Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Industri yang Terancam Tutup Akibat Para Milenial

Adanya generasi milenial memang menimbulkan berbagai dampak dalam tatanan kehidupan masyarakat, khususnya di dunia industri. Di sisi lain, generasi milenial berhasil menorehkan berbagai jenis industri baru yang inovatif yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Salah satu contoh yang paling mencolok adalah adanya Gojek. Perusahaan yang sudah terkenal dan raksasa ini tidak lain terlahir dari otak seorang milenial. Namun, walaupun menghasilkan satu buah terobosan yang brillian di bidang industri, namun di sisi lain generasi milenial juga mematikan industri-industri yang lain.

Mengapa Bisa Terjadi?

Lembaga U.S Pirg mendefinisikan milenial sebagai orang yang lahir diantara tahun 1983 hingga 2000. Seperti yang diketahui, milenial memiliki gaya hidup serta pola pikir berbeda dari generasi sebelumnya. Milenial dikenal sebagai generasi yang kecanduan layar hand phone, yang serba ingin instan, serta lihai dalam mempergunakan tekhnologi. Generasi milenial juga memiliki sifat narsis yang lebih tinggi dibanding dengan generasi-generasi sebelumnya. Lihat saja, generasi milenial tidak bisa makan tanpa mengunggah makanannya di instagram terlebih dahulu.

Perbedaan inilah yang membuat pola konsumsi dari generasi milenial dengan generasi sebelumnya berbeda. Ada beberapa barang yang dinilai oleh para milenial tidak terlalu penting namun untuk generasi sebelumnya sangat penting. Bahkan milenial lebih memilih menyewa suatu barang daripada membelinya. Contohnya saja adalah perhiasan. Para milenial lebih memilih menyewa perhiasan daripada membelinya.

Perbedaan Generasi Milenial dengan Generasi Sebelumnya

Millennial Media menyoroti bagaimana perubahan preferensi konsumsi dari generasi milenial. Perubahan preferensi konsumsi tersebut didorong oleh beberapa faktor seperti kondisi keuangan milenial, ekspektasi milenial terhadap suatu produk, serta milenial yang lebih memfokuskan terhadap kesehatan.

The Fed menyatakan bahwa generasi milenial lebih sering berutang. Mereka berpenghasilan rendah dan memiliki sedikit aset. Bahkan generasi milenial memiliki kekayaan yang lebih sedikit dibanding dengan generasi sebelumnya ketika mereka di usia yang sama.

Dari sisi pengeluaran, generasi milenial menghindari barang yang murah dan lebih memilih barang yang lebih mahal dengan kualitas yang lebih baik. Di sampung itu, 73% generasi milenial bersedia membayar lebih untuk produk atau layanan berkelanjutan atau sesuatu yang berdampak positif bagi dunia. Dari segi investasi, generasi milenial dua kali lebih mungkin untuk melakukan investasi berkelanjutan. Generasi juga milenial memprioritaskan kesehatan. Delapan dari sepuluh generasi milenial percaya bahwa makan sehat merupakan hal yang penting.

Melihat pergeseran pola konsumsi dari generasi milenial, berikut ini beberapa industri yang terancam mati karena generasi milenial.

  1. Sereal

Fakta yang mungkin mengejutkan adalah bahwa selama dekade terakhir, penjualan sereal telah menurun sebesar 17%. Beberapa eksekutif industri sereal menyalahkan para milenial karena penurunan penjualan ini. Dalam sebuah survei pada tahun 2016, Mintel mengungkapkan bahwa 40% para milenial lebih tidak memilih sereal untuk sarapan. Hal ini disebabkan karena milenial menganggap bahwa mengonsumsi sereal untuk sarapan merupakan hal yang tidak praktis dan efisien. Mereka menganggap bahwa mempersiapkan sereal membutuhkan waktu yang lama, belum lagi untuk membersihkannya setelah mereka selesai makan.

Pergeseran pandangan mengenai sereal pun terjadi di mata para milenial. Para milenial tidak menganggap sereal sebagai makanan pokok lagi. Mereka menganggap sereal hanya sebatas camilan. Di sisi lain, Andrew Shripka, Direktur Asosiasi  Pemasaran Merk Kellog menyatakan bahwa dulunya sereal merupakan satu-satunya pilihan untuk sarapan. Berbeda dengan zaman dulu, zaman sekarang milenial lebih memilih smoothie, yogurt, juga sandwich.

  1. Department Store

Tidak mengherankan jika department store termasuk dalam industri yang terancam keberadaannya oleh milenial. Keadaan ini ditunjang oleh fakta bahwa dalam perkembangan dunia digital seperti sekarang ini, para milenial lebih memilih untuk belanja online daripada belanja di department store. Memang, belanja online menyuguhkan berbagai keunggulan. Selain harganya yang cenderung lebih murah daripada toko konvensional seperti department store, belanja online juga memungkinkan para pelakunya untuk tidak kehilangan banyak tenaga dalam proses belanja. Pelaku belanja online tidak perlu berlelah-lelah mengelilingi toko untuk mencari barang yang cocok dengan yang ia cari. Cukup berselancar menggunakan dua jempol dengan sambungan internet, barang dambaan bisa langsung dikirim ke rumah.

