Apa Itu Economic Scarcity (Kelangkaan Ekonomi)

Beberapa waktu lalu bahan bakar minyak jenis premium ‘hilang’ dari pasar. Artinya, di setiap stasiun pengisian bahan bakar minyak tidak menjual jenis bahan bakar minyak tersebut. Kelangkaan premium ini seketika membuat publik heboh. Banyak kalangan yang mempertanyakan ketiadaan stok premium di pasaran. Maklum saja, harganya yang ramah di kantong menjadikan premium diminati oleh banyak konsumen. Kini, meski stok premium telah kembali ada, namun penjualannya dibatasi dan hanya dijual di POM bensin tertentu.

Kasus lainnya ketika pandemi covid-19 melanda dunia dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, stok masker dan hand sanitizer raib dari pasaran. Bahkan APD (Alat Pelindung Diri) untuk para tenaga medis pun sulit ditemukan. Tak hanya itu, alkohol dan vitamin juga ludes dari rak-rak apotik dan toko-toko. Fenomena ini menunjukkan adanya kelangkaan yang disebabkan oleh panic buying dan kesenjangan antara penawaran dengan permintaan.

Sebenarnya kelangkaan ekonomi (economi scarcity) tidak hanya dirasakan baru-baru ini saja, tetapi telah muncul sejak lama. Selama tingkat penawaran tak mampu memenuhi tingginya permintaan, maka akan selalu terjadi economic scarcity.

Apa itu economic scarcity?

Economic scarcity atau kelangkaan ekonomi dapat dipahami sebagai kesenjangan antara sumber daya yang terbatas dengan keinginan yang tidak terbatas. Sumber daya apa pun berisiko mengalami kelangkaan, bahkan sumber daya alam. Kelangkaan sumber daya alam dapat terjadi jika permintaan konsumen terhadap sumber daya yang sebelumnya tidak diinginkan justru mengalami peningkatan akibat perubahan preferensi atau penemuan fungsi baru dari sumber daya alam tersebut.

Makna dari economic scarcity juga dapat dipahami sebagai keterbatasan persediaan sumber daya dalam kaitannya dengan keinginan dan kebutuhan akan sumber daya tersebut. Dalam ekonomi, kelangkaan menjadi masalah klasik yang tak lepas dari kehidupan sehari-hari, karena berkaitan dengan penawaran dan permintaan.

Kelangkaan ekonomi menciptakan situasi kompleks yang memaksa orang atau individu untuk melakukan pertukaran guna mendapatkan barang yang dibutuhkan. Tak hanya itu, dalam lingkup produsen, kelangkaan ekonomi memaksa mereka untuk lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya.

Kesenjangan antara ketersediaan sumber daya dengan tingkat permintaan yang tinggi akan sumber daya tersebut memicu terjadinya lonjakan harga. Ketika kelangkaan terjadi, maka harga akan sangat tergantung pada situasi dan mekanisme pasar. Parahnya, fenomena kelangkaan ini justru sering kali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menaikkan harga secara tidak wajar demi meraup keuntungan pribadi.

Kelangkaan tak selalu bersifat mutlak, tetapi lebih bersifat relatif. Artinya, kelangkaan sumber daya hanya terjadi di wilayah tertentu saja. Suatu daerah atau negara bisa jadi mengalami kelangkaan sumber daya tertentu, tetapi di daerah atau negara lain sumber daya tersebut justru melimpah. Berikut beberapa contoh kelangkaan relatif yang terkait dengan bisnis.

Penyebab kelangkaan

Setiap sumber daya yang memiliki biaya berisiko mengalami kelangkaan. Terjadinya kelangkaan ekonomi bisa dipicu oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

Dalam ekonomi dan bisnis setiap produksi suatu barang pastilah membutuhkan bahan baku. Fungsi bahan baku di sini tentu saja sebagai salah satu sumber daya yang harus ada atau tersedia demi berjalannya dan kelancaran proses produksi. Selama pasokan bahan baku cukup dan memadai, maka produsen dapat melakukan proses produksi secara berkelanjutan. Namun, ketika pasokan bahan baku menipis bahkan berkurang, maka proses produksi akan terhambat. Hal ini mengakibatkan pasokan barang yang beradar di pasaran menurun sehingga tak mampu memenuhi seluruh permintaan pasar. Akibatnya, terjadilah kelangkaan.

