Bagaimana Cara Menghitung Profit Margin?
Profit atau keuntungan menjadi salah satu tujuan utama aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh pada banyak hal, termasuk sebagai alat ukur apakah perusahaan mampu bertahan di tengah persaingan atau krisis ekonomi jika terjadi.
Laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat melalui sebuah indikator yang bernama rasio profit margin. Profit margin atau margin laba dapat diartikan sebagai rasio profitabilitas yang digunakan untuk kegiatan penjualan.
Profit margin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gross profit margin dan net profit margin. Laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan dapat dilihat dengan indikator net profit margin. Net profit margin sendiri sama dengan berapa banyak pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan atau organisasi bisnis lainnya. Biasanya net profit margin dituliskan dalam bentuk persentase, namun bisa juga dituliskan dalam bentuk desimal.
Dengan melihat berapa hasil akhir penghitungan net profit margin, maka itulah jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Pentingnya Net Profit Margin Bagi Perusahaan
Net profit margin adalah aspek yang penting bagi semua perusahaan, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan berskala kecil atau startup. Bagi Anda yang sedang merintis perusahaan sendiri, net profit margin dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi kesehatan keuangan perusahaan.
Dengan melihat jumlah net profit margin, Anda bisa melihat berapa keuntungan bersih yang Anda dapatkan dari hasil penjualan setelah menghitung modal serta biaya-biaya lain yang terlibat di dalamnya.
Net profit margin juga membantu Anda untuk melihat profitabilitas dari sebuah perusahaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi net profit margin perusahaan, maka kondisi finansial mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki net profit margin di bawahnya.
Cara Menghitung Net Profit Margin
Net profit margin atau margin laba bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Net Profit Margin (NPM) = Net Profit (NP) / Net Sales (NS)
Dimana:
NPM: Marjin laba bersih perusahaan
NP: Laba bersih perusahaan setelah dikurang pajak dan biaya lainnya
NS: Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan bersih
Sementara itu, Net Profit atau laba bersih bisa dihitung dengan rumus berikut:
NP (Net Profit) = R – COGS – E – I – T
Dimana
R (Revenue): Pendapatan perusahaan
COGS (The Cost of Goods Sold): Biaya produksi barang
E (Operating and other expenses): Biaya operasional dan biaya lainnya
I (Interest): Bunga
T (Taxes): Pajak
Informasi Penting yang Bisa Didapatkan dari Net Profit Margin
Marjin laba bersih atau net profit margin bisa memberikan informasi lengkap tentang segala hal yang berkaitan dengan aktivitas bisnis yang meliputi:
- Total pendapatan perusahaan
- Semua arus kas keluar
- Pendapatan tambahan yang masuk
- Biaya produksi barang dan semua biaya lain yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi
- Pendapatan dari investasi dan pendapatan dari kegiatan operasional sekunder
- Pembayaran sekali waktu untuk peristiwa luar biasa seperti tuntutan hukum dan masalah pajak.
Mengapa Net Profit Margin Itu Penting Bagi Investor?
Net profit margin adalah indikator kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Dari angka net profit margin, bisa diukur apakan keuangan perusahaan dalam kondisi stabil atau justru berbahaya. Dengan melihat tren naik turunnya angka net profit margin, manajemen perusahaan bisa menilai apakah metode yang diterapkan saat ini mampu berjalan dengan baik ataukah perlu dilakukan perbaikan pada sektor tertentu.
Pelaporan net profit margin dalam bentuk persentase juga memudahkan publik (terutama investor) untuk membandingkan profitabilitas dua perusahaan atau lebih dalam bidang yang sama tanpa melihat skala usahanya.