Department store nampaknya benar-benar memiliki masa depan yang suram. Para ahli memperkirakan bahwa 1.000 department store akan gulung tikar pada tahun 2023. Memang terlihat agak berlebihan, namun pernyataan tersebut bisa saja terjadi. Pada tahun 2016, sebuah department store Amerika bernama Macy mengumumkan akan menutup 100 tokonya. Pada akhir tahun 2018, saham Macy telah turun sebesar 6%. Padahal Macy pernah menjadi leader dari lanskap perbelanjaan di Amerika. Tidak perlu jauh-jauh melihat di luar negeri. Di Indonesia sendiri, salah satu departemen store yang dulunya sangat ramai dikunjungi kini sepi dan bahkan terancam keberadaannya. Department store yang dimaksud adalah Matahari.

  1. Televisi Kabel

Televisi merupakan primadona sejak dulu. Dulu, orang-orang rela menumpang menonton TV di rumah tetangga demi untuk mendapatkan hiburan dari benda kotak itu. Bahkan sampai sekarang, TV juga menjadi salah satu sumber hiburan untuk mengusir penat. Walaupun memiliki posisi yang begitu cemerlang, ternyata televisi juga merupakan salah satu industri yang terancam keberadaannya oleh para milenial. Bagaiamana bisa?

Melihat bagaimana perkembangan youtube, serta media informasi berbasis video lainnya yang pesat tentu mengindikasikan bahwa keberadaan industri pertelevisian sedang terancam. Di Amerika, 61% penduduk berusia 18-29 tahun memilih streaming untuk menonton televisi  dibanding dengan menonton tv langsung dari tv kabel. Pada tahun 2018, jumlah pelanggan TV berbayar di Amerika turun sebanyak 3,8%. Diperkirakan sebanyak 33 juta pelanggan membatalkan layanan TV berbayar pada tahun tersebut.

Penurunan minat terhadap langganan TV berbayar tersebut beriringan dengan berkembangnya layanan nonton streaming seperti Netflix, Hulu, dan Amazon Prime Video. Jika dibandingkan berlanggan TV kabel, biaya untuk berlangganan layanan nonton streaming jauh lebih murah. Berlangganan TV berbayar rata-rata adalah sebesar $ 85 per bulan. Di sisi lain, berlangganan Netflix membutuhkan uang sekitar $ 8,99 – $ 15,99 per bulan dan Hulu sebesar $ 7,99 – $ 39,99 per bulan untuk streaming dan siaran langsung TV.

  1. Golf

Di tengah serangan para milenial, industri golf tengah berjuang keras memperahankan eksistensinya. Perubahan prioritas di bidang gaya hidup telah menyingkirkan permainan golf dari daftar prioritas para milenial. Golf seolah menjadi pilihan terakhir kaum milenial jika ingin berolahraga. Hal ini berbeda jauh dibandingkan zaman dulu. Pada pertengahan tahun 1990-an, orang-orang yang berusia 18 hingga 34 tahun bermain golf. Menurut National Golf Foundation, golf telah kehilangan 5 juta peserta di Amerika Serikat sejak tahun 2008.

Memang, golf erat dikaitkan dengan olahraga untuk kalangan papan atas dan terkesan eksklusif. Milenial cenderung tidak menyukai hal tersebut. Di samping itu, golf juga identik dengan permainan lelaki. Adanya emansipasi wanita beberapa dekade ini juga telah membuat pandangan mengenai permainan ini menjadi sedikit buruk.

Walaupun perkembangan golf cenderung menurun, namun masih ada satu titik terang untuk masa depan industri golf. Di Amerika Serikat, 355 pendatang baru dalam permainan golf adalah wanita, 26% non-Kaukasia, dan 70% dibawah usia 35 tahun. Hal ini menandakan bahwa masih ada generasi milenial yang melirik golf untuk menjadi olahraga pilihannya.

  1. Kismis

Salah satu industri yang juga terancam dibunuh oleh para milenial adalah kismis. Industri makanan ini justru lebih digemari oleh generasi yang lebih tua. National Consumen Panel melakukan survei kepada 120.000 rumah tangga Amerika tentang konsumsi makanan ringan. Hasilnya adalah kismis cenderung dikonsumsi oleh generasi yang lebih tua. Kismis dianggap telah melompati satu generasi dan tidak lagi menjadi perhatian oleh para milenial yang mulai memiliki anak. Salah satu hal yang membuat para milenial meninggalkan kismis adalah fakta bahwa kismis termasuk dalam jenis makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi.  Ditambah lagi kismis tidak memiliki kandungan vitamin C sebanyak buah-buahan segar.

