Perbedaan Cara Berpikir Orang Kaya dan Orang Miskin
Dalam suatu komunitas sosial di masyarakat, pastinya dikenal istilah kaya dan miskin. Kaya dan miskin adalah dua tingkatan taraf hidup dan perekonomian yang menentukan status seseorang. Si Kaya dinilai telah berkelimpahan dengan materi dan harta sedangkan si Miskin adalah mereka yang hidup serba kekurangan dan kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Masyarakat yang memiliki status pereoknomian diantara dua tingkatan tersebut biasanya disebut dengan kelas menengah dan mendominasi hampir seluruh komunitas sosial di dunia.
Tentu saja jika diberi pilihan, sebagian besar orang akan memilih dilahirkan menjadi orang kaya. Siapa yang tidak mau hidup bergelimang harta tanpa harus memikirkan lagi bagaimana cara mencukupi kehidupan sehari-hari? Namun, benarkah sesederhana itu gaya hidup orang kaya yang bisa membuat mereka mempertahankan status perekonomiannya hingga beberapa generasi?
Kaya dan miskin bukan cuma dipengaruhi oleh nasib dan keberuntungan semata. Ada perbedaan mendasar dalam hal cara berpikir dan kebiasaan hidup yang dimiliki oleh orang kaya namun tidak ditemukan dalam keseharian orang miskin seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Menciptakan peluang vs menunggu peluang datang
Orang kaya percaya bahwa takdir dan nasib bisa diubah dengan kerja keras dan kecerdasan. Jika ada situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka, maka diciptakanlah kondisi lain yang memungkinkan untuk mereka berkembang dan meraih keuntungan. Mereka tidak terpaku pada satu bidang pekerjaan saja, melainkan menguji kemampuan dalam bidang lainnya melalui usaha dan perhitungan matang.
Sedangkan orang miskin cenderung menunggu nasib baik atau keberuntungan datang dan pasrah terhadap nasib. Jika mereka gagal dalam satu bidang usaha, mereka tidak cukup berani mencoba peluang lainnya yang dirasa asing. Orang miskin lebih memilih menunggu hingga ada peluang yang bisa memajukan bisnis yang ditekuni tersebut.
Berjuang untuk menang vs berjuang agar tidak kalah
Orang kaya memiliki tujuan yang pasti, memenangkan suatu kompetisi. Mereka memiliki ambisi yang tinggi untuk menjadi nomor satu. Mereka tidak mudah putus asa dan mencoba banyak cara untuk memenangkan suatu kompetisi dalam hal bisnis dan pekerjaan.
Sedangkan orang miskin cukup puas dengan menjaga keuntungan seadanya asalkan tidak menjadi pihak yang kalah atau merugi. Mereka lebih memilih melepaskan keuntungan besar tetapi penuh resiko daripada mengejar posisi nomor satu yang bisa berakibat kekalahan jika gagal dalam kompetisi tersebut.
Komitmen vs harapan
Jika memiliki suatu tujuan, orang kaya berkomitmen untuk mencapainya. Mereka tidak ragu untuk bangun lebih pagi dan membuka usaha lebih awal untuk menarik calon pelanggan lebih banyak dan mengorbankan hari libur demi keuntungan tambahan. Namun orang miskin cenderung berharap nasib baik akan datang dan memberikan keuntungan tambahan pada usaha dan bisnis mereka tanpa ada tindakan nyata.
Mereka mungkin mau mencoba berusaha dan mengembangkan usaha mereka, namun mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Tidak ada rencana kerja dan perhitungan yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut sehingga harapan mereka hanya menjadi angan-angan yang menyejukkan di masa sulit.
Kesempatan vs masalah
Tidak ada usaha yang akan berjalan mulus-mulus saja sepanjang masa tanpa masalah. Pastinya akan muncul kompetitor baru atau perubahan situasi yang membuat pekerjaan jadi tidak semudah biasanya. Orang kaya melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk berkembang dan mencoba manuver baru dalam menjalankan bisnisnya. Mereka menjadikan tantangan ini sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi dan mau belajar memperbaiki kelemahan mereka.
Orang miskin melihat masalah sebagai beban berat yang terkadang bisa mematahkan semangat juang. Lebih parah lagi, mereka bisa melihat suatu masalah sebagai pertanda bahwa suatu pekerjaan tersebut tidak cocok atau tidak ditakdirkan untuk dirinya.
Itulah perbedaan mendasar pola pikir antara orang kaya dan orang miskin yang membuat orang kaya menjadi sukses dan akhirnya mendapat keuntungan yang berlebih. Pola pikir ini sangat menentukan kelangsungan sebuah usaha dan juga sangat patut dicontoh untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Di sisi lain, orang kaya cenderung bersikap lebih logis dalam hal bisnis, sehingga yang diutamakan hanyalah untung dan rugi belaka. Berbeda dengan orang miskin yang terkadang masih membawa perasaan dan pendapat pribadi dalam bisnis, seperti hal berikut:
- Logika mengenai uang
Orang kaya memandang uang sebagai alat tukar semata yang dikaitkan dengan neraca laba rugi. Mereka berpegang teguh pada logika pada saat berbisnis dan memandang semua rekan mereka adalah sama dalam hal bisnis, tidak peduli latar belang teman atau kerabat. Sedangkan orang miskin masih cenderung emosional dalam hal untung rugi. Tidak jarang mereka mengorbankan keuntungan demi atas dasar pertemanan atau hubungan keluarga demi menjaga sebuah hubungan.
- Keegoisan dan kemandirian
Seseorang yang sukses dan mementingkan diri sendiri dianggap nilai yang baik dalam bisnis, karena mereka tahu apa yang terbaik bagi dirinya dan bisnis yang dijalankannya. Mereka menjalankan bisnis memang untuk mencari untung, bukan untuk menyelamatkan dunia. Tetapi orang miskin cenderung membawa penilaian pribadi dan perasaan dalam bisnis. Banyak yang menolak peluang besar hanya karena dinilai tidak sejalan dengan pendapat pribadi atau segan terhadap pihak-pihak tertentu.
- Memanfaatkan sisi emosional
Bagi orang kaya, sisi emosional dari konsumen adalah peluang yang dapat digali potensinya untuk memperbesar keuntungan. Mereka tahu bahwa banyak orang diluar sana yang serakah dan mudah terbujuk oleh promosi besar. Orang miskin mungkin mengetahui hal ini tetapi cukup segan memanfaatkannya demi keuntungan. Mereka lebih berpegang teguh pada strategi dan keberuntungan dalam menjalankan usahanya.
Artikel Terkait
- Inilah 12 Ciri-ciri Orang yang Akan Kaya di Masa Depan. Apakah Anda Memilikinya?
- Mengapa Jumlah Anak Keluarga Kaya Lebih Sedikit Dibanding Keluarga Miskin?
- Kenapa Negara Miskin Tidak Mencetak Uang Terus-terusan supaya Kaya?
- Cara Orang Kaya Tetap Kaya
Demikianlah artikel tentang perbedaan cara berpikir orang kaya dan orang miskin, semoga bermanfaat bagi Anda semua.