Apa itu Utang Jangka Pendek?
Seperti halnya api, di mana kecil menjadi kawan dan besar menjadi lawan. Demikian pula dengan utang. Jika utang lebih kecil dari pendapatan, maka tidak akan membahayakan kesehatan keuangan. Sebaliknya, apabila utang lebih besar dari pendapatan yang dimiliki, maka jelas akan menjadi ‘bencana’ keuangan. Jadi, utang perlu disikapi secara bijak, dalam arti dikelola dengan baik agar tidak menyita sebagian besar bahkan seluruh pendapatan.
Utang menurut jangka waktunya dikategorikan menjadi dua, yaitu utang jangka pendek dan jangka panjang. Pada artikel ini akan dibahas secara khusus tentang utang jangka pendek. Bicara tentang utang jangka pendek, hampir semua individu, keluarga, maupun perusahaan skala kecil hingga besar pernah memiliki utang jangka pendek. Namun, apa sebenarnya utang jangka pendek itu?
Definisi utang jangka pendek
Sebelum masuk pada definisi utang jangka pendek, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu utang. Utang secara sederhana dapat dipahami sebagai uang yang dipinjam dari orang lain. Selain itu bisa juga diartikan sebagai kewajiban membayar kembali sesuatu yang sudah diterima.
Dalam pemahaman yang lebih kompleks, utang dimaknai sebagai suatu pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang mungkin terjadi akibat kewajiban individu atau badan hukum di masa kini untuk memindahkan aktiva atau menyediakan jasa bagi individu atau badan hukum lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi atau peristiwa di masa lalu.
Pada prinsipnya utang merupakan kewajiban individu atau badan hukum (perusahaan) yang timbul sebab adanya tindakan atau transaksi-transaksi di masa lalu untuk mendapatkan suatu barang (aset) atau jasa yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik menggunakan uang tunai, aset-aset lainnya, jasa, ataupun menciptakan utang baru.
Lantas, apa itu utang jangka pendek? Istilah utang jangka pendek merujuk pada waktu pelunasannya. Sebab itu, utang jangka pendek harus dilunasi dalam waktu pendek, paling lama satu tahun. Utang jangka pendek disebut juga dengan utang lancar, yaitu suatu kewajiban yang pelunasannya akan dilakukan di masa mendatang dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan utang jangka pendek baru.
Dalam suatu perusahaan umumnya selain utang jangka pendek atau utang lancar, dikenal pula adanya harta lancar. Perbandingan antara harta lancar dengan utang jangka pendek ini disebut dengan rasio lancar (current ratio), yaitu ukuran yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya. Apabila utang jangka pendek perusahaan lebih besar dari harta lancarnya, maka keuangan perusahaan dalam kondisi yang mengkhawatirkan, karena kemungkinan besar tidak dapat melunasi utang-utang jangka pendeknya.
Jenis-jenis utang jangka pendek
Suatu transaksi utang jangka pendek dikatakan sudah pasti apabila telah memenuhi dua unsur atau persyaratan, yaitu:
- Timbulnya kewajiban untuk membayar sudah pasti, di mana transaksi antara kedua belah pihak sudah terjadi dan menimbulkan kewajiban membayar bagi pihak yang berutang kepada pihak yang memberi utang.
- Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Berkenaan dengan hal itu, ada beberapa jenis utang jangka pendek yang memenuhi dua unsur atau syarat tersebut. Berikut jenis-jenisnya.
- Utang dagang dan utang wesel
Utang dagang dan utang wesel adalah jenis utang jangka pendek yang umumnya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan pinjaman jangka pendek. Untuk menentukan jumlah utang dagang perlu dilakukan kalkulasi atas pembelian barang-barang yang masih dalam perjalanan. Selain itu, dalam hal pencatatan utang dagang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan tersebut juga harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.
Wesel merupakan surat pembayaran yang dapat diuangkan oleh pemegangnya. Utang wesel ini bisa disertai dengan adanya jaminan, atau tanpa jaminan yang di dalamnya termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk membeli barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek pegawai atau pemegang saham, dan pembelian mesin-mesin atau peralatan.
- Utang jangka pendek yang jatuh tempo dalam periode itu
Contoh utang jangka pendek yang jatuh tempo dalam periode itu adalah utang obligasi. Bagaimana mungkin? Bukankah utang obligasi pelunasannya dalam jangka lebih dari satu tahun sehingga termasuk utang jangka panjang? Perlu dipahami bahwa tak semua utang obligasi yang dimiliki suatu perusahaan jatuh tempo dalam jangka waktu panjang secara bersamaan. Jika terdapat utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun, maka utang tersebut dilaporkan sebagai utang jangka pendek.
Bagaimana jika utang obligasi atau utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo hanya sebagian? Mudah saja, bagian utang yang telah jatuh tempo di tahun atau periode bersangkutan dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedangkan bagian utang lainnya yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang.
