Contoh Depresiasi dan Rumus Perhitungannya
Sebelum membahas tentang contoh nyata Depresiasi, sebenarnya apa sih Depresiasi itu?
Dalam ilmu akuntansi, Depresiasi atau Penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama masa pakainya. Secara sederhana, Depresiasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai harga suatu aset/properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Contoh aset yang pasti mengalami depresiasi ialah Bangunan/Gedung, Mobil, Motor, Furnitur, Peralatan Kantor, Mesin, Dll.
Depresiasi/Penyusutan ini dapat terjadi karena ketika pemakaian suatu aset, pasti keausan atau keusangan juga terjadi karena erosi, debu, pembusukan, kerusakan, lecet pemakaian, penurunan performa mesin, dll. Entah seberapa banyak perawatan yang dilakukan pengguna pada aset tersebut, itu tetap tidak akan mempertahankan bentuk dan kualitas asli dari aset tersebut.
Depresiasi berperan penting dalam suatu bisnis atau perusahaan, untuk memperkirakan masa manfaat suatu aset agar sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari penggunaannya. Depresiasi juga dapat mengurangi pajak dan mengurangi penghasilan kena pajak, untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan.
Depresiasi tidak hanya ada dalam bisnis. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering mengalami depresiasi pada barang-barang yang kita punya. Seperti HandPhone (Hp) misalnya. Contoh, Mr.X membeli sebuah Hp pada tahun 2019 dengan harga Rp.4 juta. Lalu, ditahun 2021 ia berniat menjual Hp tersebut karena ingin mengganti model keluaran terbaru.
Apakah Hp itu akan laku Rp.4 juta? Tentu saja tidak. Karena itu model lama dan ada lecet pemakaian, Hp itu hanya laku Rp.2 juta. Itu artinya, Hp tersebut mengalami penyusutan harga Rp.2 juta rupiah selama dua tahun pemakaian atau Rp.1 juta per tahun.
- Metode Garis Lurus
Di contoh tersebut perhitungan depresiasi menggunakan Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) yang merupakan jenis perhitungan yang sering digunakan dalam akuntansi.
Perhitungan garis lurus menggunakan nilai Residu (Nilai akhir suatu aset pada akhir masa pemakaian), dengan rumus:
(Harga Perolehan – Nilai residu):Umur Ekonomis = Penyusutan
Seperti contoh di atas dapat dihitung (4.000.000 – 2.000.000):2= 1.000.0000.
Contoh lainnya, sebuah perusahaan membeli sebuah mesin produksi seharga Rp.5 juta, mesin tersebut diperkirakan akan dipakai selama 5 tahun, dan ditahun ke5 pemakaiannya, mesin ini akan dijual dengan perkiraan harga Rp.1 juta.
Jika menggunakan Metode Garis Lurus berarti (5.000.000 – 1.000.000):5 = 800.000, artinya mesin tersebut mengalami penyusutan sebesar Rp.800 ribu per tahun.
Itu artinya, pemilik perusahaan tidak akan membebankan biaya aset pada tahun pertama pemakaian, meskipun membelinya secara cash. Sebaliknya, perusahaan hanya membebankan Rp.800 ribu terhadap laba bersih setiap tahunnya, sampai mesin tersebut dijual kembali, dan mendapat nilai sisa Rp.1 juta. Tentunya ini akan meningkatkan laba bersih perusahaan.
- Metode Saldo Menurun Ganda
Selain Metode Garis Lurus, dalam perhitungan depresiasi juga ada beberapa metode lainnya. Seperti, Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method), yang merupakan metode penyusutan yang dipercepat.
Penyusutan yang dipercepat bukan berarti beban penyusutan juga semakin tinggi. Namun, dibandingkan dengan metode garis lurus, metode ini membebankan biaya penyusutan lebih tinggi pada masa awal manfaatnya, dan lebih rendah ditahun-tahun berikutnya.
Metode ini mempunya rumus:
(Harga Perolehan : Umur ekonomis) x 2 = Penyusutan
Jika melihat contoh di atas, dapat dihitung
Tahun pertama (5.000.000 : 5) x 2 = 2.000.000
Tahun kedua (3.000.000 : 5) x 2 = 1.200.000
Dan seterusnya.
Selain itu, juga ada perhitungan dengan Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years’ Digits Method) yang juga memungkinkan percepatan penyusutan. Untuk mulai menghitung, gabungkan semua digit perkiraan umur aset.
Rumus dalam metode ini:
(Harga Perolehan – Harga Residu) x (n / (n + (n – 1) + (n – 2) + . . .) = Penyusutan
Huruf “n” dalam rumus di atas menggambar usia ekonomis suatu aset.
Seperti contoh di atas, mesin produksi yang punya masa manfaat 5 tahun. Maka perhitungannya 5+4+3+2+1=15. Artinya, pada tahun penyusutan pertama mempunyai nilai 5/15 dari nilai aset yang dapat disusutkan. Ditahun kedua, 4/15 dari nilai aset yang dapat disusutkan. Ini berlanjut sampai tahun ke5 masa manfaat aset, yang menyisakan 1/15 dari nilai aset yang disusutkan.
- Metode Unit Produksi
Dan yang terakhir adalah perhitungan dengan Metode Unit Produksi (Units of Production Method), metode ini mampu memberikan beban penyusutan dengan berdasarkan pada kapasitas produktif suatu aset yang diharapkan.
Ketika penggunaan aset berbeda pada tiap tahunnya, maka metode unit produksi ini lebah tepat untuk diterapkan daripada metode lainnya. Rumus dalam metode ini ialah
(Harga Perolehan – Harga Residu) x (Pemakaian : Kapasitas maksimal) = Penyusutan
Metode ini banyak dipakai oleh perusahaan Manufaktur untuk menggambarkan sisa usia dari aset mereka.
Artikel Terkait
- Contoh Laporan Keuangan untuk Semua Usaha, Kafe, Restoran dan Lainnya
- Rumus Menghitung BEP (Break Even Point)
- Rumus Inventory Turnover
- Contoh Nyata Penawaran Inelastis Sempurna
Demikianlah artikel tentang contoh depresiasi dan rumus perhitungannya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.