Cara Menghindari Kartu Kredit Dibobol
Dalam artikel-artikel sebelumnya, kita tahu kartu kredit itu proses aplikasinya tidak mudah. Kita juga tahu kalau kartu kredit itu sifatnya rawan kejahatan.
Nahasnya meskipun kita telah mengetahuinya, seringkali kita pun lengah. Menganggap diri aman-aman saja, tanpa sadar ternyata ada tagihan-tagihan yang membengkak dan tidak kita kenal. Oh, tidak… Kartu kredit dibobol!
Nah, kalau sudah dibobol, panjang urusan. Sudah harus bolak-balik ke bank dan polisi, harus siapkan berbagai dokumen pula. Maka, mari kita lihat cara-cara menghindari pembobolan kartu kredit di bawah ini:
1. Selalu Jaga Kerahasiaan Kode-Kode Penting
Dalam artikel lalu, saya telah menyebutkan kode-kode penting yang dimaksud adalah PIN dan CVV. Meskipun ini sering disebutkan di mana-mana, kenyataannya masih banyak juga yang mengabaikan. Ini dikarenakan mereka yang menyebutkan seringkali tidak menunjukkan tindakan konkrit yang dapat dilakukan untuk menjaga kerahasiaan kode-kode penting tersebut.
Mengenai kode PIN, kita dapat membantu menutupi bagian pengetikan angka di mesin EDC dengan tangan sebelah yang membentuk mangkok. Jempol di bawah dan agak melebar dari jari telunjuk supaya tidak terlihat sampai angka-angka di bagian bawah. Tangan sebelahnya lagi mengetik kode PIN yang sudah dihafalkan di luar kepala.
Perlindungan untuk kode CVV berbeda dengan kode PIN, karena CVV ini khusus untuk bertransaksi online saja. Dalam beberapa jenis kartu kredit seperti kartu kredit virtual BNI pada artikel lalu, kita akan mendapatkan kode CVV sementara. Hafalkan ini secara cepat, apabila tidak bisa, masukkan dalam file yang ter-password atau berpelindungan akses ganda. Setelah itu, hapus pesan berisi kode CVV tersebut.
2. Hindari Membuka-Tutup Kartu Kredit Terlalu Sering
Setelah saya membaca dan mendengar kasus-kasus mengenai buka-tutup kartu kredit ini, saya dapat menyimpulkan bahwa mereka sebenarnya tidak lagi memiliki kecakapan membayar seperti pada waktu pertama kali meng-apply kartu kredit. Niat mereka baik, namun sayang sekali, mereka tidak mengetahui kalau buka-tutup kartu kredit terlalu sering urusannya bisa panjang untuk kedepannya.
Kita sudah tahu kalau membuka kartu kredit perlu serangkaian prosedur sampai kartu kredit disetujui, dikirim ke rumah, dan benar-benar kita miliki lengkap dengan segala kelengkapan nomor uniknya. Penutupannya pun cukup kompleks, di mana ini akan saya bahas dalam artikel selanjutnya. Ingat juga kalau dalam membuka-tutup kartu kredit ini, otomatis data-data penting mengenai kartu kredit seseorang juga makin mudah terlacak pihak ketiga.
Karena mudah terlacak pihak ketiga dan kita juga tidak tahu siapa itu pihak ketiga yang melacak, maka sangat mungkin kartu kredit mudah dibobol kalau kita terlalu sering membuka-tutup kartu kredit. Maka, apabila tidak sangat terpaksa, sebaiknya bertahanlah dengan kartu kredit saat ini apabila tidak ingin kartu kredit dibobol.
3. Jangan Mudah Terperdaya Bujuk Rayu Pebisnis
Mengapa saya katakan “bujuk rayu”? Namanya juga orang dagang, triknya bisa bermacam-macam untuk memenangkan hati pembeli. Pedagang tidak selalu menyenangkan, terkadang justru dapat menjerumuskan.
Kalau bicara soal promosi, mulutnya pasti manis-manis banget. Tidak cukup sampai di sana, promosinya pun banyak yang tertautkan dengan kartu kredit. Sudah begitu untuk menutupi kecurigaan, mereka juga punya mesin EDC dan tanda gambar seolah-olah memang merchant terpercaya untuk pembayaran kartu kredit.
