Tip Finansial Yang Tidak Membutuhkan Penghematan
Dalam setiap tip keuangan selalu muncul penghematan. Hidup hemat dinilai mampu menyelamatkan kehidupan finansial di masa depan. Namun di sisi lain, penghematan sering kali dianggap membatasi keinginan. Hal ini tentu tergantung dari sudut pandang masing-masing orang.
Penghematan bukanlah masalah untuk mewujudkan keinginan, melainkan lebih merujuk pada cara mengelola uang dengan lebih bijaksana. Ketika Anda membelanjakan uang lebih dari yang dihasilkan, tentu hal tersebut akan membawa masalah bagi kondisi finansial Anda. Namun, apabila Anda membelanjakan sebagian besar dan menyisakan sebagian kecil dari gaji yang diterima, maka kehidupan yang Anda jalani akan lebih baik.
Bagaimana bisa menjalani hidup dengan finansial yang baik, tanpa harus melakukan penghematan? Mungkinkah hal tersebut bisa diwujudkan? Bisa saja. Simak tip finansial berikut ini.
- Hidup di bawah kemampuan
Entah karena mengikuti arus lingkungan pergaulan atau memang sebagai tujuan hidup, banyak orang yang menerapkan gaya hidup hedonis dan terjebak di dalamnya. Bagi mereka yang benar-benar mampu secara finansial, tentu tidak menjadi masalah, sebab mereka memiliki sumber daya untuk itu. Lain halnya dengan mereka yang sebenarnya hidup dalam sumber daya finansial yang terbatas. Kelompok inilah yang akan ‘babak-belur’ jika tetap bertahan dengan gaya hidup tersebut. Sebab, akan sangat sulit hidup di atas kemampuan finansial yang dimiliki.
Sebenarnya Anda bisa menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan mandiri secara finansial tanpa perlu penghematan sebagaimana dilakukan kebanyakan orang. Caranya mudah saja, hiduplah di bawah kemampuan Anda. Ketika penghasilan Anda semakin meningkat, tetaplah hidup seperti sebelumnya. Meski dengan penghasilan tersebut, sebenarnya Anda bisa membeli apa saja yang diinginkan.
Misalnya Anda memiliki penghasilan sebesar Rp 3 juta. Namun karena hidup seadanya, Anda bisa menyisihkan setengah dari penghasilan tersebut sebagai tabungan. Anda terus bekerja keras sehingga penghasilan Anda menjadi Rp 7 juta per bulan. Meski penghasilan meningkat, namun gaya hidup Anda tetaplah sama, sederhana dan bersahaja, sehingga biaya hidup sehari-hari pun tidak banyak menyita anggaran.
Prinsipnya hidup di bawah kemampuan finansial memungkinkan Anda untuk memiliki segala sesuatu yang diinginkan tanpa perlu melakukan penghematan secara ketat.
- Abaikan iklan dan rayuan markerter
Iklan produk baik di media massa maupun elektronik termasuk media sosial sering kali memicu hasrat untuk berbelanja dan membeli produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Banyak orang yang didorong untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan dan mengadopsi gaya hidup yang sebenarnya tidak mampu dibeli. Tanpa disadari, orang-orang ini dibentuk untuk kecanduan konsumerisme dan pembiasaan terhadap utang.
Hidup di zaman serba modern seperti sekarang ini memang banyak sekali godaannya. Oleh sebab itu, Anda harus memiliki mental yang kuat agar tidak mudah terpengaruh dengan rayuan bahasa iklan maupun markerter. Apapun usaha yang dilakukan oleh markerter, tujuan mereka adalah menjual produk, sehingga mereka akan melakukan segala macam cara untuk meningkatkan penjualan, termasuk menguras isi kantong Anda.
