka panjang mencerminkan rasio ekuitas (total debt to equity ratio), yaitu ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini membandingkan total utang baik jangka pendek maupun panjang dengan total modal perusahaan. Selain modal, utang jangka panjang juga mencerminkan rasio aset yang mengukur bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai dari utang.
Dalam transaksinya, utang jangka panjang biasanya disertai dengan jaminan berupa barang tidak bergerak. Barang tidak bergerak ini lebih umum mengarah pada properti seperti gedung, gudang, pabrik, rumah, dan tanah. Tentu penyerahannya bukan berupa barang riilnya tetapi berupa sertifikat yang menyatakan hak kepemilikan atas properti tersebut. Meski disertai dengan jaminan, namun perusahaan yang berutang tetap bisa memanfaatkan barang tersebut. Misalnya perusahaan memiliki utang jangka panjang dengan jaminan sertifikat gudang. Meski sertifikat atas properti tersebut diserahkan kepada pihak yang memberikan utang jangka panjang, namun perusahaan yang berutang tetap bisa menggunakan gudang miliknya untuk menjalankan operasional kegiatan usahanya.
Sesuai dengan namanya, utang jangka panjang memiliki tempo pembayaran yang relatif lama, sekitar 5 hingga 20 tahun. Intinya, tempo pembayaran lebih dari satu tahun. Penentuan jangka waktu pembayaran atas utang jangka panjang ini tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak dan tentunya kemampuan pihak yang mengajukan utang jangka panjang untuk melakukan pembayaran.
Jenis-jenis utang jangka panjang
Suatu transaksi utang disebut sebagai utang jangka panjang apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
- Penerima utang mampu menjaga tingkat modal minimalnya.
- Penerima utang menyerahkan aktiva tetap sebagai jaminan kepada pemberi utang.
- Penerima utang tidak diperkenankan untuk menjual piutang untuk mendapatkan uang tunai.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, setidaknya terdapat dua jenis utang jangka panjang yang memenuhinya, yaitu:
- Utang hipotek
Utang hipotek merupakan suatu kewajiban untuk melakukan pembayaran jangka panjang dengan disertai penyerahan jaminan berupa aktiva tetap yang disepakati dalam perjanjian tertulis dengan akta notaris yang mencantumkan nominal pinjaman, tingkat suku bunga, jangka waktu, jumlah angsuran, dan jaminan yang diserahkan secara terperinci. Atas adanya jaminan dalam utang jangka panjang ini, pemberi utang berhak untuk menyita dan menjual barang yang dijaminkan apabila penerima utang tidak mampu melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Dari hasil penjualan barang jaminan, pemberi utang berhak mengambil dana untuk menutupi kekurangan utang beserta bunganya yang belum dilunasi. Utang hipotek umumnya diberikan oleh lembaga perbankan.
- Utang Obligasi
Secara sederhana obligasi dapat dipahami sebagai surat utang yang diterbitkan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan tingkat bunga tertentu yang dapat diperjualbelikan. Obligasi juga diartikan sebagai surat utang berjangka waktu lebih dari satu tahun dengan tingkat suku bunga tertentu yang dikeluarkan perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan. Nah, utang obligasi timbul karena penerbitan surat-surat obligasi yang dapat mendatangkan sejumlah dana yang dibutuhkan perusahaan. Dalam surat obligasi umumnya tercantum nominal utang, tanggal pelunasan, bunga per tahun, dan ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi yang disepakati oleh peminjam dan pemberi pinjaman.
Risiko utang jangka panjang
Utang jangka panjang bagi perusahaan cukup menguntungkan, karena perusahaan bisa mengatur arus kas dan merencanakan keuangan perusahaan secara lebih baik. Beberapa manfaat atau keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dari utang jangka panjang yaitu:
- Tingkat suku bunga pada utang jangka panjang baik hipotek maupun obligasi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan jenis utang lainnya. Selain itu, jika dibandingkan dengan dividen yang harus dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham, bunga obligasi juga lebih rendah.
- Mengurangi beban pajak, karena bunga utang atau pinjaman merupakan biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Oleh sebab itu, biaya bunga utang jangka panjang ini akan mengurangi pendapatan dan beban pajak.
- Pemberi utang jangka panjang tidak memiliki hak suara dan otoritas dalam kebijakan dan operasional perusahaan. Artinya, pemberi utang hanya berhak untuk menyimpan jaminan selama berlangsungnya jangka waktu utang, tetapi tidak memiliki hak untuk melakukan intervensi terhadap urusan internal perusahaan baik dalam hal penentuan peraturan, kebijakan, maupun strategi perusahaan.
Meski memiliki manfaat dan beberapa keuntungan, namun utang jangka panjang pun tak lepas dari adanya risiko. Adapun risiko dari utang jangka panjang yang dapat ditanggung oleh perusahaan yaitu:
- Semakin lama jangka waktu pelunasan utang, maka risiko yang mungkin ditanggung juga semakin besar. Artinya, banyak faktor eksternal yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama masa atau jangka waktu utang, seperti persaingan bisnis, pertumbuhan ekonomi, kondisi ekonomi global, mekanisme pasar, dan lain sebagainya. Jika perusahaan tidak memiliki fondasi dan strategi keuangan yang kuat, maka berisiko tidak mampu memenuhi seluruh utangnya termasuk utang jangka panjangnya, sehingga risiko yang dihadapi tentunya adalah kehilangan aset yang digunakan sebagai jaminan.
- Utang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan hingga berakhirnya masa atau jatuh tempo pelunasan tiba. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan pendapatannya sehingga keuntungannya pun akan meningkat. Namun, pendapatan yang diperoleh tak semuanya menjadi hak milik perusahaan, karena adanya kewajiban untuk membayar utang.
- Harus melakukan pembayaran cicilan atau pelunasan utang saat jatuh tempo. Perusahaan harus senantiasa menyiapkan dana cukup yang dialokasikan secara khusus untuk membayar utang saat jatuh tempo tiba. Hal ini tentu menuntut perusahaan untuk pandai-pandai mengatur keuangannya agar mampu menghindari gagal bayar utang.
- Utang jangka panjang mempengaruhi nilai saham perusahaan yang menurun apabila nilai utang yang dimiliki perusahaan terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah. Utang jangka panjang menjadi ukuran kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dan juga utang-utang yang dimilikinya.
Utang jangka panjang memberikan manfaat sekaligus ancaman risiko bagi perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola utang jangka panjang dengan baik, maka risiko yang mengancam keuangan perusahaan dapat diminimalisir. Alhasil, perusahaan justru dapat meningkatkan arus kas dan merencanakan strategi keuangan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Artikel Terkait
- Apa itu Utang Jangka Pendek?
- 9 Tips Membuat Keuangan Jadi Lebih Terorganisir
- Untuk Apa Dana Darurat?
- Alasan Seorang Sales Gagal dalam Menjual
Demikianlah artikel tentang utang jangka panjang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.