Di Mana Tambang Emas Terbesar di Dunia?
Emas adalah logam mulia yang sangat berharga. Tidak hanya berfungsi sebagai perhiasan untuk dipakai, emas bisa menjadi sarana investasi dan simpanan yang menguntungkan. Bahkan banyak negara di dunia yang menjadikan emas sebagai cadangan devisa mereka. Emas tersimpan di dalam permukaan Bumi. Untuk mendapatkannya, emas harus ditambang terlebih dahulu kemudian diolah hingga menjadi logam mulia.
Di mana sumber emas terbesar di dunia? Tambang emas terbesar di dunia dikenal dengan nama Tambang Grasberg atau Grasberg Mine. Namanya terdengar cukup asing bukan? Namun siapa sangka lokasi Tambang Grasberg ada di Papua, Indonesia. Tambang Grasberg merupakan milik perusahaan pertambangan Freeport asal Amerika Serikat.
Tambang Grasberg merupakan tambang tembaga terbesar di dunia. Bagaimana Tambang Grasberg bisa ditemukan dan bagaimana pengolahan tambang yang kini cadangan emasnya sudah habis itu?
Dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai sejarah Tambang Grasberg serta jutaan gram emas yang ada di dalamnya.
Sejarah Tambang Grasberg
Penemuan Tambang Grasberg sebenarnya bukan hal baru. Sejarah Grasberg telah dimulai sejak pertengahan 1930-an ketika kolonial Belanda yang ketika itu menjajah Indonesia menemukan cadangan tembaga di bawah gletser Gunung Jayawijaya. Ketika itu, Jayawijaya berada di Propinsi Guinea Baru.
Pertambangan emas di Grasberg baru dimulai tahun 1972. Namun pada pertengahan tahun 1980-an para ahli memprediksi bahwa kandungan emas di Grasberg telah habis. Baru pada tahun 1988 PT Freeport Indonesia, anak perusahaan dari Freeport-McMoran Copper & Gold, Inc. dapat mengeksplorasi adanya cadangan emas tambahan di wilayah tersebut. Penemuan ini terus dikaji lebih lanjut hingga Freeport menemukan potensi keuntungan di Tambang Grasberg.
Mengingat lokasi penemuan logam yang berada di atas pegunungan, pembangunan Tambang Grasberg bukan perkara yang mudah. Biaya yang dihabiskan Freeport untuk membangun tambang tersebut mencapai 3 miliar dolar AS. Meskipun demikian, jumlah ini tidak setara dengan keuntungan yang diperoleh dari eksplorasi emas di Tambang Grasberg. Pada tahun 2004, diperkirakan terdapat cadangan emas sebesar 46 juta ons di Grasberg.
Kandungan Emas di Tambang Grasberg
Bukan tanpa alasan Grasberg disebut sebagai tambang emas terbesar di dunia. Tambang emas Grasberg berada di ketinggian 14 ribu kaki atau sekitar 4,267 meter di dataran tinggi Pegunungan Sudirman. Kepemilikan tambang ini merupakan joint venture antara Freeport-McMoran dengan perusahaan tambang raksasa Rio Tinto. Freeport memiliki 60 persen saham tambang dan sisanya adalah milik Rio Tinto.
Tambang Grasberg memiliki cadangan emas yang sangat melimpah. Pada tahun pertama produksinya saja, tambang ini dapat memproduksi 196 ribu ons emas. Hasil yang sangat melimpah untuk ukuran tambang yang baru beroperasi selama satun tahun. Jumlah ini kian meningkat dari tahun ke tahun, seakan kandungan emas di Tambang Grasberg tidak pernah ada habisnya. Menurut laporan tahunan Freeport-McMoran tahun 2013, produksi emas yang dihasilkan dari Tambang Grasberg mencapai 1.14 juta ons di tahun tersebut. Sementara di tahun sebelumnya jumlah produksi emas sebesar 862 ribu ons dan pada tahun 2011 jumlah produksi mencapai angka 1.44 juta ons.
Penutupan Tambang Grasberg
Operasi pertambangan di Tambang Grasberg telah berlangsung sejak puluhan tahun lamanya. Sumber emas terus digali hingga menghasilkan ratusan ribu sampai jutaan ons emas murni setiap tahunnya. Emas termasuk ke dalam sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Artinya, akan ada masa dimana logam emas di Tambang Grasberg habis dan tidak dapat dieksplorasi lagi.
Kabar buruknya, PT Freeport Indonesia sebagai pengelola Tambang Emas Grasberg telah mengumumkan bahwa kandungan mineral gunung tersebut akan habis pada tahun ini. Dengan demikian, produksi logam seperti emas, perak, dan tembaga di Papua akan difokuskan pada tambang bawah tanah di bawah open pit Grasberg.
Sebagai tambang dengan cadangan emas terbesar di dunia, penutupan Grasberg tentu berpengaruh pada produksi emas dunia secara keseluruhan. Terbukti dengan penurunan produksi emas Freeport di kuartal I tahun 2019 yang hanya 145 juta pound emas saja. Jumlah ini turun sebesar 53.38% dibandingkan dengan kuartal I tahun 2018 yang mencapai angka 311 juta pound emas.
Habisnya mineral Tambang Grasberg untuk dieksplorasi bukan berarti mematikan kegiatan di tambang ini secara keseluruhan. Mineral yang habis adalah mineral yang terkandung pada pertambangan terbuka Grasberg atau open pit. Untuk selanjutnya, eksplorasi Grasberg akan lebih fokus pada pertambangan bawah tanah atau underground mine.
Dampak Lingkungan Akibat Pertambangan
Setiap kegiatan pertambangan pasti membawa dampak buruk pada lingkungan, tidak terkecuali Grasberg. Sebelum menjadi tambang, Grasberg adalah sebuah pegunungan gletser kecil, bagian dari Pegunungan Jayawijaya. Penggalian lereng yang semakin dalam akibat aktivitas pertambangan, ditambah dengan faktor alam seperti gempa bumi dan hujan lebat yang terus menerus telah menyebabkan tanah longsor di pertambangan terbuka Grasberg.
Protes warga setempat dimulai ketika ada wacana reklamasi daratan untuk keperluan pertambangan. Masyarakat khawatir terhadap kontaminasi tembaga dan pembuangan asam tambang ke aliran sungai, permukaan darat, dan sumber mata air. Meski Freeport sebagai pengelola menyatakan bahwa sistem pembuangan mereka telah disetujui pihak yang berwenang. Namun demikian pada tahun 2005 dilaporkan bahwa Freeport telah melanggar hukum lingkungan di Indonesia sejak tahun 1997. Selama beroperasi, pembuangan dari aktivitas pertambangan Freeport diperkirakan mencapai 6 miliar ton.
Meskipun kandungan mineral di pertambangan terbuka Grasberg telah habis tahun ini, eksplorasi tambang bawah tanah diperkirakan dapat berlangsung hingga 20 tahun ke depan.
Artikel Terkait
- Cara Investasi Emas
- Tempat Investasi Emas Aman dan Terpercaya
- Untung Rugi Investasi Emas
- Tempat Kredit Emas di Bank Syariah & Pegadaian
Demikianlah artikel tentang tambang emas tersebar di dunia, semoga bermanfaat bagi Anda semua.