Apa itu Throw Away Society?
Dunia dikepung sampah. Saat ini sampah menjadi permasalahan global yang dihadapi oleh banyak negara. Tumpukan barang yang dibuang karena tak lagi dipakai, mulai dari kemasan makanan berbahan plastik maupun kertas, sisa-sisa makanan, hingga dedaunan yang berguguran dari pohonnya seolah menjadi permasalahan klasik di setiap negara, termasuk Indonesia.
Setiap otoritas negara telah berusaha mengelola sampah sebaik mungkin sehingga keberadaannya tidak mengganggu dan merusak lingkungan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ada material sampah yang sulit untuk diurai sehingga tidak mudah hancur secara alami. Salah satunya adalah plastik.
Saat ini plastik digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis barang. Mulai dari peralatan rumah tangga hingga kemasan makanan dan minuman. Tak heran jika volume sampah dari bahan plastik ini paling tinggi. Saking banyaknya sampah yang dibuang setiap hari, bumi seakan tak lagi memiliki ruang untuk digunakan sebagai tempat pembuangan akhir.
Sampah banyak berserakan di tempat yang tidak semestinya. Sebut saja sungai, hutan, bahkan laut. Hal ini terjadi karena pengelolaan sampah yang kurang efektif sehingga mengalami penumpukan. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya pun dapat dikatakan masih rendah. Masyarakat seolah kurang peduli dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mereka seakan tak menyadari bahwa membuang sampah sembarangan seperti di sungai bahkan di laut dapat merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup makhluk di dalamnya.
Bicara mengenai sampah tak lepas dari gaya hidup konsumerisme masyarakat. Konsumerisme dapat dipahami sebagai gaya hidup yang menganggap barang-barang sebagai ukuran kebahagiaan, sehingga mengarah pada perilaku tidak hemat. Akibatnya terjadi konsumsi berlebihan terhadap barang-barang sekali pakai atau berumur pendek yang berakhir menjadi sampah. Dari konsumsi tersebut terciptalah istilah ‘masyarakat membuang’ atau throw away society.
Apa itu throw away society?
Throw away society atau masyarakat membuang pada prinsipnya merupakan masyarakat yang kehidupannya begitu kuat dipengaruhi oleh pola konsumsi dan produksi barang-barang yang tidak tahan lama atau sekali pakai dan mudah menjadi sampah. Sifat dari barang tidak tahan lama ini tentu saja berumur pendek dan tidak dapat diperbaiki, serta tidak dapat digunakan kembali (re-use), sehingga mau tidak mau memang harus dibuang ke tempat sampah.
Terciptanya throw away society tak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Bisa dikatakan bahwa throw away society merupakan perwujudan dari dampak negatif perkembangan teknologi. Bagaimana bisa?
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang mampu menciptakan berbagai kreasi produk dengan proses yang lebih cepat dan efektif. Ragam bahan baku produk pun semakin banyak, yang diciptakan dari perpaduan material bahan baku dan unsur-unsur kimia yang ada. Di satu sisi proses produksi semakin cepat dan jenis serta desain produk pun semakin bervariasi. Namun di sisi lain, ada ‘efek samping’ dari semua itu. Salah satunya perubahan gaya hidup yang mendorong konsumerisme sehingga menciptakan throw away society.
Apalagi di era digital dan modern seperti sekarang ini, masyarakat ingin segala sesuatunya serba praktis, efektif, dan efisien. Jika mau jujur, Anda pasti memiliki berbagai jenis produk sekali pakai atau berumur pendek yang tidak dapat diperbaiki jika mengalami kerusakan. Sebut saja botol air mineral, tissue kertas, tissue basah, makanan ringan, bungkus plastik, kapas, dan lain sebagainya. Diakui atau tidak, masyarakat menjadi lebih boos dari sebelumnya dalam konsumsi. Perilaku boros tersebut kini telah dianggap sebagai hal yang normal bahkan menjadi norma bagi masyarakat.
Untung rugi throw away society
Masyarakat membuang atau throw away society memiliki keuntungan sekaligus kerugian bagi kehidupan masyarakat global. Sebelum bicara tentang keuntungan, akan lebih baik jika kita mengetahui kerugiannya terlebih dahulu.
- Teknologi canggih mencetak tumpukan sampah
Throw away society memiliki andil besar terhadap semakin banyaknya volume sampah di bumi ini. Semakin maju teknologi di suatu negara, maka tingkat konsumsinya akan semakin tinggi. Sebagai contoh Amerika Serikat dan Kanada, jumlah penduduknya hanya 5,2% dari populasi dunia, tetapi tingkat konsumsinya mencapai 31,5%. Sementara Asia Selatan yang jumlah penduduknya mencapai 22,4% dari populasi dunia, tingkat konsumsinya hanya 2% saja. Hal ini menunjukkan bahwa produksi sampah di Amerika Serikat dan Kanada jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Asia Selatan, meski jumlah penduduknya jauh lebih sedikit.