Net profit margin juga menjadi aspek penting yang harus ditinjau oleh investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada sebuah perusahaan. Investor bisa menilai apakah manajemen sebuah perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal dari penjualannya dan apakah biaya operasional dan biaya-biaya lainnya masih bisa ditanggung tanpa mengurangi nilai keuntungan.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah jumlah keuntungan melaju lebih cepat daripada jumlah biaya operasional yang dikeluarkan. Sebagai contoh, perusahaan A mengalami pertumbuhan yang pesat dalam penjualannya. Tren penjualan perusahaan tersebut selalu naik, namun biaya operasionalnya melesat lebih cepat dibandingkan penjualannya. Jika hal ini terjadi, maka net profit margin perusahaan akan semakin menyusut. Iklim yang demikian tidak baik untuk seorang investor.
Perusahaan publik biasanya melaporkan net profit margin mereka dalam kurun waktu kuartal atau setiap 3 bulan bersamaan dengan laporan penjualan dan pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Perusahaan yang mampu meningkatkan net profit margin seiring berjalannya waktu akan mendapatkan pertumbuhan harga saham dan semakin menarik minat para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.
Net Profit Margin Tinggi vs Net Profit Margin Rendah
Idealnya, perusahaan yang kondisi keuangannya sehat akan memiliki net profit margin yang tinggi, sementara perusahaan dengan net profit margin rendah perlu melakukan evaluasi pada manajemen mereka.
Jika perusahaan memiliki net profit margin yang tinggi, artinya mereka mampu mengontrol pengeluaran secara efektif dan/atau memberikan produk atau layanan dengan kualitas terbaik pada para pelanggannya dengan harga jual yang lebih tinggi dari biaya produksi. Untuk mencapai angkat net profit margin yang tinggi diperlukan:
- Manajemen yang efisien
- Biaya rendah terkait dengan biaya operasional, biaya produksi, dan biaya yang lainnya
- Strategi pemberian harga yang kompetitif
Sementara itu, angka net profit margin perusahaan juga bisa rendah. Tentu angka ini merupakan indikator yang buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Angka tersebut mencerminkan struktur pembiayaan dalam perusahaan yang kurang efektif serta strategi pemberian harga yang kurang baik. Rendahnya net profit margin perusahaan diakibatkan oleh:
- Efisiensi manajemen kurang baik
- Biaya operasional dan biaya lain yang terlalu tinggi
- Strategi pemberian harga yang lemah
Batasan Penghitungan Net Profit Margin
Untuk bisa memutuskan apakah sebuah perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat atau tidak dan untuk bisa melihat tinggi rendahnya angka net profit margin, maka diperlukan pembanding. Dalam melakukan analisis net profit margin, boleh dilakukan perbandingan antara dua perusahana atau lebih. Dengan demikian, bisa ditentukan mana perusahaan yang memiliki performa paling baik.
Ini merupakan sebuah praktik yang sudah umum terjadi dalam dunia bisnis dan banyak dilakukan oleh calon investor yang akan menanamkan dana mereka pada sebuah perusahaan. Meskipun demikian, akan ditemukan perbedaan yang sangat besar jika perusahaan yang dibandingkan berasal dari industri yang berbeda.
Sebagai contoh jika membandingkan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan makanan. Perusahaan otomotif akan menampilkan angka profit margin yang tinggi, namun pendapatan mereka akan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan makanan. Sebaliknya, perusahaan makanan akan menunjukkan rasio profit margin yang lebih rendah namun pendapatan mereka lebih tinggi.
Oleh karena itu, analisis net profit memiliki beberapa batasan yang harus dipahami antara lain adalah:
- Membandingkan dua perusahaan atau lebih
Dalam melakukan perbandingan net profit margin pada dua perusahaan atau lebih, disarankan untuk membandingkan perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Membandingkan perusahaan yang menjual produk berbeda akan menghasilkan perbedaan net profit margin yang tinggi dan ini dinilai tidak ideal karena perusahaan yang bergerak di industri berbeda memiliki biaya operasional yang tidak sama.
- Perusahaan yang memiliki utang
Utang yang dimiliki oleh perusahaan juga bisa berdampak buruk pada net profit margin mereka. Perusahaan yang memiliki sedikit utang bisa memperoleh rasio net profit margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kegiatan operasionalnya dibiayai oleh utang.