Kebutuhan konsumen akan barang dan jasa dapat diprediksi tetapi tidak dapat ditentukan secara pasti. Pada prinsipnya kebutuhan konsumen dipengaruhi oleh perubahan keadaan, di mana dalam situasi dan kondisi tertentu permintaan konsumen meningkat secara drastis. Di saat permintaan meningkat drastis, produsen tak mampu memenuhinya sehingga pertumbuhan pasokan tidak mampu mengimbangi peningkatan permintaan tersebut.

Contohnya saja dalam masa pandemi Covid-19 yang menghebohkan dunia beberapa waktu lalu, yang bahkan masih berlangsung hingga saat ini. Saat kasus infeksi virus ini meningkat, kebutuhan masyarakat akan masker dan hand sanitizer meningkat drastis. Sayangnya, pasokan kedua jenis barang tersebut yang ada di pasaran tak mampu mencukupi seluruh kebutuhan konsumen. Akibatnya, terjadi kelangkaan yang memicu lonjakan harga pada kedua jenis barang tersebut.

Terjadinya kelangkaan ekonomi juga disebabkan oleh faktor alam, misalnya bencana alam, perubahan iklim, dan musim yang berkepanjangan. Faktor alam ini umumnya mempengaruhi pasokan sumber daya alam seperti air, hasil pertanian dan perkebunan, hasil tambang, dan lain sebagainya.

Ketika musim kemarau yang berkepanjangan dapat mengakibatkan sungai-sungai dan sumber air dalam tanah mengering. Akibatnya, debit air menurun dan menjadi semakin langka. Di saat yang sama, pasokan air bersih akan selalu dibutuhkan, sehingga tingkat permintaan air di saat musim kemarau justru mengalami peningkatan. Keterbatasan pasokan air bersih yang tak seimbang dengan permintaannya, tentu memicu terjadinya kelangkaan.

Hal yang sama jika musim hujan berlangsung lebih lama. Di satu sisi, pasokan air jelas meningkat karena sumber-sumber mata air mengalami peningkatan debit. Namun di sisi lain, musim hujan yang berkepanjangan juga berisiko memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Jika bencana ini terjadi, maka bisa berdampak pada kerusakan tanaman baik padi, holtikultura, dan lainnya, sehingga mengalami gagal panen. Gagal panen bahan pangan ini tentu saja akan menimbulkan akibat yang lebih luas, di mana pasokan bahan pangan menjadi berkurang, bahkan langka karena rendahnya pasokan.

Jenis kelangkaan

Hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi harus seimbang. Ketika permintaan tinggi dan penawaran tinggi, maka pasokan sumber daya tidak akan mengalami masalah. Artinya, pasokan sumber daya yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Lain kondisinya jika tingkat permintaan tidak seimbang dengan penawarannya. Kesenjangan ini menimbulkan gangguan pasokan di mana pasokan mengalami keterbatasan bahkan kekurangan sehingga terjadi kelangkaan. Contoh mudahnya saja adalah hand sanitizer. Dalam kondisi normal, barang ini tidak terlalu dibutuhkan, sehingga stok selalu ada dan berjajar rapi di rak-rak toko, supermarket, dan apotik. Namun, sejak merebaknya virus Covid-19 di mana sering-sering membersihkan tangan menjadi protokol wajib, maka hand sanitizer banyak diburu konsumen. Alhasil, barang ini laris manis di pasaran dan stoknya mulai menipis dan pada titik tertentu menjadi langka. Jika pun ada, harganya begitu mahal karena mengalami lonjakan yang tidak wajar.