Namun dalam pelunasan utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode bersangkutan harus diperhatikan sumber dana yang digunakan. Artinya, jika utang-utang jangka panjang yang telah jatuh tempo tersebut dilunasi dengan dana yang bersumber dari hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham, maka utang tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai utang jangka pendek. Sebab, pelunasannya tidak dilakukan dengan menggunakan sumber aktiva atau harta lancar dan tidak menciptakan utang jangka pendek baru, meski jatuh tempo pelunasannya pada periode bersangkutan.
- Utang dividen
Dividen adalah bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi dan disahkan dalam rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham (stockholder). Sebab itu, ada utang dividen karena perusahaan berkewajiban untuk membayarkan sebagian keuntungan yang diperolehnya kepada para pemegang saham. Pencatatan utang dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang atau aktiva dilakukan dengan mendebet rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen.
Laba tidak dibagi xxx
Utang dividen xxx
Utang dividen timbul sejak diumumkannya pembagian dividen oleh direksi dalam rapat umum pemegang saham. Sejak saat itulah perusahaan berkewajiban melakukan pembayaran atas utang dividen tersebut hingga waktu pembayarannya tiba. Sebab itulah, utang dividen termasuk dalam jenis utang jangka pendek, karena pembayaran pelunasannya tidak lebih dari satu tahun.
Namun utang dividen tak selalu dibayar dengan uang atau aktiva, tetapi dalam bentuk saham. Jika ini yang dilakukan perusahaan, maka utang dividen tidak termasuk dalam kategori utang jangka pendek, tetapi merupakan elemen modal.
- Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali
Dalam transaksi bisnis dikenal dengan uang muka, yaitu sejumlah uang yang dibayarkan terlebih dahulu sebagai tandai jadi atas pembelian suatu barang atau jasa. Uang muka ini belum bisa dianggap sebagai pendapatan, tetapi utang jangka pendek hingga perusahaan menyerahkan barang-barang yang dibeli kepada si pembeli.
Demikian pula halnya dengan jaminan. Atas setiap transaksi yang menggunakan jaminan, maka jaminan tersebut termasuk utang jangka pendek karena sewaktu-waktu dapat diminta kembali oleh pemiliknya. Namun, apabila penyimpanan jaminan dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kategori utang jangka panjang.
- Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
Pernahkah Anda melihat keberadaan kotak amal atau donasi yang ditempatkan di supermarket atau pusat perbelanjaan? Itulah contoh dari praktik penggalangan dana masyarakat khususnya pelanggan atau pengunjung yang dilakukan perusahaan untuk kemudian diberikan atau diserahkan kepada pihak lain yang membutuhkan.
Dalam lingkup instansi baik pemerintah maupun swasta juga bisa melakukan penggalangan dana. Misalnya dengan memotong gaji karyawan untuk kegiatan atau kepentingan sosial, bahkan termasuk pajak. Potongan untuk pajak yang dilakukan perusahaan atas gaji karyawan ini dicatat sebagai utang lancar, karena dana hasil pemotongan gaji tidak masuk sebagai pendapatan perusahaan, tetapi disetorkan kepada otoritas pajak.
- Utang biaya (biaya yang masih harus dibayar)
Dalam operasional perusahaan tentu tak lepas dari biaya-biaya. Ada biaya yang sudah dibayar dan biaya yang masih harus dibayar. Nah, biaya yang masih harus dibayar ini adalah utang biaya yang termasuk sebagai jenis utang jangka pendek, karena pelunasannya harus dilakukan sesegera mungkin atau kurang dari satu tahun. Utang biaya ini timbul dari pengakuan perusahaan atas biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayarkan. Biaya-biaya yang terutang ini meliputi biaya gaji, bonus, listrik, telepon, dan lain-lain.
- Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka berbeda dengan uang muka. Uang muka diberikan sebagian dari total nilai pembelian barang atau jasa yang seharusnya dibayarkan. Sementara pendapatan diterima di muka adalah keseluruhan dari nilai pembelian atas barang atau jasa. Meski demikian, pendapatan diterima di muka juga belum bisa dilaporkan sebagai pendapatan hingga barang atau jasa yang dibeli diserahkan kepada pembeli. Sebab itu, pendapatan diterima di muka juga termasuk utang jangka pendek.
Contohnya pembayaran atas langganan majalah atau surat kabar. Umumnya pelanggan membayar biaya langganan di muka untuk pembelian majalah atau surat kabar dalam periode tertentu. Pendapatan tersebut belum menjadi penerimaan perusahaan sampai majalah atau surat kabar diserahkan kepada pelanggan.
Artikel Terkait
- Mengapa Punya Utang Kartu Kredit Buruk?
- Tip Menghindari Perangkap Utang
- Apa Itu PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)?
- Orang Kaya Ternyata Masih Berhutang! Mengapa?
Demikianlah artikel tentang utang jangka pendek, semoga bermanfaat bagi Anda semua.