Tidak Ada Uang? Jual Beli dengan Barter? Apa yang Terjadi?
Uang bukanlah segalanya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada yang dapat dilakukan pada jaman sekarang tanpa kehadiran uang. Keberadaan uang begitu perkasa sehingga bisa mengubah watak pribadi dan moral seseorang hingga tatanan perpolitikan suatu negara. Sulit dibayangkan alasan mengapa selembar kertas bisa dianggap memiliki nilai yang sama dengan seekor kambing, misalnya, atau sebuah layar televisi. Adalah kepraktisan, keamanan dan kemudahan seseorang untuk mengakumulasikan modal dan kekayaan yang dimilikinya lah yang merupakan dasar kelahiran dan digunakannya uang dalam kehidupan perekonomian masyarakat modern.
Seiring dengan perkembangan jaman, uang tetap memiliki peran yang sama meski mengalami perubahan bentuk. Indikator dan alat tukar yang tadinya memiliki bentuk fisik tersebut sekarang ini mewujud sebagai suatu entitas digital yang nyaris kasat mata. Hal ini membuat uang semakin perkasa karena bisa sanggup melampaui batasan fisik yang menjadi kendala selama 2 dekade terakhir, misalnya. Tak ayal lagi, kondisi semacam ini meningkatkan kesenjangan perekonomian antar belahan dunia. Mereka yang kaya menjadi semakin kaya, sementara yang miskin terpaksa merelakan diri untuk menjadi kian miskin.
Fakta perekonomian semacam ini membuat orang mulai mempertanyakan arti penting dan kegunaan uang – karena banyak orang merasa telah diperbudak oleh uang itu sendiri. Segelintir gerakan, yang oleh sebagian besar ekonom kapitalis dipandang sebagai gerakan anti-ekonomi modern, berupaya menghilangkan peran uang dan beralih pada sistem yang berdasarkan barter. Mereka memandang sistem barter lebih manusiawi dan lebih mendekatkan diri pada alam – karena perekonomian modern cenderung semena-mena dan merusak alam.
Terlepas dari itu semua, bukan hal yang mudah untuk membayangkan sebuah kondisi dimana tidak ada uang di dunia ini, dan segala hal yang sifatnya transaksional dilakukan dengan cara barter. Tapi, apa kira-kira yang bakal terjadi jika kondisi semacam ini benar-benar terlaksana? Berikut kira-kira yang bakal kita alami dalam kehidupan keseharian:
1. Tidak ada lagi apa yang namanya barang mewah
Jika uang tidak ada dan semuanya berbasis barter, maka kita akan bebas melakukan apa saja, pergi ke mana saja dengan frekuensi yang kita mau. Kita tidak memerlukan uang untuk membeli barang, berkelana dan mengunjungi teman atau saudara, atau untuk memiliki sesuatu. Tidak ada lagi yang namanya barang mewah atau golongan elit karena kita semua kaya.
2. Semua orang punya kekayaan yang unik
Karena tidak ada uang, maka kita tidak ada alasan untuk memelihara batasan antara yang kaya dan yang miskin. Dengan begitu, masing-masing dari kita memiliki berbagai barang dengan jumlah yang sama pada akhirnya. Satu-satunya hal yang membuat kita kaya adalah cinta dan kasih sayang.
3. Angka perceraian bakal turun drastis
‘Ada uang abang disayang, tiada uang abang ditendang’ bukan sekedar guyonan di tengah dunia yang kian kapitalis ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab utama perceraian dan perpisahan rumah tangga adalah karena kurangnya uang yang dimiliki. Dengan demikian, ketiadaan uang dan keberadaan sistem barter akan menghilangkan kecemasan semacam itu. Pasangan suami istri tidak lagi perlu adu mulut karena simpanan uang yang menipis.
4. Transfer kekayaan menjadi sulit dan nyaris tak mungkin dilakukan
Ketiadaan uang membuat orang sulit untuk melakukan transaksi secara ‘normal’. Adalah tidak mungkin untuk membawa satu karung jagung agar bisa menonton bioskop, misalnya. Juga, belum tentu orang yang kita ingin ajak barter memerlukan barang yang kita miliki. Ketiadaan uang memang melegakan, namun itu juga membuat orang kesulitan untuk mentransfer kekayaan.
5. Kesulitan menagih pajak dan mengumpulkan pajak
Ketika uang tidak lagi menjadi alat tukar dan indikator kekayaan seseorang, maka sangat sulit bagi pemerintah untuk menagih pajak serta mengumpulkan pajak dari masyarakat. Andaikata mungkin sekali dilakukan, maka bagaimana cara pemerintah atau negara menyimpan ribuan ton kayu jati atau puluhan kontainer ikan laut jika kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk seperti itu?
6. Hidup tak lagi rumit
Tidak bisa dipungkiri, perekonomian kapitalis menjadikan uang sebagai dasar segala bentuk kejahatan. Dengan menyingkirkan uang, maka kita berhasil mengusir dalih utama orang untuk berbuat rakus, untuk dianggap memiliki eksistensi lebih dari yang lain, dan hal sejenis.
7. Korupsi dan koruptor bakal sirna
Ketiadaan uang sebagai indikator kekayaan dan cara seseorang untuk menyimpan kekayaan membuat koruptor dan perilaku korup tidak bisa berkembang biak. Tidak butuh waktu lama untuk menghapus korupsi jika barter diberlakukan karena tidak mungkin seseorang betah menyimpan ratusan berlian, misalnya, tanpa ‘memperdagangkannya’ dengan rempah-rempah atau bahan makanan.
8. Terwujud perdamaian di seluruh dunia
Penyebab utama perang saudara, invasi ke negara lain, dan juga tidak meratanya pembangunan adalah hasrat untuk menguasai sumber perekonomian (baca: sumber pundi uang). Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa keinginan untuk menguasai sumber daya alam negara lain merupakan dasar rusaknya kerja sama politik, ekonomi dan sosial budaya antar negara di dunia. Tiadanya uang membuat semua negara di dunia merasa aman dari agresi militer dan intrik politik negara lain; menjadikan perdamaian dunia sebagai suatu hal yang mungkin terwujud.
Artikel Terkait
- Di Dunia Cuma Ada Satu Mata Uang Tunggal? Apa yang Akan Terjadi?
- Bahaya Deflasi dan Akibat Deflasi Bagi Ekonomi
- 5 Cara Aneh untuk Menjadi Milyader
- Apakah Kita Hidup untuk Uang?
Demikianlah artikel tentang yang akan terjadi jika tidak ada uang dan jual beli dengan barter, semoga bermanfaat bagi Anda semua.