Besarnya rasio bunga yang harus ditanggung akibat utang akan menurunkan angka net profit margin sebuah perusahaan dan saat dibandingkan dengan perusahaan lain di bidang yang sama, maka perusahaan yang memiliki lebih banyak utang berada dalam posisi yang kurang menguntungkan.
- Biaya depresiasi
Perusahaan yang memiliki aset tetap atau PPE (property, plant, and equipment) yang tinggi akan dipengaruhi oleh biaya depresiasi yang semakin tinggi juga. Hal ini bisa menurunkan net profit margin perusahaan. Biaya depresiasi bisa menimbulkan salah pengertian pada kondisi keuangan perusahaan, karena mereka bisa saja memiliki arus kas yang sangat lancar namun terlihat tidak lebih baik dari kompetitor mereka karena rendahnya net profit margin yang dipengaruhi oleh biaya depresiasi.
- Manipulasi keuntungan
Demi mendapatkan laporan keuangan yang sehat, tidak jarang manajemen perusahaan menghilangkan atau mengurangi biaya jangka panjang seperti (seperti riset dan pengembangan) untuk meningkatkan angka keuntungan mereka dalam jangka pendek. Hal ini juga bisa menimbulkan salah pengertian pada investor yang sedang menganalisis net profit margin mereka karena pihak perusahaan dengan sengaja meningkatkannya dalam kurun waktu tertentu.
Net Profit Margin vs Gross Profit Margin
Seperti yang sudah disebutkan di atas, profit margin atau margin keuntungan dibagi menjadi 2 yaitu net profit margin (marjin laba bersih) dan gross profit margin (marjin laba kotor). Apa yang membedakan keduanya?
Gross profit margin adalah jumlah uang yang tersisa dari pendapatan atau hasil penjualan setelah dikurangi dengan biaya produksi barang. Biaya produksi meliputi pembelian bahan baku dan biaya lainnya yang berhubungan langsung dengan proses pembuatan produk utama yang dijual oleh perusahaan, namun tidak memasukkan biaya lain seperti sewa, utilitas, atau gaji pegawai.
Meski masih gambaran kasar, gross profit margin sangat berguna untuk melihat berapa jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi biaya produksinya. Sehingga perusahaan bisa melihat pendapatn yang mereka hasilkan dari biaya yang sudah dikeluarkan. Oleh karena itu, gross profit margin tidak memasukkan biaya lain kecuali yang berhubungan dengan proses produksi.
Sementara itu net profit margin mencerminkan jumlah keuntungan bersih yang didapatkan oleh perusahaan. Dalam artian, jika angka net profit margin sudah didapatkan maka angka tersebut sepenuhnya menjadi laba perusahaan yang nantinya bisa dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
Itulah mengapa net profit margin muncul sebagai penghitungan yang lebih rinci, yaitu berupa persentase keuntungan setelah melibatkan biaya-biaya operasional lainnya, pajak, bunga, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Net profit margin merupakan hal yang sangat penting, baik itu bagi perusahaan maupun bagi calon investor. Angka yang didapatkan dari penghitungan net profit margin dapat dijadikan sebagai indikator apakah strategi yang selama ini diterapkn oleh perusahaan dalam kegiatan bisnisnya sudah efektif untuk mencari keuntungan atau ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Sedangkan investor memerlukan net profit margin sebagai gambaran atas kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi angka net profit margin, maka semakin sehat keuangan sebuah perusahaan. Hal ini membantu meyakinkan investor untuk menanamkan dana mereka karena perusahaan terbukti mampu meningkatkan pendapatan sambil menekan biaya operasional lain agar tidak melaju lebih cepat dari pendapatan yang dihasilkan.
Artikel Terkait
- Untung Rugi Oligopoli
- Mengenal Jenis Asuransi Mobil Chubb Beserta Prosedur Klaimnya
- 15 Cara Jadi Miliarder Sukses di Usia Muda
- Apa Itu Keunggulan Mutlak?
Demikianlah artikel tentang cara menghitung profit margin, semoga bermanfaat bagi Anda semua.