- Polusi udara dan limbah meningkat
Ketika kehidupan masyarakat semakin modern dan dinamis, permintaan terhadap barang-barang konsumsi akan semakin tinggi. Tak hanya sekadar makanan dan minuman, tetapi juga berbagai peralatan mulai dari kebutuhan dapur hingga perkantoran. Hal ini tentu saja meningkatkan penggunaan mesin-mesin pabrik. Akibatnya, polusi udara dan limbah industri semakin meningkat. Efek lebih jauh adalah kerusakan lingkungan dan menurunnya kualitas udara sehingga berisiko mengganggu kesehatan pernapasan.
- Semakin banyak bahan material yang sulit terurai
Saat ini plastik menjadi bahan baku utama untuk membuat kemasan baik makanan maupun minuman, termasuk pipet atau sedotan. Plastik dipilih sebagai bahan baku kemasan makanan dan minuman karena murah dan ringan untuk digunakan, serta bisa tahan terhadap air. Namun, di balik keunggulan plastik, bahan baku ini juga menyimpan kelemahan. Bahan ini sulit terurai secara alami. Artinya untuk proses penguraian sampah plastik hingga hancur membutuhkan waktu yang demikian lama.
Toh bisa dibakar? Memang, tapi hasil dari pembakaran sampah plastik memunculkan zat kimia yang justru menimbulkan polusi dan mengganggu kesehatan pernapasan. Jadi, baik dikubur, dibakar, bahkan dibuang ke laut, sampah plastik akan sulit terurai. Bahkan, keberadaannya berisiko merusak ekosistem dan lingkungan.
Tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat membuang atau throw away society memang menimbulkan kerugian. Meski demikian, di balik kekurangan yang merugikan tersebut, juga terdapat cukup banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat secara global.
- Peradaban masyarakat berkembang
Throw away society menunjukkan adanya perkembangan peradaban masyarakat. Jika dulu masyarakat tidak terlalu konsumtif karena masih mengalami keterbatasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kini setelah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, konsumsi masyarakat pun meningkat. Mobilitas masyarakat semakin dinamis. Semua serba cepat, mudah, dan praktis.
- Mendukung penemuan vaksin dan obat-obatan
Masyarakat membuang diidentikkan dengan masyarakat yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi terhadap barang-barang berumur pendek atau sekali pakai. Sebagaimana diketahui bersama bahwa gaya hidup konsumerisme menuntut adanya segala sesuatu yang serba cepat, praktis, dan instan. Salah satunya diwujudkan dengan produksi makanan dan minuman instan.
Ditinjau dari kepraktisannya, konsumsi makanan dan minuman instan memang sangat praktis, karena penyajiannya begitu mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Namun, konsumsi makanan dan minuman instan bukan tanpa risiko, justru bisa berdampak buruk pada kesehatan. Pola hidup dan konsumsi yang tidak sehat tentu saja memicu lemahnya sistem imun sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Tak heran jika jenis penyakit baru bermunculan tanpa diketahui obatnya.
Namun adanya throw away society justru mendukung penemuan vaksin dan obat-obatan yang lebih bervariasi. Bagaimana bisa? Throw away society menunjukkan adanya perubahan karakter masyarakat dalam konsumsi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat akan berdampak pada tersedianya modal untuk penelitian dan pengembangan di sektor farmasi. Berbagai uji laboratorium dapat dilakukan guna menemukan vaksin dan obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari yang ringan hingga kronis.
- Menciptakan lebih banyak pekerjaan
Terciptanya throw away society menunjukkan bahwa produksi akan barang-barang konsumtif semakin tinggi sesuai dengan permintaannya. Ekonomi terus menggeliat dan pabrik-pabrik aktif melakukan proses produksi. Tak heran jika dengan semakin tingginya permintaan masyarakat justru mampu menciptakan lebih banyak pekerjaan. Artinya, lapangan pekerjaan semakin luas sehingga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah lebih banyak.
Pada prinsipnya setiap manusia bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam tanpa harus menjadi masyarakat yang mudah membuang dan merusak lingkungan. Keseimbangan dapat tetap terjaga apabila masyarakat mampu mengubah kebiasaannya dalam konsumsi. Misalnya dengan mengurangi limbah dan barang-barang bekas, yakni dengan menggunakan setiap produk secara maksimal.
Ketika melihat produk baru misalnya pakaian dengan model baru, Anda mungkin saja langsung tertarik dan membelinya, meski sebenarnya pakaian Anda tak lagi mampu menampung. Dengan adanya pakaian baru, praktis yang lama akan jarang digunakan. Lantas bagaimana? Jangan dulu membuangnya. Anda bisa memanfaatkan pakaian lama Anda untuk berkreasi menciptakan produk lain seperti sarung bantal, kain lap, pakaian unik untuk hewan peliharaan, dan lain sebagainya. Bahkan, Anda bisa memberikannya kepada orang lain yang membutuhkan. Dengan demikian, Anda tidak menjadi bagian masyarakat yang mudah membuang, tetapi memanfaatkan untuk hal lain.
Cara meminimalisir dampak negatif dari throw away society
Masyarakat yang mudah membuang (throw away society) berdampak pada menumpuknya volume sampah. Jika tidak segera ditanggulangi, sampah dapat menjadi sumber penyakit karena merupakan tempat yang nyaman bagi kuman untuk berkembang. Memang tak mudah untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna.