Kelangkaan tidak berlaku bagi sumber daya atau barang yang tersedia dalam stok sedikit atau tanpa biaya. Sederhananya, barang gratisan tidak mengalami kelangkaan. Secara umum, kelangkaan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

Jenis kelangkaan ini terjadi ketika suatu daerah atau negara mengalami peningkatan populasi atau konsumsi yang melebihi pasokan yang mampu disediakan oleh ekonomi.

Jenis kelangkaan ini terjadi akibat faktor alam atau lingkungan. Degradasi atau kerusakan lingkungan atau faktor-faktor alam lain yang tidak terduga dapat menyebabkan pasokan sumber daya berkurang secara signifikan meskipun tidak ada lonjakan permintaan. Misalnya bencana alam, kekeringan, tanah longsor, banjir, dan lain sebagainya.

Jenis kelangkaan ini terjadi sebagai imbas dari hasil akses yang tidak merata ke suatu sumber daya. Misalnya faktor politik, ekonomi, pembangunan wilayah, dan lainnya.

Pentingnya kelangkaan

Meski menjadi permasalahan dasar, namun kelangkaan terkadang justru dibutuhkan karena memiliki peran penting dalam ekonomi. Tak dipungkiri bahwa kelangkaan menjadi salah satu faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi penawaran dan permintaan. Pada perekonomian, kelangkaan barang memainkan peran yang signifikan dalam mempengaruhi persaingan pasar di berbagai basis harga apapun.

Barang langka umumnya tunduk pada permintaan yang lebih besar, sehingga memiliki ‘kuasa’ untuk memainkan harga barang menjadi lebih tinggi. Sebab inilah barang yang langka cenderung dibanderol dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan barang sejenis yang stoknya lebih banyak atau bahkan melimpah. Contohnya, harga ponsel kelas atas seperti iPhone harganya lebih mahal dari Samsung, Asus, Vivo, apalagi Oppo. Demikian halnya dengan tas desainer yang lebih mahal dibandingkan dengan tas-tas pabrikan pada umumnya.

Terjadinya kelangkaan ekonomi tak hanya berpengaruh pada pasokan sumber daya atau barang, tetapi juga bisnis. Ketika bahan bakar minyak, batu bara, bahan pangan, logam mulia, dan lain sebagainya mengalami kelangkaan, maka tidak hanya pasokan akan sumber-sumber daya tersebut yang terganggu, tetapi kemampuan bisnis dalam mencapai tujuan produksi juga terdampak secara negatif.

Mekanisme kerja kelangkaan dalam bisnis

Di satu sisi kelangkaan ekonomi menimbulkan masalah klasik dalam hal keterbatasan dan kekurangan pasokan sumber daya. Namun di sisi lain, kelangkaan ekonomi justru memberikan dampak positif terhadap bisnis. Dengan adanya kelangkaan ekonomi, produsen akan berusaha memperbaiki sistem produksinya terkait dengan pengalokasian sumber daya secara efektif dan efisien. Hal ini tak lepas dari mekanisme kerja kelangkaan itu sendiri di dalam bisnis. Adapun kerja konsep kelangkaan dalam bisnis sebagai berikut.

Cara bisnis mengatasi masalah kelangkaan

Ketika suatu sumber daya dimanfaatkan secara terus-menerus untuk proses produksi, maka pada suatu saat akan mengalami kelangkaan. Jika kelangkaan barang terjadi, maka persediaan akan menurun sehingga menyebabkan kenaikan harga. Dalam bisnis dan pasar bebas, kenaikan harga ini berfungsi sebagai sinyal di mana permintaan akan mengalami penurunan. Selain itu, kenaikan harga barang yang lebih tinggi juga berfungsi sebagai insentif bagi perusahaan untuk melakukan berbagai langkah guna mengatasi kelangkaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah kelangkaan diantaranya sebagai berikut.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang economic scarcity (kelangkaan ekonomi), semoga bermanfaat bagi Anda semua.