Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu Akumulasi Penyusutan?

Aset bagi setiap perusahaan adalah sesuatu yang sangat penting. Selain menunjukkan kekayaan perusahaan, aset juga merepresentasikan tingkat produktivitas perusahaan. Semakin besar atau banyak aset yang dimiliki, produktivitas perusahaan juga akan semakin tinggi.

Sayangnya, aset tak memiliki nilai tetap. Artinya, aset akan mengalami penurunan nilai dari tahun ke tahun, di mana nilai buku aset tak lagi sama dengan harga belinya. Misalnya saja mesin pabrik atau kendaraan. Keduanya merupakan aset yang mendukung kelancaran operasional kegiatan bisnis perusahaan. Setelah digunakan beberapa tahun, maka nilai bukunya akan menurun. Inilah yang disebut dengan penyusutan.

Apa itu akumulasi penyusutan?

Akumulasi penyusutan dapat dipahami sebagai jumlah total biaya aset yang telah dialokasikan ke beban penyusutan sejak aset mulai digunakan. Akumulasi penyusutan mengacu pada aset yang dibangun seperti bangunan, mesin, peralatan kantor, perabotan, perlengkapan, kendaraan, dan lainnya.

Dalam akuntansi, akumulasi penyusutan merupakan akun kontra aset. Artinya akun ini keseimbangan dari kredit yang mengurangi nilai aset secara keseluruhan. Akun akumulasi penyusutan dikreditkan pada saat beban penyusutan didebit setiap periode akuntansi.

Melalui penyusutan atau depresiasi, suatu bisnis akan membebankan sebagian dari nilai aset modal setiap tahun selama berlangsungnya masa manfaat. Hal ini berarti bahwa setiap tahun, aset yang dikapitalisasi digunakan dan menghasilkan pendapatan, sedangkan biaya yang timbul atas penggunaan aset akan dicatat.

Pengurangan biaya perolehan aset dengan akumulasi penyusutannya akan menghasilkan nilai buku atau nilai yang tercatat sebagai aset. Berkenaan dengan hal itu, saldo kredit dalam akun akumulasi penyusutan tidak dapat melebihi saldo debit pada akun aset terkait. Pada akhir masa manfaat aset, nilai tercatatnya di neraca akan sesuai dengan nilai sisa.

Cara kerja depresiasi

Depresiasi atau penyusutan pada prinsipnya hanyalah teknik alokasi. Nilai buku aset setelah terdepresiasi tidak secara otomatis menunjukkan nilai pasar dari aset terkait. Ketika aset dijual, harga jualnya bukan mengacu pada nilai buku, tetapi nilai pasar. Apabila nilai pasar lebih tinggi dari nilai buku aset, maka dicatat sebagai keuntungan. Sebaliknya, jika nilai pasar lebih rendah dari nilai bukunya, maka dicatat sebagai kerugian.

Penyusutan atau depresiasi menunjukkan perubahan nilai aset bisnis. Perlunya ada penyusunan nilai aset ini pada dasarnya hanya suatu cara untuk menyebarkan biaya aset bisnis selama masa manfaat dari aset tersebut.

Contohnya, sebuah perusahaan membeli mesin produksi seharga Rp 50 juta dan menetapkan beban penyusutan sebesar Rp 9 juta selama 5 tahun. Setiap tahun, akun akumulasi penyusutan akan dikreditkan sebesar Rp 9 juta. Setelah tiga tahun, saldo akumulasi penyusutan akan menjadi saldo kredit sebesar Rp 27 juta, dan nilai buku mesin produksi menjadi Rp 23 juta.

Adanya beban atau biaya penyusutan aset bisnis menunjukkan hilangnya nilai aset secara bertahap. Hal ini berarti bahwa nilai buku aset tidak akan sama dengan nilai pembelian aset setelah dimanfaatkan selama beberapa tahun, tapi cenderung menurun.

Cara menghitung akumulasi penyusutan dan contohnya

Untuk menghitung akumulasi penyusutan aset sebenarnya tidak ada formula standar bakunya. Meskipun demikian, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan sebagai berikut.

  • Metode garis lurus

Metode garis lurus merupakan cara paling mudah untuk menghitung akumulasi penyusutan. Dengan metode ini, aset terdepresiasi dengan jumlah yang sama setiap tahun selama sisa umur manfaatnya. Adapun langkah-langkah untuk menghitung akumulasi penyusutan dengan metode garis lurus ini, yaitu:

    1. Kurangi nilai sisa aset (nilai buku aset setelah semua penyusutan dibebankan sepenuhnya) dari harga belinya untuk menentukan jumlah yang dapat disusutkan.
    2. Hasil yang diperoleh dari Langkah 1 di atas dibagi dengan jumlah tahun dalam masa manfaat aset untuk mendapatkan penyusutan tahunan.

Formulasi penghitungan akumulasi penyusutan dengan metode garis lurus dapat dinotasikan sebagai berikut.

Penyusutan tahunan = (Harga pembelian – Nilai sisa)/Tahun dalam masa manfaat

Contoh: suatu perusahaan membeli kendaraan seharga Rp 120 juta. Kendaraan tersebut memiliki nilai sisa sebesar Rp 40 juta dan masa manfaat 10 tahun. Berapa penyusutan tahunannya?

Penyusutan tahunan = (Rp 120 juta – Rp 40 juta)/10 tahun

                                  = Rp 8 juta

Dari hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa kendaraan terdepresiasi sebesar Rp 8 juta setiap tahunnya.

  • Metode saldo menurun ganda

Metode lain yang bisa digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan adalah saldo menurun ganda. Metode ini memperlihatkan bahwa penyusutan aset akan terjadi lebih awal dalam umurnya. Artinya, aset terdepresiasi lebih cepat pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun rumusnya sebagai berikut.

Akumulasi penyusutan = (Harga pembelian – Nilai sisa) x (1/Tahun masa manfaat) x 2

Contoh: Perusahaan ABC membeli kendaraan seharga Rp 150 juta. Nilai sisa aset adalah Rp 50 juta, dan masa manfaat selama 10 tahun. Berapa akumulasi penyusutannya?

Akumulasi penyusutan = (Rp 150 juta – Rp 50 juta) x (1/10) x 2

                                                = Rp 20 juta

Pada tahun pertama, biaya penyusutan tahunan kendaraan adalah sebesar Rp 20 juta. Untuk menghitung penyusutan di tahun ke-2, kurangi total biaya penyusutan dari harga pembelian, kemudian ikuti rumus yang sama.

Akumulasi penyusutan tahun ke-2 = (Rp 130 juta – Rp 50 juta) x (1/10) x 2

                                                                  = Rp 16 juta

Biaya penyusutan kendaraan di tahun ke-2 adalah sebesar Rp 16 juta. Dengan cara dan rumus yang sama, Anda bisa menghitung biaya penyusutan di tahun ke-3 dan seterusnya.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu akumulasi penyusutan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa itu Stock Opname?
Apa itu Aset Goodwill?
Perbedaan Accounting vs Finance
Apa itu Debt to Equity Ratio?
Apa itu Fiscal Quarter? Definisi Fiscal Quarter
Cara Menghitung Quick Ratio
Apa itu Jurnal Penyesuaian? Definisi Jurnal Penyesuaian
Apa itu Price to Book Value?
Definisi Biaya Variabel dan Cara Menghitungnya
Apa Itu Neraca Lajur?


Bagikan Ke Teman Anda