Beberapa negara telah berhasil mengelola sampah dan mengubahnya menjadi lebih bermanfaat. Misalnya Swedia yang mendaur ulang sampah menjadi barang-barang perlengkapan dapur dan kompos, India yang mengubah sampah plastik menjadi aspal, Hongkong yang mengubah sampah menjadi metana sebagai sumber energi, dan bahkan Indonesia pun turut berpartisipasi dalam mengelola sampah plastik menjadi material bangunan dengan metode ecobrick.
Pada prinsipnya dampak negatif dari throw away society dapat ditekan dengan melakukan daur ulang, yakni mengolah sampah menjadi sesuatu atau hal lain yang berdaya guna. Meski bermanfaat, namun langkah daur ulang sampah tak diamini oleh seluruh kalangan masyarakat. Ada yang pro atau mendukung, ada pula yang kontra atau menolak. Timbulnya pro kontra ini berkaitan erat dengan keunggulan dan kelemahan dari daur ulang itu sendiri. Adapun keunggulannya sebagai berikut.
- Memiliki manfaat terhadap lingkungan
Sampah yang menumpuk selain menimbulkan bau yang tidak sedap, juga berisiko menjadi sarang berbagai kuman penyakit. Penanganan terhadap sampah baik dibakar maupun dibiarkan membusuk di tempatnya dapat berakibat pada kerusakan lingkungan. Sebab, sampah tersebut melepaskan zat kimia ke udara, tanah, dan juga air.
Dengan dilakukannya daur ulang sampah, praktis dapat mengurangi limbah yang mencemari lingkungan, terutama di sekitar tempat pembuangan sampah tersebut. Selain itu, daur ulang sampah juga dapat meminimalisir kebutuhan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Dengan demikian, semakin banyak ruang terbuka yang sehat bebas dari pencemaran limbah sampah.
- Menciptakan lapangan pekerjaan baru
Daur ulang sampah di mana sampah dikelola dan diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu hal baru. Hal ini merupakan potensi bisnis. Tak heran jika banyak bermunculan perusahaan-perusahaan mulai dari skala rumahan hingga korporasi yang khusus mengolah sampah menjadi produk baru, seperti ember, gayung, bak sampah, panci, dan lainnya berbahan baku sampah daur ulang. Aktivitas produksi ini tentu saja membutuhkan dukungan tenaga kerja yang memadai. Sebab itulah, daur ulang sampah ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.
- Meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan
Volume sampah yang menumpuk menjadi permasalahan lingkungan yang kritis. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, banyak aktivis lingkungan yang mengkampanyekan pola hidup hijau (go green). Go green merupakan langkah atau upaya untuk hidup dengan meminimalisir sampah yang sulit terurai. Selain itu, juga mendorong masyarakat untuk melakukan daur ulang limbah rumah tangga secara mandiri. Misalnya dengan mengolah sampah menjadi kompos, memanfaatkan botol-botol plastik untuk pot tanaman, dan lain sebagainya. Dengan demikian, volume sampah atau limbah rumah tangga dapat diminimalisir sehingga tidak merusak lingkungan.
Daur ulang memang bisa menjadi salah satu solusi dari maraknya masyarakat yang mudah membuang (throw away society). Namun, di sisi lain daur ulang pun memiliki kelemahan yang menimbulkan kontra dari banyak kalangan. Beberapa kelemahan daur ulang di antaranya sebagai berikut.
- Menyebabkan polusi
Sebagian kalangan berpendapat bahwa daur ulang dapat bermanfaat bagi lingkungan, namun sebagian lainnya justru memiliki pendapat yang sebaliknya. Sebab, diakui atau tidak proses daur ulang dapat menyebabkan polusi. Daur ulang sampah baik plastik maupun elektronik atau lainnya, dalam proses penyortirannya mengakibatkan logam dan bahan kimia yang terdapat pada sampah-sampah tersebut larut ke dalam tanah dan air di tempat berlangsungnya proses tersebut. Hal ini tentu saja bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan orang-orang yang bermukim di sekitarnya.
- Berbiaya mahal
Dalam proses daur ulang sampah tentu saja membutuhkan bahan baku berupa sampah. Jika daur ulang sukses, di mana produk hasil daur ulang diminati pasar, maka volume produksi akan terus digenjot guna memenuhi permintaan pasar tersebut. Artinya, bahan baku sampah yang dibutuhkan akan semakin banyak. Untuk menghasilkan banyak sampah, maka throw away society justru harus ditingkatkan. Konsumsi masyarakat akan produk-produk sekali pakai atau berumur pendek akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk ‘menghasilkan’ sampah semakin besar.
Artikel Terkait
- 10 Superfood yang Mudah Ditemukan di Sekitar Kita
- Tip Menghadapi Perang Dunia III ataupun Perang Nuklir Jika Benar Terjadi
- Untung Rugi Pertanian Organik (Organic Farming)
- Memahami Sistem Barter dan Efek Penerapannya di Zaman Modern
Demikianlah artikel tentang apa itu throw away society, semoga bermanfaat bagi Anda semua.