Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Untung Rugi Pertanian Organik (Organic Farming)

Organic farming atau pertanian organik merupakan penggunaan sistem produksi pertanian yang bergantung pada pupuk hijau, kompos, pengendalian hama biologis, serta rotasi tanaman. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan tanaman, ternak, dan unggas yang lebih sehat bebas bahan kimia.

Sistem produksi pertanian yang berbasis organik mendorong siklus sumber daya untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mempromosikan keseimbangan ekologis. Penggunaan pupuk hijau, tanaman penutup, kotoran hewan dan tanaman penutup tanah untuk mengganggu hama dan penyakit, sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah, dan memaksimalkan aktivitas biologis tanah menjadi aspek utama dalam pertanian organik.

Dengan kata lain, dalam pertanian organik penggunaan pupuk kimia sintetis, antibiotik, herbisida, atau pestisida sama sekali tidak digunakan. Dengan demikian, tujuan pertanian organik adalah untuk memproduksi serat, biji-bijian, sayuran, bunga, buah-buahan, makanan, dan produk hewani di bidang pertanian, seperti susu, telur, dan daging dengan cara alami yang terbaik.

Tidak seperti praktik pertanian lainnya, pertanian organik memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal konservasi air dan tanah, menjaga keseimbangan ekologis, dan pemanfaatan sumber daya terbarukan. Sebaliknya, konsep ini juga memiliki kekurangannya. Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari pertanian organik, diantaranya:

Kelebihan dari Pertanian Organik

  1. Nilai gizi tinggi

Produk yang dihasilkan dari pertanian organik mengandung kandungan gizi yang sangat tinggi karena tidak mengandung bahan yang dimodifikasi. Dibandingkan dengan produk makanan pertanian konvensional. Faktor lain yang membuat produk yang dihasilkan sangat bergizi ialah karena tanaman diberi waktu yang cukup untuk berkembang dan mendapatkan kondisi alami terbaik dalam proses pertumbuhannya.

Kandungan vitamin dan mineral dari produk makanan organik selalu tinggi karena kondisi kesehatan tanah menawarkan mekanisme yang sangat cocok bagi tanaman untuk mengakses nutrisi tanah. Ditambah lagi, bahan makanan yang lebih sehat maknanya bisa mendukung kesehatan  yang lebih baik untuk kehidupan masyarakat.

  1. Kualitas rasa

Terlepas dari nutrisi, struktur mineral dan gula dalam makanan organik jauh lebih enak karena tanaman diberi lebih banyak waktu untuk berkembang dan akhirnya siap dipanen. Penggunaan teknik produksi pertanian alami dan ramah lingkungan menjadi alasan untuk rasa yang lebih baik dalam produk makanan organik. Secara umum dilaporkan bahwa rasa sayuran dan buah-buahan organik memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam secara konvensional.

  1. Mampu meningkatkan kesehatan

Produk dari pertanian organik menawarkan produk yang paling aman untuk dikonsumsi dibandingkan dengan produk makanan lainnya yang ada di pasaran. Produk tersebut memiliki kandungan nutrisi yang tinggi namun minim kandungan bahan kimia juga tidak mengandung bahan-bahan yang dimodifikasi. Sehingga lebih sehat untuk tubuh dan meminimalisir adanya resiko penyakit seperti infertilitas, kanker, hingga defisiensi imun.

  1. Ketahanan lingkungan

Mencapai adanya kelestarian lingkungan menjadi impian setiap bangsa di dunia. Hal ini sebagian dapat dicapai dengan menerapkan pertanian organik. Penelitian mengungkapkan bahwa pertanian organik dapat memberikan mekanisme yang mengesankan untuk memajukan keselarasan ekologis, keanekaragaman hayati, dan siklus biologis yang berkelanjutan secara lingkungan.

Misalnya saja, tujuan utama pertanian organik adalah untuk pengelolaan dan konservasi tanah, mempromosikan siklus nutrisi, keseimbangan ekologis, dan konservasi keanekaragaman hayati. Selain itu, metode produksi pertanian organik juga jauh lebih hemat energi dibandingkan dengan pertanian tradisional. Penggunaan metode alami sebagai pengganti bahan kimia juga menyelamatkan sumber air dan tanah dunia dari kontaminasi dan polusi.

  1. Ketahanan pangan

Permintaan terhadap pasokan makanan selalu tidak proporsional. Hal tersebut dikarenakan efek perubahan iklim serta praktik pertanian yang buruk hingga menyebabkan hasil panen menjadi buruk. Kondisi ini dapat memicu kekurangan pasokan bahan makanan sehingga dapat menimbulkan masalah kerawanan pangan.

Sebuah studi baru-baru ini di Science-Digest menyatakan bahwa konsep pertanian organik bisa mengintensifkan produksi hasil panen terutama di negara-negara miskin. Di mana input untuk pertanian konvensional sangat mahal, sehingga konsep organic farming bisa berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan pangan.

Ini disebabkan karena faktanya tanaman yang ditanam secara organik jauh lebih memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit, dan lebih toleran terhadap kekeringan. Dibanding dengan produk petanian konvensional.