Justru, inilah saatnya kita untuk tidak mudah terperdaya. Jangan mentang-mentang banyak promosinya atau menyediakan berbagai macam gratisan, kita langsung tergiur menggunakan kartu kredit. Siapa tahu, mesin yang mereka pasang itu adalah mesin untuk memindai data-data penting tentang kartu kredit kita untuk mereka gunakan dalam bertransaksi.
Ini terutama terjadi untuk merchant online, di mana kita tidak dapat melihat secara nyata baik toko maupun orang yang menjalankan bisnisnya. Maka, selalu double-check kredibilitas merchant tempat kita hendak mengambil manfaat kartu kredit di manapun kita berada dan melakukan transaksi agar kartu kredit tidak mudah terbobol.
4. Kenali Baik-Baik “Suara” Petugas Bank
Beberapa dekade lalu, orang kalau mau mencuri itu pasti langsung mudah terlihat. Kalau sekarang, pencuri dapat menyamar menjadi “orang baik-baik”, seperti pencuri yang hendak membobol kartu kredit yang menyamar menjadi petugas bank. Kalau logat petugasnya tidak umum, silakan hati-hati.
Salah satu penipuan yang kerap terjadi adalah pembaharuan dan verifikasi data oleh pihak bank, di mana ujung-ujungnya, si petugas bank gadungan ini akan menggiring korban untuk menyodorkan identitas kartu kredit mereka secara lengkap beserta nomor-nomor penting dan PIN-nya. Kemudian ujung-ujungnya, tagihan pun membengkak secara tidak rasional. Alamaaak!
Sebenarnya, kita dapat mengecek pada nomor yang menghubungi kita dengan nomor pada situs resmi bank penerbit kartu kredit. Kalau tidak dapat dicek, paling tidak kita tahu kalau pihak bank tidak pernah meminta informasi-informasi nasabah kartu kreditnya lewat media apapun, terutama kode “sakral” seperti PIN. Jika masih meragukan juga, sebaiknya kita crosscheck ke call center bank masing-masing untuk mendapat kepastian mengenai berita yang dikabarkan pada kita tersebut.
5. Selalu Simpan Kartu Kredit Di Tempat Yang Aman
Ini merupakan poin yang remeh, apalagi kita yang sering menggunakan kartu kredit untuk bertransaksi pasti tahu kalau kartu kredit sebaiknya disimpan di dompet. Jadi, ke mana lagi kita bisa menyimpan kartu kredit di tempat yang “aman”?
Poin ini sebenarnya hanya saran atau rekomendasi saya agar kartu kredit makin aman dari pembobolan. Bukan berarti tidak memperbolehkan untuk menggunakan dompet, justru saya menyarankan kartu disimpan dalam dompet agar tidak hilang. Kalau bisa tidak dipindah-pindah lokasinya antar kartu agar tidak tertukar yang menyebabkan urusan kartu kredit makin panjang nantinya.
Alih-alih, saya hendak menambahkan usul baru, yakni penyimpanan gaya “safety box”. Bagi yang sering bepergian ke hotel, pasti tahu kotak keamanan yang kuncinya pakai nomor settingan sendiri itu. Nah, mengapa tidak menggunakan hal itu di samping juga menggunakan dompet untuk menyimpan kartu kredit agar tidak kebobolan? Pasti lebih aman, bukan?
Itulah 5 cara untuk menghindari pembobolan kartu kredit supaya tidak menjadi persoalan yang pelik di kemudian hari. Lagipula, tidak ada salahnya melakukan kelima cara tersebut untuk dapat membuat kartu kredit makin aman dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Jadi, berhentilah menggalaukan kartu kredit yang dibobol, karena ternyata ada cara untuk menghindari pembobolan kartu kredit.
Artikel Terkait
- Cara Aktivasi Kartu Kredit Mandiri
- Cara Menutup Kartu Kredit
- KTA Sebagai Modal Usaha
- Executive Lounge Bandara dengan Kartu Kredit
Demikianlah tip mencegah pembobolan kartu kredit, semoga bemanfaat bagi anda.