Sebenarnya industri kismis sudah mulai mengalami kemunduran pada tahun 1970-an. Pada tahun tersebut, California Raisin Avisory Board (CalRAB) telah mencoba berbagai pendekatan periklanan untuk meningkatkan citra kismis di mata konsumen. Usaha tersebut menemukan titik terang pada tahun 1986 yang ditandai dengan keberhasilan CalRAB melakukan debut layar lebar dalam sebuah iklan untuk Perusahaan Sun-Maid. Terobosan semacam itu bisa saja diulang kembali untuk meningkatkan minat para milenial terhadap kismis. Salah satu perusahaan kismis, Sun-Maid, melakukan terobosan dengan meluncurkan produk kismis yang terbuat dari sari buah alami tanpa tambahan gula rasa semangka dan stoberi.

  1. Pekerjaan Kantor

Tidak mengherankan lagi jika industri satu ini terancam eksistensinya oleh para milenial. Mari kita flash back sejenak. Dulu, pekerjaan yang dianggap keren adalah pekerjaan kantoran dimana pegawainya bekerja dari pagi hari hingga menjelang senja. Dengan pakaian necis, setelan jas rapi dan bekerja di belakang komputer, pekerjaan jenis seperti ini dianggap sebagai pekerjaan yang keren dan idaman bagi semua orang. Namun tidak dengan jaman sekarang.

Zaman sekarang, minat para milenial terhadap pekerjaan kantor menurun drastis. Mereka cenderung lebih menyukai pekerjaan yang yang fleksibel dan tidak terikat. Kebebasan dalam bekerja ini dianggap para milenial tidak membebani dan membuat mereka lebih produktif. Mereka lebih suka hanya memakai pakaian santai untuk bekerja, serta mengerjakan pekerjaan di café atau di rumah dan mengirimkan hasilnya via email. Milenial lebih suka dan mengincar pekerjaan yang berhubungan dengan perkembangan tekhnologi. Memang, perkembangan tekhnologi yang sangat pesat tak hanya mengubah pola konsumsi para milenial, namun juga membuka lapangan-lapangan pekerjaan baru. Salah satu profesi dambaan yang diidam-idamkan oleh para milenial adalah Youtuber. Bahkan anak kecil zaman sekarang pun jika ditanya perihal cita-cita, tak sedikit yang menyebutkan bahwa cita-cita mereka adalah menjadi Youtuber.

  1. Sabun Batang

Agak mengherankan jika sabun batang termasuk dalam industri yang terancam eksistensinya oleh para milenial. Aneh tapi nyata. Begitulah keadaannya. Menurut Mintel, penjualan sabun batang di Amerika Serikat turun sebanyak 2,2% dari tahun 2014 hingga 2015. Penurunan ini dianggap disebabkan oleh para milenial. Dalam siaran pers, Mintel menyebutkan bahwa sebanyak 48% dari total konsumen Amerika Serikat percaya bahwa sabun batang mengandung uman setelah digunakan. Pendapat tersebut santer keluar dari konsumen yang berusia 18 hingga 24 tahun. Bahkan persentase konsumen berusia 18 hingga 24 tahun yang berpendapat seperti itu adalah sebesar 60%.

  1. Costo

Costo merupakan perusahaan internasional yang bergerak di bidang pemasaran. Perusahaan ini juga terancam keberadaannya oleh para milenial. The Washington Post melaporkan pada Januari 2018 bahwa kaum milenial beralih ke belanja online untuk membeli barang-barang penting. Nampaknya, para milenial lebih nyaman berbelanja lewat online karena lebih mudah. Hanya dengan beberapa klik, barang belanjaan sudah sampai rumah. Berbeda halnya dengan belanja di toko, mereka harus repot-repot membawa belanjaan ke rumah. Hal inilah yang mengancam keberadaan Perusahaan  Costo.

Itulah 8 jenis industri yang terancam keberadaannya karena para milenial. Sebenarnya, menyalahkan milenial juga bukan hal yang benar. Pola konsumsi serta gaya hidup yang berubah disebabkan oleh perkembangan tekhnologi. Mau tak mau, jika suatu industi ingin tetap bertahan, maka ia harus melakukan banyak inovasi atau bahkan revolusi.

 Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang industri yang terancam tutup akibat para milenial, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Mengapa Generasi Milenial Tidak Disukai Generasi Sebelumnya? Ini Alasannya
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tutupnya Mal di Berbagai Negara
KPR untuk Kaum Milenial
9 Sektor Industri yang Tersungkur Akibat Hantaman Virus Corona
10 Kesalahan Keuangan yang Dilakukan oleh Milenial
Mengapa Banyak Mall Tutup? Ini Dia Biang Keladinya!
Soft Skills yang Harus Dimiliki Kaum Millennial
Industri yang Mampu Bertahan dalam Resesi
Perencanaan Keuangan yang Pas Buat Kaum Millennial
Contoh Surat Balasan Kunjungan


Bagikan Ke Teman Anda