Pilih Mana Arisan vs Menabung?
Bila ada yang mengatakan tentang arisan, umumnya pikiran kita akan langsung tertuju pada sekumpulan ibu-ibu yang membicarakan berbagai macam hal pada siang hari. Namun, beberapa tahun belakangan ini, arisan telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar obrolan “ngalor-ngidul” ibu-ibu, yakni salah satu sarana memperoleh uang tanpa pembayaran biaya bunga.
Di masa lalu, kita tahu menabung juga merupakan sarana mendapatkan uang. Tidak sedikit pula yang yakin dengan menyisihkan sejumlah uang tertentu tiap periodenya, seseorang dapat mengumpulkan harta dan menjadi kaya. Lagipula, meskipun jumlahnya tidak banyak, pendapatan bunga bank pada saat menabung akan menolong untuk mencapai kesuksesan finansial yang kita inginkan.
Persoalannya, yang mana yang lebih menguntungkan di antara arisan dengan menabung? Simak faktor-faktor pertimbangannya pada ulasannya berikut ini:
1. Tingkat Pendapatan
Agaknya sulit untuk kita dapat benar-benar lepas dari faktor satu ini apabila berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan uang. Meskipun baik arisan maupun tabungan tidak mensyaratkan pendapatan minimal, tingkat pendapatan seseorang akan banyak menentukan pilihan yang lebih menguntungkan baginya, antara ikut arisan atau menabung.
Semua arisan memberlakukan iuran arisan yang harus dibayarkan tiap kali datang ke tempat yang dituju. Jumlahnya dapat berbeda-beda tergantung background orang-orang mayoritas yang ada di dalamnya.
Karena itu, pilihan arisan akan lebih menguntungkan bagi mereka yang telah memiliki penghasilan cukup untuk mengikuti arisan (minimal 3 juta per bulan). Lagipula, keuntungan arisan bagi mereka yang sanggup membayar adalah dapat mengikuti kocokan arisan yang dapat menambah pundi-pundi uang mereka untuk dimasukkan dalam berbagai produk tabungan seperti deposito tanpa adanya bunga tambahan.
Bagi mereka yang belum benar-benar berpenghasilan, menyisihkan sejumlah uang selama periode tertentu atau menabung akan lebih banyak memberikan keuntungan dibandingkan arisan. Sebagai nasabah bank penerbit tabungan, kita cukup menabung dengan mengeluarkan biaya administrasi yang jauh lebih rendah dibandingkan iuran arisan.
Alternatifnya, kita dapat juga membeli beberapa produk perbankan yang ada kaitannya dengan rekening tabungan inti seperti tabungan berencana atau deposito. Semua ini tujuannya untuk membantu mempercepat laju arus kas sehingga kita akan banyak memperoleh harta.
2. Jenis Pekerjaan
Secara umum, menabung di bank mungkin lebih menguntungkan untuk berbagai jenis pekerjaan dibandingkan dengan mengikuti arisan. Sebabnya, saat ini anak kecil yang belum bekerja pun dapat memiliki tabungan bank atas nama dirinya, seperti BNI Junior. Ada juga mahasiswa yang universitasnya bekerja sama dengan bank-bank tertentu dalam hal penerbitan serta transaksi menggunakan buku tabungan, seperti tabungan pelajar reguler Bank Mandiri.
Dengan jenis pekerjaan yang beragam seperti itu, kelihatannya menabung di bank jauh lebih menguntungkan dibandingkan mengikuti arisan. Sudah begitu, setiap mengikuti arisan selalu dimintai uang iuran arisan dan belum tentu nama kita yang keluar pada kocokan. Namun, apakah selalu demikian?
Faktanya, selama mampu membayar, orang-orang dengan jenis pekerjaan yang lebih unik dan spesifik dapat memperoleh keuntungan berupa kontribusi finansial maupun non-finansial untuk mendukung jalannya arisan. Arisan masa kini yang lebih banyak diisi dengan pembicaraan mengenai jenis usaha masing-masing anggota akan lebih berwarna dengan kehadiran orang-orang yang memang sudah terjun di dunia kerja dibandingkan dengan yang “belum apa-apa”.
3. Sifat Dan Kepribadian Seseorang
Faktor pembanding keuntungan arisan dibandingkan dengan menabung satu ini boleh dibilang menjadi salah satu faktor yang sering dilewatkan banyak orang. Mentang-mentang ini dunia keuangan, maka semua urusan dikaitkan dengan uang. Padahal, sifat dan kepribadian juga memiliki peran penting dalam penentuan yang mana yang lebih untung di antara kedua pilihan penghasil kekayaan ini.
Secara umum, orang-orang yang suka bermain aman akan lebih memilih menabung atau membeli produk perbankan pada bank yang mereka telah ketahui kredibilitasnya. Selain itu, mereka yang berkepribadian tertutup dan lebih suka tinggal di rumah akan diuntungkan dengan adanya berbagai fasilitas tambahan tabungan, seperti penggunaan mobile banking dari dalam kenyamanan rumah mereka atau (bila kepepet) menggunakan ATM terdekat dari rumah mereka tanpa perlu berkomunikasi dengan sebanyak mungkin orang.
Sebaliknya, mereka yang berjiwa sosial akan mendapatkan energi dari arisan yang sifatnya meriah dan ada “kocokan”-nya. Dengan demikian, orang-orang dengan kepribadian mudah bergaul ini akan memperoleh uang secara mudah karena bertemu dengan orang-orang lain dalam suasana yang mendukung kepribadian mereka. Sebagai imbasnya, mereka akan lebih mengetahui cara untuk memodali usaha mereka dengan uang arisan yang telah mereka peroleh dengan senang hati.
Secara singkat, baik arisan maupun menabung sama-sama menguntungkannya, dengan catatan kita perlu menyesuaikan dengan tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, maupun sifat dan kepribadian masing-masing individu. Apabila digunakan secara tepat, maka baik arisan maupun menabung akan dapat mendatangkan uang yang akan menghasilkan uang lagi. Entah itu lewat investasi dengan modal ekonomis atau pemodalan usaha, semuanya lagi-lagi tergantung pada diri masing-masing kita.
Artikel Terkait
- Apa Beda KPR vs KPA?
- Seputar KPR CIMB Niaga
- Adakah KPR untuk PNS? Apa syaratnya?
- Terlambar Bayar KPR? Bagaimana Kalau Tidak Mampu Bayar Lagi?
Demikianlah artikel tentang arisan dan menabung, semoga bermanfaat bagi Anda semua.