Anda tidak perlu berhemat ketika membeli barang-barang yang Anda butuhkan. Prinsipnya adalah membeli fungsi, bukan merek apalagi gengsi. Dalam mengalokasikan uang Anda untuk berbelanja, belilah barang-barang yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan fungsinya. Misalnya Anda membutuhkan sebuah ponsel untuk memudahkan dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari informasi. Belilah ponsel smartphone dengan spesifikasi sesuai kebutuhan Anda. Abaikan ‘bujukan’ untuk membeli smartphone keluaran terbaru dari merek tertentu yang sedang tren. Sebab, harganya pasti akan jauh lebih mahal dan Anda mungkin tidak membutuhkan fitur-fitur yang menjadi keunggulan dari smartphone tersebut.
Berhemat bukan berarti hidup dalam kemiskinan, tetapi lebih mengacu pada kemampuan mengatur dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebaliknya, pemborosan secara perlahan namun pasti akan menyebabkan kebangkrutan.
- Jangan takut berinvestasi
Investasi seolah menjadi ‘primadona’ dalam mengelola keuangan. Kali ini pun demikian. Lakukanlah investasi sejak dini, maka Anda memiliki peluang untuk meraup keuntungan yang semakin besar di masa mendatang. Bermain surat berharga seperti saham, obligasi, sukuk, deposito berjangka, atau reksa dana bisa menjadi pilihan. Selain surat berharga, Anda pun bisa berinvestasi pada jenis aset fisik lain seperti properti atau emas dalam bentuk logam mulia. Bahkan mulai merintis bisnis pun merupakan investasi.
Sisihkan sebagian penghasilan yang Anda peroleh untuk berinvestasi. Semakin banyak yang diinvestasikan, maka semakin baik. Artinya, Anda dapat menekan pengeluaran untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, dan mengalihkannya pada upaya mencapai kemandirian finansial di masa depan. Di satu sisi, Anda tetap dapat menikmati hidup. Di sisi lain, Anda terus berusaha meningkatkan kemampuan finansial.
- Jangan menggunakan kartu kredit
Anda punya kartu kredit? Jika ya, maka sebaiknya Anda mulai untuk tidak menggunakannya, bahkan jika perlu mengguntingnya. Gunakan uang tunai atau kartu debit untuk setiap transaksi yang Anda lakukan. Tindakan ini bukanlah bentuk penghematan, melainkan mengelola keuangan dalam upaya menerapkan hidup sederhana sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki.
Disadari atau tidak, kartu kredit sering kali menciptakan ilusi fleksibilitas finansial. Artinya, Anda seakan-akan didogma memiliki banyak uang, padahal faktanya tidak demikian. Bahkan, bisa jadi uang tunai yang Anda miliki tidak sebanyak limit kartu kredit Anda. Adanya dogma tersebut, Anda akan terdorong untuk menghabiskan lebih banyak dari yang Anda inginkan, plus bunga yang dibebankan atas keseluruhan transaksi kartu kredit Anda.
Bertransaksi dengan kartu kredit artinya Anda berutang. Konsekuensinya tentu saja Anda harus membayar tagihan kartu kredit sejumlah nominal transaksi ditambah dengan bunganya. Hal ini jelas bukan cara mengelola keuangan secara sehat. Alih-alih berhemat, Anda justru akan terjerumus dalam jeratan utang.
- Belilah barang yang harganya murah
Barang murah tidak selalu murahan dan memiliki kualitas buruk. Banyak alternatif barang kebutuhan yang harganya lebih murah dengan fungsi yang sama dan kualitas yang tidak kalah bagus. Tentu saja, Anda harus jeli dan pandai-pandai dalam memilih, karena banyak pula beredar barang-barang tiruan atau palsu.
Misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, pasta gigi, dan lain sebagainya. Banyak pilihan merek dengan fungsi sama, tapi harga berbeda. Pilih sesuai kebutuhan dan harga yang lebih murah. Dengan demikian, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang, bahkan bisa menyimpan lebih banyak untuk berinvestasi.
Artikel Terkait
- Tip-Tip Finansial Yang Berhasil
- Tip Berhemat Dalam Jangka Panjang
- Kesalahan-Kesalahan Paling Umum Saat Mengatur Keuangan
- Tip Berhemat Saat Jalan-Jalan
Demikianlah artikel tentang tip finansial yang tidak membutuhkan penghematan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.