Arisan Tembak untuk Nasabah Unbankable
Salah satu money game yang ilegal dan sudah sangat terkenal dilakukan oleh banya orang adalah Arisan. Mulai dari Ibu rumah tangga hingga anak remaja, tampaknya sudah mengenal dan mempraktekkan arisan. Arisan pun dilakukan dengan berbagai macam tujuan. Mulai dari sarana menabung hingga untuk mempererat silaturahmi.
Dalam arisan, tiap-tiap anggotanya seolah ‘menabung’ uang dengan besaran yang disepakati. Lalu pada saat pertemuan penarikan, akan diundi siapa yang mendapatkan undian dan mendapatkan seluruh uang ‘tabungan’ peserta arisan. Arisan dapat dilakukan secara mingguan, bulanan, dwi bulanan, sesuai persetujuan komunitas arisan tersebut. Jika arisan disepakati diadakan secara mingguan, maka setiap anggota wajib ‘menabung’ setiap minggu dan melaksanakan undian penarikan arisan setiap minggu pula.
Orang yang namanya sudah mendapatkan undian di bulan ini, tidak akan diikutsertakan kembali pada penarikan selanjutnya. Arisan dikatakan telah berakhir ketika semua orang yang menjadi peserta arisan tersebut sudah mendapatkan undian. Menyenangkan bukan?
Arisan Tembak
Seiring dengan perkembangan money game ini, selain telah akrab dengan Arisan, masyarakatpun mulai mengenal skema Arisan Tembak. Apa pula Arisan Tembak ini?
Sejatinya Arisan Tembak sama seperti arisan konvensional. Hanya ada sedikit perbedaan dalam mekanisme penarikan undian yang serupa dengan sistem lelang. Arisan Tembak sendiri sebenarnya bukan hal baru di beberapa negara Asia. Di Vietnam, arisan tembak ini bernama Hui, di Korea disebut Gae, di China dikenal dengan nama Cho Wui dan di Jepang dikenal dengan nama Tana-Moshi.
Di Indonesia sendiri pelaksanaan Arisan Tembak sudah biasa dilakukan oleh kalangan pedagang dan pengusaha Tionghua dan Batak. Lalu sebenarnya bagaimana mekanisme Arisan Tembak yang menjadikannya berbeda dengan Arisan Konvensional yang sudah lama dikenal?
Mekanisme Arisan Tembak
Pada arisan tembak, para peserta arisan dapat memilih kapan mereka ingin mendapatkan arisan tersebut dengan cara melakukan lelang. Lelang ini akan diajukan dalam kertas tertutup dan diserahkan kepada kepala Hui (Ketua Arisan). Lelang diadakan pada penarikan yang kedua dan seterusnya, karena pada penarikan pertama akan diambil oleh Kepala Hui tanpa syarat apapun (tanpa lelang)
- Penarikan Pertama
Jika terdapat 20 peserta Arisan Tembak dengan iuran Arisan sebesar Rp.1.000.000 setiap bulannya, maka pada penarikan pertama Kepala Hui akan mendapatkan :
20 x Rp.1.000.000 = Rp.20.000.000
- Penarikan Kedua
Pada penarikan kedua ternyata ada 3 peserta yang membutuhkan uang arisan tersebut. Ketiga orang ini kemudian mengajukan penawaran lelang kepada Kepala Hui dengan menuliskan jumlah tawaran lelang pada kertas dengan amplop tertutup. Katakanlah bahwa penawaran A menulis Rp.100.000, penawaran B Rp.200.000 dan penawaran C Rp.300.000. Kepala Hui kemudian akan memilih yang tertinggi yaitu penawaran C sebesar Rp.300.000. Dengan ini, dinyatakan adalah lelang sebesar Tiga Ratus Ribu Rupiah sehingga keseluruhan anggota berkewajiban membayar iuran :
Rp.1.000.000 (iuran normal) – Rp.300.000 (nominal lelang) = Rp.700.000,-
Maka C mendapatkan jumlah arisan yaitu :
Rp.700.000 x 19 orang = Rp.13.300.000 ditambah angsuran penuh dari Kepala Hui, menjadi Rp.13.300.000 + 1.000.000 = Rp.14.300.000,-
Sehingga C mendapatkan total arisan sebesar Rp.14.300.000.
- Penarikan Ketiga
Pada penarikan ketiga, terdapat dua orang yang mengajukan lelang, yaitu A sebesar Rp.100.000, B sebesar Rp.200.000. Kepala Hui akan memenangkan peserta dengan nilai lelang terbesar yaitu B. Sehingga keseluruhan anggota berkewajiban membayar iuran sebesar :
Rp.1.000.000 (iuran normal) – Rp.200.000 (nominal lelang) = Rp.800.000,-
Maka B mendapatkan jumlah arisan yaitu :
Rp.800.000 x 18 orang (20 orang – yg sudah melakukan tarikan yaitu kepala Hui dan C) = Rp.14.400.000
Ditambah dengan iuran Kepala Hui dan C (yang sudah menarik wajib membayar iuran secara penuh), yaitu :
Rp.14.400.000 + Rp.2.000.000 = Rp.16.400.000,-
Sehingga B mendapatkan total arisan sebesar Rp.16.400
Dari paparan di atas, maka peserta yang paling akhir mendapat arisan tentu saja menjadi pihak yang sangat diuntungkan, mengapa demikian? Karena pada peserta 2 hingga ke peserta 19, semua iuran dipotong sejumlah lelang yang diajukan.
Namun karena dalam Arisan Tembak semua peserta yang sudah menarik wajib membayar iuran arisan secara penuh, maka yang terakhir mendapat arisan akan mendapatkan penarikan penuh tanpa potongan yaitu sebesar Rp.20.000.000.
Sementara ia selama peserta lain mengajukan lelang, tidak membayar iuran secara penuh. Menguntungkan bukan?
Apakah Arisan Tembak Dapat dijadikan Solusi Untuk Nasabah Unbankable?
Jawabannya adalah tidak. Nasabah Unbankable memerlukan solusi yang lebih efektif daripada sekedar Arisan Tembak. Nasabah unbankable pinjaman tidak dapat mengandalkan Arisan Tembak, karena meski bisa mendapatkan dana secara cepat melalui lelang, namun seterusnya ia harus menyediakan dana untuk iuran arisan. Belum lagi jika ia mengajukan lelang di awal maka seterusnya iuran yang dikenakan padanya adalah iuran dengan nominal yang penuh. Namun jika anda ingin mencari alternatif menabung, Arisan dapat dijadikan salah satu pilihan yang cukup menyenangkan. Arisan bukan produk Bank, ia hanya sekadar money game yang dilakukan dengan syarat-syarat tertentu dan terbatas waktu. Arisan juga tidak sepenuhnya aman, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Artikel Terkait
- Apa itu Nasabah Bankable dan Unbankable?
- Tarik Tunai ATM tapi Uang Tidak Keluar? Ini Cara Mengatasinya!
- Apa itu Laku Pandai? Apa Syarat Menjadi Agen Laku Pandai?
- Mendapat Uang Palsu di ATM? Apa yang Harus Dilakukan?
Demikianlah artikel tentang arisan tembak untuk nasabah unbankable, semoga bermanfaat bagi Anda semua.