Contoh Modus Kasus Penipuan ATM yang Masih Marak
Tempat mana yang akan kita tuju pertama saat sudah mendapatkan uang atau butuh uang? Mengingat ATM telah banyak menjamur di sekitar kita, saya tidak akan heran kalau ATM akan menjadi jawaban kita. Hal ini tepat, karena dari ATM, kita akan dapat memperoleh sejumlah uang untuk kita kelola dalam dompet kecil kita.
Di saat yang sama, ATM tidak selamanya sempurna, karena tingkat kerawanannya pun tinggi. Dengan berbagai penipuan yang beredar di masyarakat hingga sekarang, orang menjadi makin berhati-hati saat menghampiri mesin ATM. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan modus-modus kasus penipuan ATM seperti ini:
1. Modus “Bodoh” yang Membuat Gelisah
Mengapa saya mengatakan modus “bodoh”? Ini dikarenakan modus penipuan ATM yang berasal dari Tiongkok sekitar 5-6 tahun lalu satu ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sialnya, banyak juga yang masih tertipu dengan modus “bodoh” lewat SMS atau telepon semacam ini.
Ada yang kenal dengan “Mak, duitku entek, jalok transfer po,” (Suroboyoan: “Bu, uang saya habis, saya minta transfer ya,”) atau “Tolong transferin ke akun B** a.n/ xxxx nomor yyyy”? Itu dia modus “bodoh” yang saya maksudkan. Beberapa pelaku modus penipuan ATM semacam ini sudah tahu mengenai orang-orang yang akan mengabaikan SMS zonk mereka, sehingga meneruskannya pada telepon.
Saat ditelepon, nomornya sama persis dengan yang ada di SMS. Nadanya pun begitu meyakinkan. Biasanya yang menggunakan telepon ini “menyamar” sebagai polisi atau petugas keamanan yang mengabarkan keluarga kita sakit dan mereka butuh kita mentransfer sejumlah uang. Begitu mereka berhasil memancing sisi rentan dan gelisah psikologis kita, mereka akan menghilang begitu saja setelah kita transfer uang ke mereka.
Ada pula saat di mana pelaku cukup pintar untuk mengetahui bisnis atau bahkan rekening bank kita, dan menggunakan dua hal ini sebagai modus penipuan ATM untuk menggelisahkan kita. Biasanya, penipu akan mengaku dirinya sudah bertransaksi dengan kita namun transfernya gagal, sehingga memaksa kita untuk mentransfer uang ke rekening banknya atau e-money yang dimilikinya. Setelah itu, penipu akan terus mengatakan ke kita, “Belum terima transferan,” sampai akhirnya uang kita habis ditilep-nya.
2. Menggunakan Tali Persahabatan
Batas antara persahabatan dengan uang memang sering dilangkahi pada dunia yang semakin jahat ini. Dalam hal contoh modus-modus penipuan ATM, pelaku dapat memanfaatkan tali persahabatan dengan berbagai macam cara.
Yang paling umum, pelaku akan menelepon ke nomor kita dan menanyakan kabar kita secara ngalor-ngidul setelah sebelumnya memperkenalkan diri sebagai salah satu kenalan atau kenalan keluarga kita. Lazimnya menurut pengalaman beberapa rekan, penipu akan mengawali salam dengan, “Masa’ Anda tidak kenal saya?” dan disesuaikan dengan bahasa daerah masing-masing pengguna nomor selular, sehingga kita akan lengah dengan “persahabatan palsu” tersebut.
Ada juga yang lebih canggih, dalam hal ini, pelaku akan melakukan semacam hacking ke telepon, SMS, atau media sosial teman-teman terdekat kita dan mempelajari cara bicara mereka. Bila pelaku bisa ngeles, ia akan menggunakan alasan-alasan yang masuk akal ketika kita mempertanyakan kelakuan “si teman” yang berubah mendadak. Misalnya, kalau mendadak menggunakan bahasa Inggris kebanyakan, bisa saja ia mengaku mengambil short course atau studi lanjut di Inggris atau USA yang benar-benar ada program aslinya.
Seperti modus persahabatan pada penipuan berkedok investasi, “persahabatan palsu” semacam ini dapat berujung raibnya duit saat berada di penjagalan bernama ATM. Beberapa penipu yang ruwet dapat juga mengajak teleconference saat kita sudah berada dalam ATM dengan “teman-teman” lain yang merupakan suruhan si penipu. Waduh, seram juga, ya…
3. Menggunakan Stiker, Tusuk Gigi, dan “Malaikat Penolong”
“Tiga serangkai” ini akan mudah kita jumpai ketika kita bertandang ke mesin-mesin ATM di pusat perbelanjaan. Ketiga modus ini boleh saja lebih kuno dibandingkan modus “bodoh” asal Tiongkok di poin sebelumnya, namun jangan salah, modus-modus ini juga menghasilkan korban yang banyak.
Penempelan stiker sebagai modus penipuan ATM biasanya diletakkan pada bagian atas mesin ATM, yang seolah menyuruh kita untuk menghubungi nomor call center fiktif bank yang bersangkutan. Di masa kini, stiker-stiker “nakal” ini kerap dijumpai di tempat-tempat tersembunyi seperti penutup tangan pada tempat pengetikan PIN. Berlawanan dengan display call center yang diberikan, stiker-stiker ini bertujuan untuk merekam data PIN, nomor kartu, dan transaksi terkait tanpa sepengetahuan kita.
Kombinasi tusuk gigi dan “malaikat penolong” merupakan duet maut yang hampir sama dengan penempelan stiker dalam hal kasus modus penipuan ATM masa kini. Pelaku yang sudah memasukkan tusuk gigi pada mesin ATM sengaja berlama-lama tinggal dan menunggu korban yang memasukkan kartu ATM mereka.
Selesai bertransaksi, pelaku akan bertindak seperti “malaikat penolong” korban yang kartunya tidak bisa keluar dengan mengklaim dirinya dapat mengeluarkan kartu tersebut. Kenyataannya, tanpa sepengetahuan kita, ia membuat kartu palsu yang nomornya sama persis dengan kartu ATM kita. Belum sampai di sana, PIN kita dihafalnya dan uang kita pun mendadak hilang karena si “malaikat penolong” gadungan yang memasang tusuk gigi dengan isengnya.
Banyak sekali cara atau modus dari pelaku penipuan ATM untuk mengelabui korbannya, mulai dari yang paling “bodoh” lewat SMS dan telepon hingga penggunaan berbagai macam alat dan cara untuk merekam data keuangan kita yang sensitif. Namun bila kita berhati-hati dan selalu waspada, saya kira semua itu akan dijauhkan dari kita.
Artikel Terkait
- Contoh-contoh Kasus Money Laundering atau Pencucian Uang
- Cara Kerja Modus Ganjal ATM, Waspadalah! Waspadalah!
- Ciri-ciri Investasi Money Games dan Cara Menghindarinya!
- Kejahatan Berupa Pencurian Identitas (Identity Theft)
Demikianlah artikel tentang contoh modus kasus penipuan ATM yang masih marak, semoga bermanfaat bagi Anda semua.