Apa itu Surat Utang Valas?
Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan tambahan dana untuk membiayai segala bentuk kegiatan operasional negara yang disahkan oleh APBN. Ketika pendapatan dalam negeri tidak mencukupi dan terjadi defisit dalam APBN maupun kas negara, penerbitan surat utang negara pun tidak terhindarkan. Surat utang negara dapat diterbitkan dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing.
Selain itu, perekonomian global yang hingga saat ini masih belum stabil membuat pemerintah harus mengeluarkan surat utang valuta asing untuk menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri. Apa itu surat utang valuta asing dan apa kegunaannya?
Pengertian Surat Utang Valuta Asing
Surat utang valuta asing adalah Surat Utang Negara (SUN) yang berbentuk mata uang asing. SUN sendiri adalah surat pengakuan utang yang dibuat oleh pemerintah Indonesia secara resmi, dengan jaminan pembayaran bunga dan pokok yang ditanggung oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Penerbitan surat utang valuta asing adalah langkah yang diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi regional di tengah ancaman ekonomi global. Meski kondisi ekonomi global stabil, pengeluaran surat utang valuta asing tetap dibutuhkan untuk mengamankan kondisi ekonomi dalam negeri.
Kuasa untuk penerbitan dan pengelolaan surat utang valuta asing sepenuhnya ada di pada Menteri Keuangan, dengan persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia.
Fungsi Surat Utang Valuta Asing
Surat utang dalam bentuk valuta asing yang dikeluarkan oleh negara tentu saja memiliki tujuan khusus. Antara lain adalah untuk membiayai APBN, menutup kekurangan kas negara dalam jangka pendek, serta mengelola utang negara.
Penyedia Dana Surat Utang Valuta Asing
Surat utang negara dalam bentuk valuta asing atau bonds dipegang oleh para pendana, yaitu investor asing dari mancanegara. Investor yang memegang bonds Indonesia didominasi oleh negara Amerika Serikat. Besarnya investasi yang dilakukan tentu saja tergantung pada perkembangan sebuah negara dan bagaimana prospek yang ditunjukkan di masa depan.
Dalam berburu investor untuk mendanai surat utang tersebut, Indonesia harus bersaing dengan negara berkembang lainnya. Tingginya minat investor untuk mendanai Indonesia didukung oleh salah satu sumber daya Indonesia, yaitu minyak. Dibandingkan dengan negara penghasil minyak lainnya yang sama-sama masih dalam kategori negara berkembang seperti Afrika Selatan, Rusia, dan Nigeria, kondisi ekonomi Indonesia diklaim lebih stabil dan lebih baik.
Kestabilan kondisi ekonomi Indonesia ditunjukkan dengan keberhasilan dalam melewati krisis global, perekonomian yang terus tumbuh, dan prospek ke depan yang menjanjikan. Beberapa faktor itulah yang mempengaruhi minat investor untuk menanamkan dananya.
Penanggung Hutang Surat Utang Valas
Seperti yang telah disebutkan, surat utang valuta asing dikelola oleh menteri keuangan, yang dalam penerbitannya harus melalui persetujuan DPR dan berdasarkan pada hasil diskusi dengan Bank Indonesia.
Dana yang didapatkan dari penerbitan surat utang valuta asing digunakan untuk membiayai kegiatan operasional negara dan menutup kekurangan APBN. Untuk itu, dana yang dihutang tersebut merupakan tanggungan pemerintah Indonesia. Pemerintah wajib membayar pokok hutang beserta bunga pada waktu yang telah disepakati dan ditentukan.
Sementara itu, Bank Indonesia berperan dalam pencatatan hutang, setelmen, kliring, dan pembayaran bunga. Pembayaran hutang dan bunga dari pendanaan surat utang valuta asing tercatat dalam APBN.
Penerbitan Surat Utang Valuta Asing Selama Tahun 2018
Setiap penerbitan surat utang valuta asing beserta penggunaannya harus dijelaskan secara transparan kepada publik. Tercatat sepanjang tahun 2018, pemerintah Republik Indonesia berhasil menerbitkan surat utang negara dalam bentuk valuta asing dengan denominasi US Dollar dengan total USD 3 miliar yang terbagi dalam tiga seri untuk tenor yang berbeda-beda.
Berikut adalah surat utang valuta asing yang diterbitkan oleh pemerintah pada 2018:
- RI0224
Surat ini diterbitkan pada tanggal 11 Desember 2018 dengan besar nominal USD 750 juta atau sekitar Rp 10,45 triliun rupiah dengan kurs Rp 13.940 per USD 1. Surat utang ini memiliki tenor 5 tahun dengan tanggal jatuh tempo 11 Februari 2024.
- RI0229
Surat utang dalam bentuk valuta asing ini diterbitkan pada tanggal yang sama, 11 Desember dengan tenor 10 tahun atau akan jatuh tempo pada 11 Februari 2029. Nominal yang diterbitkan untuk surat ini adalah sebesar USD 1,25 miliar atau sekitar Rp 17,4 triliun rupiah dengan kurs Rp 13.940.
- RI0249
Surat yang diterbitkan pada tanggal 11 Desember 2018 ini memiliki jangka waktu atau tenor 30, tepatnya jatuh tempo pada tanggal 11 Februari 2049. Surat ini memiliki nominal sebesar USD 1,0 miliar atau sekitar Rp 13,94 triliun rupiah dengan kurs Rp 13.940 per USD 1.
Penerbitan ketiga surat utang valuta asing itu dicatatkan pada Frankfurt Stock Exchange dan Singapore Stock Exchange. Sementara untuk Joint Bookrunners adalah Citigroup, ANZ, DBS Bank Ltd., Goldman Sachs (Singapore) Pte, dan ANZ. Pihak yang bertindak sebagai co-managers adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, da PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
Menurut penjelasan pemerintah melalui Kementrian Keuangan, penerbitan surat ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi pasar yang kondusif pasca KTT G-20. Dana yang diperoleh nantinya akan dimgunakan untuk melakukan pembiayaan operasional negara pada tahun 2019.
Baik pengesahan, penerbitan, jumlah nominal, dan penggunaan dana yang dihasilkan dari surat utang valuta asing harus dilakukan secara transparan kepada publik. Pun demikian dengan pembayaran hutang, baik itu hutang pokok dan bunga harus dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat umum.
Artikel Terkait
- Apa itu Return on Equity (ROE)?
- Apa itu Price to Book Value?
- Apa itu Debt to Equity Ratio?
- Apa Itu Indeks Saham LQ45?
Demikianlah artikel tentang apa itu surat utang valas, semoga bermanfaat bagi Anda semua.