Mengapa Orang Yahudi Cerdas dan Israel Berkembang Cepat?
Untuk menjawab pertanyaan semacam ini, apa yang perlu Anda lakukan adalah sedikit imajinasi. Bukan sekedar imajinasi liar, tapi libatkan pula sejumput fakta sejarah dan pengetahuan tentang biologi kemudian dicampurbaurkan dengan segelintir ayat dari Kitab Suci dan narasi berbau propaganda yang melatarbelakangi kebencian Adolf Hitler terhadap fosil berjalan yang telah ada di muka bumi ini semenjak ribuan tahun lalu.
Bayangkan saja saat ini Anda tengah nongkrong di sebuah kafe di Singapura atau New York atau Paris, dan lihat manusia yang hilir mudik di depan Anda, lalu beranilah bertanya pada diri sendiri: “Mengapa orang Yahudi lebih suka hidup di perkampungan di kota ketimbang menjadi petani di desa? Mengapa pula orang Yahudi lebih banyak berkutat di sektor perdagangan, bisnis, hukum, keuangan, kedokteran dan pendidikan? Dan, kenapa pula bangsa Yahudi mampu bertahan eksis selama ribuan tahun sementara tingkat pertumbuhannya tak pernah tinggi dan bahkan sempat menurun drastis?”
Jawaban paling standar dari pertanyaan di atas kurang lebih sebagai berikut: “Orang Yahudi tidak memilih menjadi petani sebagai profesi karena dulu, saat Jaman Pertengahan, nenek moyang mereka dilarang memiliki tanah.” Atau, “Orang Yahudi memutuskan untuk menjadi investor, bankir, dan praktisi keuangan karena selama Jaman Pertengahan mereka dilarang menjadi rentenir. ” Dan, soal populasi yang tak kunjung tinggi, mereka akan berpendapat kalau kisah pengusiran dan pembantaian di setiap fasa sejarah membuat mereka harus menyebar ke seluruh penjuru bumi dan tak pernah sempat meningkatkan populasi secara serius.
Di luar spekulasi yang ada dan berkembang di tengah masyarakat, pertumbuhan dan penguasaan ekonomi oleh bangsa Yahudi dan atau Israel memiliki sejumlah sebab rasional. Berikut adalah segelintir dari sebab-sebab itu.
1. Apresiasi tinggi terhadap pendidikan dan kehidupan intelektual
Sementara bangsa lain di dunia hanya memikirkan kekayaan dan kekuasaan belaka, bangsa Yahudi meletakkan pengetahuan dan aktifitas intelektual sebagai bagian paling mendasar dari eksistensi mereka. Bangsa ini aktif berpikir dan menjadikan mereka sebagai komponen masyarakat yang peka terhadap lingkungan, situasi, dan proyeksi masa depan dunia. Dengan senantiasa berpikir, bangsa Yahudi dan mereka yang berkewarganegaraan Israel mengerti kembang kempisnya suatu negara atau stabil tidaknya perpolitikan di area tersebut, sehingga mereka tahu kapan dan ke mana harus bermigrasi.
2. Sistem ketuhanan yang portable
Bangsa Yahudi dan atau negara Israel menganut sistem keagamaan yang unik dan bersifat turun-temurun. Tak bisa dipungkiri bahwa di dalam sejarah dunia, hanya bangsa Yahudi yang menemukan konsep ketuhanan yang portable; Tuhan yang ada di mana saja dan bisa disembah kapan saja, serta Tuhan yang non-materi dalam artian tidak berwujud. Secara intelektual ini menguntungkan, mengingat konsep ketuhanan semacam ini memaksa penganutnya untuk fokus saat beribadah, tidak terjebak dalam imaji sosok Tuhan itu sendiri.
Secara kultural, hal ini membuat bangsa Yahudi dapat eksis di bagian manapun di muka bumi karena di mana pun mereka menghadapkan wajah, Tuhan hadir di depan mereka. Namun, fakta ini juga menjadi dasar pengusiran dan pembantaian bangsa Yahudi di masa lalu karena tidak semua kultur dan pemerintahan menerima konsep ketuhanan semacam itu.
3. Sejarah yang pahit
Hal ini lebih banyak berkutat dengan negara Israel ketimbang bangsa Yahudi itu sendiri. Pendirian Israel dilatarbelakangi oleh sejarah yang mengenaskan atas nasib orang Yahudi, khususnya yang berada di wilayah Eropa. Mereka yang selamat memilih bermigrasi ke seluruh dunia atau menetap di wilayah yang sekarang menjadi Israel seraya menolak dikembalikan ke Eropa. Namun, begitu tiba di lokasi tersebut, para pendiri Israel sadar betul bahwa mereka ada di sekeliling bangsa Arab yang mereka sinyalir hendak melanjutkan apa yang telah dimulai Hitler di Jerman.
Setiap hari, hingga detik ini, Israel terus menerus menghadapi perlawanan bangsa Arab. Hanya saja, setelah kondisi ini digabungkan dengan keunggulan mereka yang lain, Israel diakui dunia sebagai negara kaya dengan kemajuan serta kepemilikan persenjataan berteknologi tinggi paling baik di dunia. Tidak ada yang meremehkan kepiawaian pasukan khusus Israel , begitu pula dengan helikopter dan tank-tanknya.
4. Perhatian lebih terhadap infrastruktur
Bermodalkan 8 juta orang penduduk, Israel telah berkembang menjadi satu-satunya negara mini di Timur Tengah yang membuat bulu kuduk merinding. Cukup sulit untuk mengalahkan Israel, baik secara fisik maupun non-fisik. Sistem perpolitikan Israel relatif bersih dan bebas korupsi. Tata kelola pemerintahannya pun efisien; mulai dari polisi, birokrat, hingga sistem yudisialnya. Kebijakan perdagangan bebas serta pasar yang benar-benar diregulasi dengan baik dan transparan berhasil membuat Israel kondusif untuk keperluan bisnis internasional.
Sementara itu, infrastruktur fisik yang paling mendasar seperti jalan, kereta api, air minum, pelabuhan dan sarana transportasi lainnya benar-benar berfungsi dengan baik. Semuanya berjalan lancar di Israel, terlebih negara ini mengalokasikan dana dan waktu untuk pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan warga negaranya.
Artikel Terkait
- Mengapa Banyak Mall Tutup? Ini Dia Biang Keladinya!
- Apa sih, Fintech (Financial Technology) itu?
- 9 Hal yang Harus Dimiliki Founder Startup Berbasis Teknologi
- Apa yang Dimaksud dengan Cashless Economy?
Demikianlah artikel tentang mengapa orang Yahudi cerdas dan Israel berkembang cepat, semoga bermanfaat bagi Anda semua.