Bagaimana Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi?
Dalam lingkup ekonomi internasional, diketahui adanya kategorisasi negara berdasarkan ekonominya, mulai dari negara maju, berkembang, hingga terbelakang atau miskin. Sebenarnya, apa yang menjadi kriteria atau tolok ukur kategorisasi tersebut? Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi.
Suatu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan mengalami peningkatan status. Tak perlu jauh-jauh, lihat saja Singapura. Negara kecil yang baru merdeka pada tahun 1965 ini, awalnya merupakan negara berkembang. Namun kini, negara kecil tersebut mampu mengembangkan ekonominya sehingga menjadi salah satu negara maju di dunia. Suatu negara dikategorikan sebagai negara maju apabila memiliki pendapatan per kapita tinggi, indeks pembangunan manusianya tinggi, kualitas hidup rakyat terjamin dan sejahtera, pembangunan infrastruktur tinggi, teknologi berkembang pesat, dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau setidaknya stabil.
Berbeda dengan negara berkembang bahkan terbelakang. Negara-negara berkembang umumnya memiliki pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif alias tidak stabil, kadang naik kadang turun. Sementara negara terbelakang atau miskin jelas pertumbuhan ekonominya rendah. Pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif bahkan rendah mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan rakyat di negara-negara berkembang dan terbelakang belumlah merata dan cenderung rendah.
Indikator pertumbuhan ekonomi
Kesuksesan suatu negara dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Sementara kesuksesan pemerintahan suatu negara dillihat dari kemampuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Pertumbuhan ekonomi ini penting untuk diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena menjadi indikator keberhasilan kinerja pemerintah dan jajarannya dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera bagi rakyatnya. Oleh sebab itu, setiap negara senantiasa berusaha untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya agar mencapai optimal bahkan maksimal. Berhasil tidaknya pencapaian pertumbuhan ekonomi suatu negara dicirikan dengan hal-hal berikut.
- Produktivitas meningkat
- Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita tinggi
- Laju perubahan struktural tinggi
- Adanya gelombang urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota
- Ekspansi negara maju
Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara mengindikasikan tingkat kesejahteraan rakyat yang tinggi pula. Lantas, apa yang menjadi ukuran atau indikator dari pertumbuhan ekonomi suatu negara? Bicara indikator, banyak faktor yang bisa dijadikan indikator pertumbuhan ekonomi, di antaranya:
- Produk Domestik Bruto (PDB)
Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dipahami sebagai pertambahan pendapatan nasional atau pertambahan output atas barang dan jasa yang diproduksi selama satu tahun. Dari sini jelas bahwa indikator pertumbuhan ekonomi salah satunya ditunjukkan oleh nilai PDB (Produk Domestik Bruto). PDB merepresentasikan pendapatan nasional riil yang dihitung dari keseluruhan output dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara. Syarat bagi suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila nilai PDB atau pendapatan nasional riil mengalami kenaikan dari periode sebelumnya.
- Pendapatan riil per kapita
Pendapatan riil per kapita menunjukkan pendapatan masyarakat suatu negara. Jika pendapatan masyarakat secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian di negara tersebut juga mengalami pertumbuhan yang positif.
- Kesejahteraan penduduk
Indikator kesejahteraan penduduk ini memiliki keterkaitan dengan pendapatan riil per kapita. Semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara tentu harus ditunjang dengan distribusi yang lancar. Jika distribusi barang dan jasa lancar, maka distribusi pendapatan per kapita di seluruh wilayah negara merata. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di negara tersebut.
- Tingkat penyerapan tenaga kerja dan pengangguran
Ketika lapangan kerja tersedia sehingga tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi, saat itulah negara mengalami pertumbuhan ekonomi. Tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi jelas berpengaruh pada berkurangnya angka pengangguran. Artinya, produktivitas meningkat.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi
Ekonomi maju dan berkembang serta rakyat yang sejahtera menjadi cita-cita dari seluruh negara di dunia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, negara melalui pemerintah dan jajarannya senantiasa mengoptimalkan indikator-indikator yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski banyak indikator yang bisa digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, namun pada praktiknya yang menjadi tolok ukur adalah nilai PDB.
Sebagai pendapatan nasional, PDB diukur dalam satuan rupiah berdasarkan harga konstan. Sementara ukuran pertumbuhan ekonomi bukanlah dalam satuan rupiah, melainkan persentase. Jika persentase pertumbuhan ekonomi yang diperoleh positif dan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, maka perekonomian negara tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, apabila persentase pertumbuhan ekonomi menurun bahkan negatif, artinya perekonomian negara mengalami kemunduran atau penurunan. Pertumbuhan ekonomi yang negatif mengindikasikan bahwa pendapatan nasional riil yang diperoleh negara pada periode tertentu lebih kecil atau rendah dibandingkan dengan periode yang lalu.
Bagaimana menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara? Dengan indikator PDB, pertumbuhan ekonomi dapat dihitung menggunakan formulasi sebagai berikut.
R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%
Keterangan:
R = tingkat pertumbuhan ekonomi dalam satuan persentase (%)
PDBt = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun t
PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun sebelumnya
Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu harus diketahui nilai PDB selama periode tertentu. Guna memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penghitungan pertumbuhan ekonomi, dapat ditunjukkan contoh kasus seperti berikut.
Contoh kasus:
Diketahui data PDB selama lima tahun terakhir seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tahun | PDB (dalam miliaran rupiah) |
2013 | Rp 8.262.000 |
2014 | Rp 8.692.500 |
2015 | Rp 9.177.300 |
2016 | Rp 9.643.200 |
2017 | Rp 10.729.500 |
Dari data di atas, hitunglah:
- Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 hingga 2017!
- Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2013 – 2017!
Penyelesaian:
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 – 2017
Tahun | Proses Penghitungan | Tingkat Pertumbuhan Ekonomi |
2014 |
{(Rp 8.692.500 – Rp 8.262.000)/Rp 8.262.000} x 100% | 5,2% |
2015 |
{(Rp 9.177.300 – Rp 8.692.500)/Rp 8.692.500} x 100% | 5,6% |
2016 |
{(Rp 9.643.200 – Rp 9.177.300)/Rp 9.177.300 x 100% | 5,1% |
2017 |
{(Rp 10.729.500 – Rp 9.643.200)/Rp 9.643.200} x 100% | 11,3% |
2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2014 – 2017
Rata-rata = (5,2% + 5,6% + 5,1% + 11,3%)/4 = 6,8%
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang naik dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa adanya keberhasilan suatu pemerintahan negara dalam meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah negerinya.
Artikel Terkait
- Bagaimana Cara Menghitung Laba Ditahan?
- Apa itu Biaya Overhead? Cara Menghitung Biaya Overhad?
- Apa itu Break Even Point? Bagaimana Cara Menghitung BEP?
- Begini Cara Menghitung Laju Inflasi
Demikianlah artikel tentang cara menghitung pertumbuhan ekonomi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.