  1. Produk organik bebas racun

Dalam proses pengolahan tanah hingga proses penanaman, pertanian organik tidak bergantung pada bahan kimia untuk mengusir hama dan penyakit atapun menyuburkan tanaman. Semua proses dilakukan secara alami, sehingga tidak akan membahayakan konsumen.

Aspek seperti penggunaan pestisida kimia, pupuk, herbisida, dan hormon pertumbuhan buatan pun mulai berkurang bahkan sama sekali tidak digunakan karena semuanya dilakukan secara organik. Karena itulah, produk makanan dari pertahian organik bebas dari kontaminasi zat kimia yang bisa membahayakan kesehatan.

  1. Biaya produksi lebih rendah

Dalam pertanian organik hampir sama sekali tidak melibatkan penggunaan agrokimia yang berbiaya mahal. Selain itu, tanaman organik pun juga memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap hama dan penyakit. Ketika hal tersebut digabungkan bersama, tentu akan sangat menghemat biaya penggunaan fungisida, pestisida, dan insektisida yang harganya cukup mahal. Alih-alih menggunakan pupuk kimia, dalam pertanian organik justru lebih mengandalkan pupuk kompos tanaman yang berbiaya lebih terjangkau.

Kekurangan Pertanian Organik

  1. Berkurangnya produktivitas dalam jangka panjang

Sasaran produksi pertanian dunia kontemporer adalah produktivitas yang unggul. Sementara pertanian organik menjanjikan peningkatan dan produksi yang lebih sehat, hal tersebut hanya menguntungkan dalam jangka pendek. Pasalnya, input besar seperti mesin dan bahan kimia tidak terlihat.

Sebaliknya, dalam jangka panjang, keunggulan produktivitas pun berkurang. Karena kesehatan dan kesuburan tanah menurun dari waktu ke waktu dalam konsep pertanian organik, demikian juga hasilnya dan ini terjadi ketika tanah mencapai titik di mana ia tidak lagi dapat mengubah humus yang ada menjadi kesuburan tanah.

Akibatnya, produktivitas mulai berkurang dan petani terpaksa meningkatkannya dengan menambahkan input bahan kimia. Diperlukan waktu bagi tanah untuk beregenerasi dan pemulihan setelah musim tanam dalam pertanian organik. Oleh karena itu, ketika tanah digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama maka tidak dapat menghasilkan produk yang cukup yang dapat mendukung kebutuhan hidup populasi dunia.

  1. Memakan waktu lebih lama

Butuh komitmen dan kesabaran, karena untuk menanam tanaman organik secara efektif butuh perjuangan yang berat. Dalam pertanian organik membutuhkan interaksi yang tinggi antara seorang petani dengan tanaman atau ternaknya. Dari mulai perawatan tanaman atau ternak agar bebas hama penyakit secara organik dan dalam prosesnya hal tersebut cukup memakan waktu.

Petani harus menghabiskan sebagian besar waktunya dalam mengurus tanaman dan ternaknya secara hati-hati agar mendapatkan hasil terbaik. Berbeda dengan pertanian konvensional yang lebih singkat dengan hasil yang melimpah.

  1. Butuh Keterampilan

Dibutuhkan lebih banyak keterampilan untuk bertani secara organik dibanding dengan pertanian konvensional yang mengandalkan bahan-bahan kimia. Hal ini sangat terkait dengan fakta bahwa aspek definitif dari pertanian organik mempertahankan penggunaan input alami dan pengamatan yang cermat terhadap proses produksi. Sehingga, hanya mereka yang memiliki ketrampilan saja yang mampu berhasil mengembangkan pertanian organik secara sukses.

  1. Kurangnya subsidi untuk petani

Berbeda dengan petani konvensional, para petani yang menggeluti pertanian organik hampir bisa dipastikan kurang mendapatkan subsidi yang memadai. Hal ini membuat petani organik lebih rentan, terutama dari segi keuangan, terlebih ketika ada cuaca buruk yang bisa membuat seluruh panen mengalami kegagalan.

  1. Banyak petani organik yang masih menggunakan pestisida dan fungisida organik

Beberapa petani organik mungkin masih menggunakan pestisida dan fungisida yang disetujui untuk produksi organik. Meskipun zat-zat tersebut berasal dari bahan-bahan alami, namun tetap berpotensi membahayakan kesehatan dan juga lingkungan secara luas. Apalagi, karena label alami tadi, sehingga penggunaannya kadang melebihi kapasitas yang diperbolehkan.  Sehingga efek sampingnya juga jadi besar.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang untung rugi pertanian organik, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Untung Rugi Kerja di Perusahaan Besar vs Perusahaan Kecil
Untung Rugi Sensor Internet
Untung Rugi Solo Travelling (Sendirian)
Untung Rugi Meminjamkan Uang ke Saudara
Untung Rugi Privatisasi
Untung Rugi Beli Mobil di Lelang
Untung Rugi KPR Refinancing
Untung Rugi Menjadi Anggota Negara G20
Untung Rugi Menjual Mobil Secara Pribadi
Untuk Rugi Memiliki Partner Bisnis


Bagikan Ke Teman Anda